Chapter 11.

312 25 0
                                    


"Widihh ... tumben pakai cincin. Kamu pacaran ya?"

"Ya." Jawabku seadanya. Aku sebenarnya jengah melihat Bam-bam dan Hanbin tiba-tiba mengikutiku entah darimana datangnya mereka.

"Dengan siapa?" Tanya Hanbin yang kini berjalan di sebelah ku.

"Seorang pria."

"B-bukan itu maksudku tapi ... ya baiklah, seorang pria ya.. pasti dia tampan dan sesuai dengan tipe mu hehe."

Langkahku berhenti lantas berbalik melihat Hanbin yang langsung membuang pandangannya ke depan. Aku menghela nafas dan tidak tahu harus berkata apa. Sepertinya Hanbin masih mengejar ku untuk menjadi miliknya.

"Mbin ... apa kau masih menyukaiku?"

"Of course tapi setelah ini mungkin aku akan mundur karena aku tidak ingin menjadi perusak hubungan mu dengan kekasih mu." Setelahnya Hanbin pergi membuatku merasa tidak enak padanya. Dia dan Bam-bam selalu menemaniku kemanapun aku pergi, jadi sepertinya gara-gara Hanbin mengutarakan perasaannya padaku, pertemanan kami menjadi kacau.

"Mbin! Tunggu, mari kita berbicara tentang pertemanan kita."

"Tidak. Aku sudah tidak minat menjadi temanmu. Bertemanlah dengan Bam-bam atau yang lainnya."

"Astaga Hanbin! Jangan bersikap seperti anak kecil."

Hanbin berhenti berjalan dan berbalik melihatku dengan wajah tengil. Namun dia tidak berkata apa-apa selain membentuk isyarat 'oke' menggunakan jarinya lalu lanjut berjalan lagi.

Aku tidak tahu apa maksudnya. Tapi aku tidak ambil pusing, aku lebih baik pergi menuju kelas ku sekarang. Dan Bam-bam menyusul ku.

"Satu-persatu... mereka akhirnya meninggalkan Lisa, apalagi yang harus aku lakukan sekarang? Apakah aku harus menghasut Bam-bam juga supaya anak itu sendirian dan aku dengan mudah menerkam nya?" Seseorang di balik pintu loker bergumam sendiri dengan setangkai bunga mawar merah yang akan dia letakkan ke dalam loker milik Lisa.

____

Yeaji, Soohyun mengunjungi apartemen Jisoo untuk memeriksa pasangan yang baru menikah itu, apakah hubungannya baik atau tidak. Tapi sepertinya mereka tidak akan menghawatirkan sesuatu tentang anaknya, saat ini Jennie terlihat begitu perhatian dan melindungi Jisoo dari apapun.

Soohyun POV. 

Aku merasa senang melihat kepedulian Jennie terhadap istrinya tapi sebenarnya aku masih belum terima jika putraku menikah dengan begitu cepat dan kami akan memiliki cucu sebentar lagi.

Tapi aku semakin curiga pada istriku yang sedari tadi sibuk bertukar cerita hanya dengan Jisoo sedangkan Jennie dia abaikan begitu saja tanpa menanyakan kabarnya sama sekali.

Dan semalam pun, aku tidak sengaja menemukan kartu kredit dan debit milik Jennie di bawah baju tidur dalam lemari. Aku ingin tahu kenapa dia menyimpannya tapi sebelum itu aku harus menanyakan dulu pada Jennie.

Jadi, aku memanggil Jennie dan mengajaknya ke dapur untuk berbicara.

"Ada apa pi?"

"Jennie, apakah ada sesuatu yang tidak papi ketahui selain hal-hal yang memalukan pada waktu itu?"

Jennie mengerutkan kening lantas menggelengkan kepalanya. "Tidak ada pi. Emangnya kenapa?"

Aku menghela nafas sejenak sebelum merogoh saku ku untuk mengambil kartu kredit dan debit miliknya. "Bisa papi tanya padamu kenapa ini bisa ada di lemari kamar papi?"

Jennie terdiam, akan tetapi matanya mengisyaratkan sesuatu yang membuatku semakin penasaran. Kenapa Jennie terlihat seperti ketakutan?

"A-ah itu ... aku sengaja menaruhnya supaya aku bisa berhemat."

Harmonis? (JENSOO)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon