33. KEANDRA

70 11 2
                                    

"Yes akhirnya lo keluar juga, Li!" Evan menepuk punggung Liam berkali-kali meluapkan kegembiraan nya.

Liam memutar bola matanya malas. "Sakit anjir!" keluhnya. Si pelakunya malah nyengir tanpa dosa.

Mereka berenam sedang berjalan di lorong rumah sakit. "Anggota yang lain oke kan?" tanya Keandra.

Gesta selaku orang yang bertanggungjawab mengangguk. "Aman, dra. Semua udah pulang dengan keadaan sehat wal'afiat. Lagian luka ringan doang si."

"Gue gak luka si tapi capek anjaii," ujar Evan memijat lehernya.

"Istirahat malah curhat," sahut Elang.

"Yeuu, iye iye! Ngeluh dikit gak ngaruh wir."

Elang menepuk bahu Evan sekali dengan senyum menandakan dirinya yang hanya bercanda tidak serius.

Posisinya baris depan ada Liam yang di himpit Keandra dan Evan, baris kedua sisanya.

"Sorry. Semalam gue hampir gagal." Liam berucap dengan menunduk penuh penyesalan.

Btw dia gak di rawat sampai seharian.

Kelima orang itu melihat Liam. Evan menggeleng. "Keren anjir! Lu tau gak? Belum tentu gue di posisi lu bakal bisa!"

"Iye, lu bahkan sampai terluka gini buat selamatin tuh duit! Kurang kece apa coba?" ujar Keandra.

"Hm gue gak setuju apa kata lu, li. Soalnya lu emang luar biasa mimpin mereka dan gak ada satupun yang luka berat," ucap Gesta.

"Nah! Itu point nya. Lagian daripada itu harusnya lu berterimakasih sama diri lu sendiri yang udah berjuang sampai luka." Elang bersuara.

"Lu berhasil kok, Li," timpal Al.

Mendengar itu entah kenapa Liam merasa dirinya benar-benar keren, ah dia sedikit terharu.

Dia tidak menyesal membantu hanya menyesal karena hampir gagal. Ia sangat senang karena kemarin polisi datang tepat waktu, membuat usahanya tidak mengkhianati hasil.

Dengan sok sedih dia memanyunkan bibirnya di iringi getaran kecil. "Gue terhura banget sumpah! Gak bisa ini gak bisa gue luapin!" katanya dengan menutup mulutnya.

Evan bergidik geli dan menoyor kepalanya. "Jijik anjir, gak cocok wajah gentleman sikap cuteman!"

Liam menatapnya sebal. "Lu gak bisa buat gue bahagia bentar apa?"

"Dih ngapain buat lu bahagia? Mending bahagiain pacar gue!"

"Oh begitu, cukup tau!" Agak dramatis Liam melipat bibirnya.

"Cih, makin mau muntah gue!"

Adu bacot terus berlanjut dari mereka berdua bahkan sampai di dalam mobil. Sisanya hanya mendengarkan kadang geleng kepala pelan dengan tingkah mereka berdua.

Tapi diam diam Keandra tersenyum senang melihat Liam yang kembali ceria daripada sebelumnya yang sedikit murung.

Ahh bukan hanya Keandra semua anggota.

☠️

"Lu bisa obatin gak si!?"

Ily sedikit menunduk dengan bibir mengerucut. "Gue kan udah hati-hati."

"Tapi sakit! Kalau gak bisa obatin gak usah obatin! Sana sana gue bisa sendiri!" Kenzo sedikit mendorong tubuh Ily agar minggir dari hadapannya.

Gadis itu menghela nafas berat, Ia melihat jam di dinding UKS pukul 2 siang. Tadi, dirinya sengaja menunggu Kenzo yang entah di apakan di ruang guru bersama Robin lalu mengajaknya ke UKS untuk mengobati.

KEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang