Chapter 15.

276 21 2
                                    


"Hoi Soohyunie!"

"Oh ... kak Jiyong?? Kenapa kau ada disini?"

"Seperti biasa, aku sedang mengajak anakku berjalan-jalan. Bagaimana kabarmu?"

"Oh lucunya.. aku baik-baik saja dan kau?" Kami bersalaman dan aku sempat mengusap kepala anak kak Ji, dia sangat lucu dan wajahnya sangat mirip dengan ayahnya. 

"Aku juga baik-baik saja dan ... harus kau tau kalau aku sangat bahagia ketika mendapatkan anak pertamaku yang tampan dan lucu ini. Halo paman tampan hyunie ..."

"Halo sayang, siapa namanya?"

"Panggil saja little Kwon, aku belum memberinya nama karena kami berdua bingung nama seperti apa yang cocok untuknya."

Aku terkekeh lalu menawarkan kak Ji untuk menggendong anaknya. Ya tuhan, dia tersenyum saat tahu aku akan menggendong nya.

Saat merasakan hal yang hangat ini, aku jadi ingin menambah anak lagi tapi sayangnya Yeaji sudah tidak mau melahirkan anakku.

"Hyunie, apa kau tidak berniat menambah anak lagi? Sepertinya kau sangat menyukai bayi."

"Hahaha tidak kak, tapi nanti sebentar lagi aku dan Yeaji akan mendapatkan cucu."

"Oh, anakmu sudah menikah?" Kak Ji terlihat tercengang saat dia berkata.

"Hm. Beberapa bulan yang lalu anakku menikah, maaf jika aku lupa untuk mengundangmu karena aku tidak mengundang orang banyak, hanya beberapa teman istriku, orangtua kami dan tetangga ku saja yang di undang."

"Aish malang sekali anakmu, andai saja aku di undang waktu itu."

"Kenapa kak? Apa ada masalah?"

"Sini kemari lah lebih dekat lagi dan duduk di sampingku."

Aku duduk di samping kak Ji dan tetap menggendong anaknya yang sekarang sibuk memainkan gelang hitam ku.

"Waktu itu ... aku melihat istrimu sedang berbincang bersama sepasang suami istri dan tidak sengaja mendengar sesuatu. Ini berhubungan dengan siapa nama anakmu itu,  Jen- ah entahlah intinya anakmu yang laki-laki."

"Jennie, kak. Kenapa emangnya?"

"Ya Jennie. Aku mendengar pria itu berbicara jika anak perempuannya hamil dan meminta persetujuan Yeaji untuk menikahkan Jennie dengan anaknya sampai bayi yang sedang dikandung putrinya lahir demi mendapatkan sebagian harta dari si ayah biologis si jabang bayi dengan alasan putrinya hanya tertarik pada Jennie."

"APA?!"

Setelah itu anak kak Ji menangis karena terkejut dengan teriakan ku. Dia segera mengambilnya dariku untuk meredakan tangisnya.

"Hei tunggu sebentar, jangan marah dulu. Ada sesuatu yang lebih penting lagi dan aku berharap itu tidak benar."

"Ya, maaf kak. Aku sudah mulai terbawa emosi." Tanganku tercekal dengan erat saat mengatakan itu. Yeaji benar-benar iblis yang tidak tahu malu!

"Aku memperhatikan bahwa Yeaji menolak dengan keras lalu dia berniat untuk segera pergi dari sana tapi ... si pria itu mengancam untuk memberitahu padamu jika Yeaji sebelum hamil anak perempuan mu, dia sempat selingkuh bersama adiknya yang saat ini tinggal di rumah sakit jiwa.."

"..sehingga ancamannya tersebut membuat Yeaji takut karena dia sangat mencintaimu. Dia rela mengorbankan anak pertamamu untuk menutupi aib anaknya."

Saat itu juga aku menangis dan menutup wajahku akibat terlalu sedih menangisi anakku yang baik, sangat malang nasibnya ketika aku mendengar sebuah fakta yang mengejutkan hatiku.

Harmonis? (JENSOO)Where stories live. Discover now