"Memang kamu ngerti soal kamera?"

Sambil meringis canggung, Ara menggeleng cepat. "Enggak sih, Pak."

"Terus kenapa malah nanya kamu dan bukannya nanya saya?"

"Lah, kenapa Bapak nanya saya? Kalau soal ini harusnya Bapak tanya adik Bapak sendiri, saya mana tahu, orang saya cuma ditanyain doang."

"Kalian akrab?"

Kedua kaki Garvi kembali melangkah, dengan gerakan gesit Ara langsung mengekor di belakang sang atasan.

"Biasa aja sih, Pak," balas Ara saat kini sudah mulai menyamakan langkah kaki mereka.

Garvi tidak terlalu menggubrisnya.

***

"Loh, Pak, itu bukannya Mbak Arin?"

Yang ditanya langsung menoleh ke arah sekitar dan tak lama setelahnya ia menemukan sesosok yang dimaksud.

Garvi kemudian mengangguk dan mengiyakan. Namun, pria itu tampak acuh tak acuh, tidak seperti biasa yang mendadak ingin mengajak bergabung dengan sang kekasih.

Hal ini membuat Ara bertanya-tanya. Ada apa nih dengan sang atasan, tumben banget. Lagi berantem apa gimana? Batin Ara merasa kepo.

"Pak, Bapak lagi berantem ya sama Mbak Arin?"

Detik berikutnya Ara mulai tersadar saat mendapati tatapan datar milik sang atasan.

Astaga, Tuhan, bagaimana Ara bisa lupa kalau sang atasan sudah putus dengan sang kekasih?

"Makan sayur, Zahra, makan sayur!" decak Garvi sambil menatap Ara dengan ekspresi kurang sukanya.

Ara menundukkan kepala malu. "Maaf, Pak, lupa. Namanya lupa kan nggak inget, Pak."

"Kamu ini dikit-dikit pelupa padahal masih muda banget. Heran saya, kan sudah saya bilang, makan sayur, Zahra. Apa aja yang masuk ke dalam tubuh kamu itu diperhatikan betul-betul, jangan sembarang."

Kalau sudah dinasehati demikian, Ara memilih diam saja.

"Mikirin apaan sih?"

Kali ini Ara terkekeh. "Mikirin jodoh saya, Pak, kira-kira lagi ngapain ya dia."

"Belum dibikin kali."

Ara langsung merengut kesal. "Jahat banget, Pak, masa belum dibikin, kalau belum lahir mah masih mending dikit. Lah, kalau belum dibikin apa kabar tuh?" Pandangannya kemudian menerawang diiringi helaan napas berat, "mana bentar lagi udah mau lebaran lagi.

"Salah sendiri nggak mau sama adik saya."

Ara langsung menatap sang atasan dengan tatapan datarnya. "Bapak bisa nggak sih, stop bikin candaan begini?"

"Saya serius loh padahal."

"Tahu lah."

"Kalau sama saya?"

"Hah?"

💙💙💙💙

💙💙💙💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

💙💙💙💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


💙💙💙💙

Mencoba untuk tetap up meski cuma seuprit, meski pembacanya udah pada kabur dan lupa, gpp, aku sendiri juga udh agak2 lupa sih, tpi gpp, tetep semangat meski sebenernya pengen nyerah🤣🤣🤣

Bossy or Besty?Where stories live. Discover now