28. KEANDRA

98 9 2
                                    

"Emang lu gak penasaran rasanya?" tanya Keandra dengan pulpen yang sengaja menompang dagu, matanya terkunci melihat Ily yang sedang membaca buku di depan nya

"Omongan lu ngawur."

Keandra menyandarkan punggungnya. Mereka berdua berada di kafe sore ini. Tadi, Ily di sogok pakai buku untuk jalan jalan sore bersamanya.

Ily yang menyukai novel remaja tentu tidak menolak lagipun dia memang tidak akan menolak tawaran Keandra selama tidak ada janji dengan Kenzo.

Biarkanlah hati Ily berlayar kesana kemari sampai berhenti di pulau tujuan.

"Daripada baca terus cuma dapat ngilernya aja enak nya gak, kan?"

Ily merotasikan bola matanya. "Otak lu sore ini gak bener ye, dra."

Keandra tiba-tiba menutup buku di tangan Ily, mengambil atensi cewek itu. "Because of you. I want to taste your lips again."

Ily tercengang.

"Gimana rasanya air liur kita menjadi satu, bibir lu yang lembut pas gue gigit, lid--"

"Stop!" Satu telapak tangan Ily terbuka di depan Keandra. Gerakan selanjutnya membuat Keandra mengaduh kesakitan.

"Ah ampun ampun! Sakit, sayaaaaang!"

Ily sengaja mempelintir telinga nya. "Lanjutin." Dia berucap santai sekaligus menantang.

Keandra menggeleng cepat merasakan panas di sekujur telinganya. "Gak lagi gak lagi janji janji!!"

Dia mengusap telinganya yang memerah setelah Ily melepaskan nya. "Galak banget."

Ily dengan santai membaca kembali. "Baru tau?" katanya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

Keandra meletakkan dagunya di tumpuan tangan sembari menggerutu sangat pelan nyaris tak terdengar. "Biri tii."

Sayangnya telinga Ily menangkap ucapan nya buat gadis itu mendengus pelan, diam diam tersenyum di balik buku yang dia angkat hingga menutupi wajahnya.

Jadi, di kafe itu Keandra menghabiskan waktu menunggu Ily membaca walau sesekali dia membuka topik pembicaraan di balas singkat oleh Ily, sambil mencicipi menu kafe yang baru di buka.

Sepulang dari kafe. Ily di ajak mampir membeli beberapa makanan, makanya sekarang tangannya penuh dengan bingkisan.

Dia turun dari motor Keandra dengan hati-hati. "Makasih, dra!!"

Laki-laki itu sudah melepas helmnya. "Hm, sini gue bantu lepas helm."

Ily membiarkan tangan Keandra bergerak di sekita lehernya membuat dia menahan senyum geli.

Melepas helmnya Keandra tidak lupa merapikan rambut hitam Ily yang berantakan. "Anak cantik, dah rapi."

Ily terkikik geli memukul lengan Keandra sebagai pelampiasan salah tingkahnya. "Udah hampir malam. Lu langsung pulang aja."

Yah walau Ily tidak pernah menawarkan kata mampir si.

"Okay, baby girl." Keandra memakai helmnya kembali.

Cup

Mendapat serangan kecupan tiba-tiba di helm buat Keandra membeku sesaat. Kepalanya menoleh ke arah Ily yang sudah berlari berada di depan pintu rumahnya sambil tertawa.

"Hati-hati, dra!! Dahh." Dia melambaikan tangan sebelum tubuhnya benar-benar lenyap termakan pintu.

Keandra mendengus lalu menutup kaca helmnya merasa semu dengan kecupan mendadak itu walau bukan di kulitnya.

KEANDRAWhere stories live. Discover now