Chapter 04.

556 49 0
                                    


"Hai sayangku."

Kepalaku reflek menoleh ke belakang ketika mami menyapa, siapa tahu dibelakang ku mungkin ada Lisa atau orang lain namun hanya ada aku disini. Aku terheran-heran melihat mami tersenyum kepadaku, aneh tapi itulah kenyataannya.

"M-mami menyapaku?" Ucapku karena merasa tidak percaya.

Mami mengangguk. "Iya sayang ... anak tampan mami ..."

Semburat merah muncul di kedua pipiku. Aku tidak tahu apa yang terjadi, mami tiba-tiba menghampiriku dan memelukku sambil menepuk punggungku dengan pelan.

"Sayang, kau habis darimana? Apakah kau habis menemui seseorang? Mami mencium aroma parfum wanita di pakaianmu."

Aku tersentak, bagaimana aku harus mengatakannya kepada mami bahwa aku baru saja bertemu Jisoo? Secara tidak langsung mami mungkin akan menganggap ku balikan bersama gadis itu karena mami memang merestui hubungan kami dan dia juga sangat menyukai Jisoo.

"A-anu, aku tadi bertemu dengan teman perempuan ku. Namanya-"

"Kim Jisoo? Apakah mami benar?"

Fuck! Darimana mami tahu, aku langsung mendorong tubuh mami kemudian aku buru-buru berjalan menuju ke atas, aku tidak mau mami mengatakan apapun lagi.

"Mami harap kalian sudah balikan dan besok kau bawa Jisoo kemari menemui mami."

"TIDAK AKAN!"

"Kim Jennie, kau berani membentak dan membantah mami?!" Mami mulai melonjakkan emosinya, aku takut tapi aku memberanikan diri untuk berteriak lagi padanya.

"YA! AKU TIDAK MAU DAN AKU TIDAK AKAN PERNAH MEMBAWA JISOO KESINI UNTUK MENEMUI MAMI!" Aku langsung berlarian naik ke atas dan masuk ke kamarku serta menguncinya rapat-rapat.

Drrtt ... drrtt ...

Yeaji mengambil handphonenya dan menerima panggilan itu secara diam-diam.

"Ya, tunggu aku disana. Aku akan datang sekarang."

_____

"Aish! Hidupku terasa makin tidak aman. Ya tuhan!!! Bagaimana mami bisa tahu dan kenapa bisa dia menyuruhku membawa Jisoo kemari, sedangkan aku saja belum membuat keputusan untuk kembali pada gadis gila itu."

"Ah tidak tidak, aku harus menghindari Jisoo. Entah kenapa aku merasa wanita itu sama jahat dan licik seperti mami. Tapi ... bagaimana jika aku bertemu dengannya lagi dan dia bisa saja menungguku di sekolah?! Arrghh!!!"

Aku menghentak hentakan kakiku dan membuang semua bantal serta cover bed ku ke lantai sebagai pelampiasan rasa kesalku.

Tok ... tok ..

"Kak Jen? Apakah kau di dalam?"

Aku dapat mendengar suara Lisa dari luar kamar karena kamarku sengaja tidak dibuat kedap suara seperti kamar Lisa.

Oleh karena aku tidak mau mengecewakan Lisa, aku segera beranjak dari ranjangku untuk membuka pintu untuknya.

"Ada apa Li?" Tanyaku pelan dan menutupi perasanku yang sebenarnya.

Lisa bukannya menjawab namun ia melihat ke dalam kamarku, berantakan. Dan aku tahu apa yang ia pikirkan sebelum ia mengatakan.

"Kakak kenap-"

"Lagi kesal. Ada apa kau mencariku?"

Lisa terlihat manyun dan menundukkan kepalanya.

Saat itu juga aku sadar ketika melihat Lisa sudah berdandan rapi mengenakan baju kaos pink pemberianku bersama dengan rok putih di atas lutut, tak lupa dengan gelang perak pemberianku juga yang melingkar di pergelangan tangannya. Aku langsung tersenyum lebar karena senangnya bukan main kemudian mengatakan. "Tunggu sebentar, kakak mau ganti baju."

Harmonis? (JENSOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang