Bab 13; Dalam Malam yang Tenang, Beberapa Hati Kembali Patah

2.1K 309 215
                                    

Bab 13;Dalam Malam yang Tenang, Beberapa Hati Kembali Patah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Bab 13;
Dalam Malam yang Tenang, Beberapa Hati Kembali Patah

____________________________________________

Menjelang pukul delapan malam, Mama menghubungi Denta. Lewat sebuah panggilan telepon yang berlangsung selama kurang lebih dua menit, wanita itu mengatakan kalau dia sudah tiba di rumah dan ingin anak-anaknya segera pulang. Maka meski sebenarnya pemuda itu enggan membangunkan Kala yang baru sepuluh menit lalu jatuh tertidur di sofa ruang kerja Tante Sahara, ia terpaksa bangkit, berjalan pelan-pelan keluar dari ruangan untuk mencari keberadaan Tante dan berpamitan, sebelum nanti ia kembali lagi untuk membangunkan Kala.

Kafe masih cukup ramai. Pengunjung yang rata-rata anak muda itu masih banyak yang berlalu-lalang lewat pintu masuk, masih banyak yang duduk tenang membaca buku di meja masing-masing, masih banyak yang tenggelam dalam baris-baris lirik emosional dari lagu milik Dygta feat. Kamasean yang saat itu dibawakan oleh seorang perempuan di atas panggung. Masih banyak sudut-sudut kafe yang terisi oleh mereka-mereka yang enggan pulang. Masih banyak orang yang betah memandangi suasana jalanan di luar melalui jendela-jendela kaca, menunggu sampai isi gelas minuman di hadapannya tandas.

Saat Denta membawa langkahnya keluar, kafe benar-benar masih ramai. Akan tetapi, di tengah keramaian itu, ia bisa langsung menemukan Tante Sahara. Wanita dengan kemeja burgundy yang lengannya digulung tiga lipatan itu duduk tidak jauh dari pot berisi tanaman peace lily yang bunga-bunganya sudah mekar sempurna. Dari sudut itu, Denta bisa melihat Tante Sahara sedang berbicara dengan seseorang, ditemani dua gelas Americano yang sepertinya sudah hampir mencapai dasar. Tampaknya mereka sudah mengobrol cukup lama, untuk itu Denta memutuskan mendekat setelah menunggu selama beberapa saat sampai ia merasa ada jeda untuk dirinya menyela. Lagipula, Denta hanya akan berpamitan sebentar dan setelahnya langsung pulang.

Namun, beberapa langkah sebelum ia sampai ke meja Tante Sahara, sebelum ia sempat memanggil wanita itu untuk melihat kedatangannya, pertanyaan dari perempuan di hadapan Tante Sahara saat itu menahan pergerakan Denta.

"Ngomong-ngomong, Mbak Mitha gimana kabarnya sekarang? Semenjak Mas Haris meninggal, aku bener-bener putus kontak dari dia. Dia juga udah nggak pernah lagi datang buat sekedar nengokin Mama."

Meski saat itu Denta tidak sepenuhnya tahu apa yang mereka bicarakan sebelumnya, bahkan ia tidak pernah merasa mengenal perempuan itu, tetapi ia cukup yakin bahwa nama yang baru saja perempuan itu sebut adalah Mama.

Untuk itu Denta mundur satu langkah dari posisinya. Berusaha membuat jarak,  tetapi tidak membuat suara mereka hilang dari pendengarannya. Pemuda itu memutuskan untuk menahan sejenak langkahnya di sana untuk kemudian melihat bagaimana Tante Sahara mengambil napas lebih panjang dan menjawab dengan suara yang lebih ringan.

"Dia ... cukup baik. Seenggaknya udah jauh lebih baik daripada satu tahun yang lalu."

Perempuan di hadapan Tante Sahara kini tampak memutar-mutar gelas Americano yang isinya hampir tandas. Arah pandang perempuan itu berhenti di atas meja, tatapannya kosong untuk beberapa saat, sebelum akhirnya dia menghela napas panjang dan melanjutkan bicara.

Hujan Bulan DesemberOnde histórias criam vida. Descubra agora