🍼PELIHARAAN BARU ALANKA🍼

1.4K 74 1
                                    

Tidak ada sangkut paut dengan dunia nyata
.
.
Tokoh, peristiwa, dan tempat dalam cerita ini
Bersifat fiktif

.
.
.
.
.

Saat membantu Fajar menanam bunga untuk penelitian sekolahnya, Alanka tak sengaja menemukan seekor ulat berwarna hijau seperti daun, mata bocah berumur 3 tahun lebih beberapa bulan itu berbinar cerah tangannya terulur mengambil ulat seukuran telunjuknya yang tengah memakan daun tersebut.

Tawa geli si bocah membumbung tinggi mengundang perhatian Fajar yang sibuk menggali tanah dengan sekop kecil dan memindahkannya ke pot. Membelalak melihat ada ulat ditangan si bungsu, sontak saja Fajar merampas ulat tersebut dan melemparnya jauh-jauh dan menggendong Alanka menuju keran dan mencuci tangannya dengan sabun

Setelah dipastikan benar-benar bersih, ia membawa Alanka masuk ke dalam, mendudukkan si kecil dan menyalakan televisi mencari channel kartun

" Ah Polo "

Berhenti di siaran Pororo, manik karamel si bungsu tak berkedip menatap kearah layar kaca. Fajar memijit pelipisnya dan menghembuskan nafas lelah

Memastikan sang adik dalam batas aman, Fajar beranjak meninggalkannya melanjutkan pekerjaan yang sempat tertinggal

" Titak, ada titak... " Si bocah menjerit girang melihat seekor cicak merayap di tembok, tubuh kecil agak gempal itu melompat-lompat berusaha menangkap seekor cicak yang kini menjadi incarannya

Alanka terduduk, mendongak menatap Cicak yang tidak bisa ia gapai, terlalu tinggi. Lalu ia melihat Bara yang melintas dengan satu tangan memegang buku dan tangan satu lagi memegang gelas minuman.

Terlintas ide, Bara tinggi pasti bisa bantu

" Abang, ambil-ambil Titak "

Alis Bara terangkat heran, berusaha mencerna apa yang dimaksud oleh adik kecilnya ini.

" Ituna Abang, Titak..tangkap "

Maksudnya cicak yang diatas sana?

" Untuk apa? "

" Mau sayang-sayang "

Bara menghela nafas, kalau sudah bilangnya begitu dia tau akhirnya akan bagaimana, menggelengkan kepala menolak permintaan si bocah yang bibirnya sudah melengkung kebawah dan matanya berkaca-kaca.

" Jadi nda boleh sayang-sayang? "

Bara tersenyum tipis dan mengangguk, Alanka cemberut menatap cicak yang mulai menjauh setelah ia mendengar perdebatan kakak beradik ini tentang akan memelihara dirinya.

" Kalau Alan mau pelihara, Alan boleh pelihara kucing, kelinci, atau ikan "

" Ikan mau! "

Bara mengangguk pelan, setidaknya ikan lebih baik daripada cicak ataupun ulat yang membuat gatal.

Keesokan harinya, sudah ada akuarium besar dengan banyak ikan hias nan cantik didalamnya di kamar si bungsu. Begitu membuka mata, si bocah langsung berjongkok didepan akuarium menatap ikan-ikan yang tengah berenang

" Ada Nemo, iii ada Doli juga " Seru Alanka menemukan dua ikan dari film yang kemarin ia tonton bersama kedua abangnya, Theo dan Rayyan. Bahkan setelah ada akuarium dikamarnya ini, Alanka selalu menolak dimandikan sebelum ia puas memandangi Nemo dan Dory.

ALANKA |Baby Version|END|Where stories live. Discover now