Chapter 19.

255 24 1
                                    


1 minggu kemudian ...

"Hey bro! Apakah kau bahagia?" Tanya Hae In. Saat ini kami baru saja keluar dari mobil dan akan masuk ke gedung untuk melakukan sidang perceraian aku dengan Jisoo.

"Tentu saja, tapi ... bagaimana ini, aku masih mencintai Jisoo."

Hae In menertawakanku dan menepuk-nepuk pundakku dengan pelan. Dia terlihat sangat bangga melihatku akan berhasil keluar dari lingkungan orang-orang jahat.

"Jangan terlalu dipikirkan, masih banyak wanita lain atau ... kita bisa memulai hubungan yang lebih mesra lagi!" Kata Hae In. Dia saat ini meremas bokongku!

Aku mendecih mendengarkan itu lalu menendang pantatnya. Hae In belakangan ini mulai akrab denganku dan dia dengan mudah mengatakan hal-hal serta tindakan yang berbau mesum.

"Bokongmu sintal sekali, kau nge-gym dimana?"

"Di tempat langganan ku tapi pendampingnya wanita, kau mau?"

"Tentu saja jika aku pergi bersamamu, itu tidak masalah."

"Hei pasangan gay! Kalian mau kemana?" Mami menegur kami. Sepertinya dia tidak masalah jika aku benar-benar memiliki hubungan dengan Hae In. Tapi dibalik itu aku yang tidak mau gay dengan pria ini.

Hae In merangkul bahuku dan menjawab pertanyaan mami. "Kebetulan sidang akan mulai sekitar 40 menit lagi, jadi biarkan aku membawa putramu untuk minum kopi! Aku ingin berkencan dengan dia."

"Oh silahkan. Nanti kembalikan dia kesini. Aku harus pulang sebentar karena bibi menelepon ingin pergi ke tempat temannya, aku takut putriku dan Chaeng melakukan hal lain di rumah!"

"Tapi kenapa mami tidak telepon saja mereka?" Aku mengusulkan.

"Sebenarnya kami ada urusan sebentar. Kami janji akan kembali 30 menit lebih cepat sebelum sidang mu di mulai." Mami segera menggandeng tangan papi menuju ke mobil. Jika dilihat-lihat mami sekarang sudah mulai gendut dan aku tidak sabar melihat mami ketika sedang hamil besar, apakah dia semakin garang atau bahkan baik?

"Menurutmu kopi di kedai mana yang enak, ini atau itu?" Hae In menyadarkan ku, aku segera menunjuk ke sebuah cafe yang memiliki interior cukup sederhana berwarna cokelat.

"Itu! Tapi aku tidak tahu rasanya, aku hanya tertarik dengan tempatnya. Sepertinya sangat bagus jika kita mengambil foto disana."

"Tentu saja, ayo kita kesana." Hae In sekarang menggandeng tanganku. Kami benar-benar mesra sampai dikara kami benar-benar pasangan gay.

Tapi ....

"HEY KALIAN AWAS!!!"

BRAK!!!

Aku dan Hae In masih bergandengan tangan. Kami berdua merasa melayang dan sempat saling tersenyum sebelum terjatuh ke atas aspal lalu aku merasakan sekujur tubuh ku perih.

"TAHAN PELAKUNYA! AKU AKAN MENELEPON AMBULANCE!"

Aku melihat Hae In ketika kudengar ia sedang terbatuk-batuk kemudian mengeluarkan darah dari mulutnya, aku panik dan suaraku menjadi samar-samar memanggil namanya.

"H-hae I-in ..." Dan kemudian aku juga batuk, menyebabkan paru-paru ku terasa panas dan aku segera meremas dadaku untuk meredakan rasa panas itu.

Pandangan ku mulai mengabur saat melihat ke tanganku ada bercak darah yang berasal dari dada ku. Semua orang berteriak lalu tak lama kemudian aku tidak sadarkan diri.

_____

Soohyun POV.

Baru saja aku merasa lega di beberapa menit sebelumnya tapi masalah bertambah lagi, putraku dan putra tuan Jung Sung Il mengalami kecelakaan ditabrak mobil.

Harmonis? (JENSOO)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ