Chapter 23

11 2 0
                                    

"Na, gue mau nanya sesuatu sama lo," ucap Genta kepada Gerhana yang saat itu baru tiba di kelas.

"Yaudah tanya aja, memangnya lo mau nanya apa?"

"Kita ke taman belakang aja biar enak," ajak Genta, sementara Gerhana tampak bingung dengan perubahan sikap Genta, tidak biasanya temannya seperti ini.

"Gue taruh tas dulu," balas Gerhana, setelahnya merekapun beranjak pergi ke tempat yang ingin mereka tuju saat ini.

Jarak taman belakang sekolah dari kelas mereka tidak begitu jauh, makanya tidak perlu waktu lama untuk Gerhana dan Genta sampai di taman. Setelah sampai di taman, Genta mengeluarkan ponsel dari saku celananya, kemudian ia memperlihatkan sebuah foto yang memperlihatkan Gerhana dan Kaira yang sedan duduk berdua di bawah akar pohon besar, bisa disimpulkan jika foto itu adalah foto Gerhana dan Kaira kemarin sore.

"Lo dapet dari mana foto itu?" tanya Gerhana, ia kaget ketika melihat semua foto-foto itu.

"Enggak penting gue dapet foto ini dari mana, yang jelas gue udah tau semuanya," balas Genta.

"Ternyata, apa yang dibilang Keinan selama ini benar kalau sebenarnya lo suka sama Kaira."

"Okai, gue tau sekarang, jadi Keinan yang udah ngirim foto itu. Sialan!" umpat Gerhana kesal, ia tidak menyangka jika Keinan selicik itu.

"Dan lo dengan mudahnya percaya sama omongan dia?" tanya Gerhana menatap kearah Genta, sementara Genta hanya diam, sejujurnya ia tidak begitu yakin dengan ucapan Keinan, tetapi, ketika melihat foto itu ia juga merasa curiga kepada Gerhana.

"Lo seharusnya percaya sama gue, Ta. Gue sahabat lo dan gue enggak mungkin ngehianatin lo."

"Terus, foto ini? Apa lo bisa jelasin sama gue tentang foto ini?" ucap Genta.

"Kemarin, Kaira memang ke tempat latihan gue sama Tara, lagian di situ juga ada Tara, cuma waktu di foto aja Tara lagi enggak ada di sana, kalau lo enggak percaya lo bisa tanya langsung sama Kaira atau Tara."

"Lagian lo tau sendiri Keinan itu gimana, dia itu cuma mau ngadu domba kita, Ta, dan lo jangan mudah kehasut sama dia," jelas Gerhana.

Genta berpikir sejenak, ia memikirkan semua ucapan Gerhana yang memang benarnya. Mereka semua juga sudah tahu jika Keinan memang bukanlah orang baik dan dengan bodohnya ia terjebak di dalam perangkap Keinan, Genta merasa menyesal telah mempercayai Keinan dibanding temannya sendiri.

"Lo benar, Na. Gue bodoh banget mau kemakan omongannya Keinan, gue minta maaf, ya, Na," ucap Genta.

"Gue udah maafin, kok, lo santai aja," jawab Gerhana yang dibalas anggukan oleh Genta.

"Oh, iya. Gue boleh nanya sesuatu lagi sama lo?"

Gerhana menaikan sebelah alisnya,  kemudian mengangguk.

"Iya, boleh. Memangnya lo mau nanya apa lagi?"

"Gue cuma mau tau lo sebenarnya suka sama siapa?"

Gerhana tersenyum hambar, ia tidak mengira jika Genta akan menanyakan hal ini.

"Gu-gue, gue suka sama Tara," ucap Gerhana asal.

Sementara Genta tersenyum dan menepuk pundak Gerhana. "Gue udah nebak, sih, dan menurut gue lo sama Tara itu cocok."

Gerhana lagi-lagi tersenyum tipis, ia merasa bersalah karena telah membohongi Genta. Tetapi, semua ini ia lakukan agar hubungan pertemanan mereka terus berjalan baik, ia tidak mau jika Genta ikut membenci dan memusuhinya, bahkan hubungannya dengan Arkana belum membaik, maka dari itu Gerhana tidak mau jika hubungannya dengan Genta ikut memburuk.

"Untuk menebus kesalahan gue sama lo, gimana kalau malam ini kita berempat double date," ucap Genta yang sukses membuat Gerhana kaget.

"Double date?" ucap Gerhana, ia mengulangi kembali ucapan Genta, memastikan jika dirinya tidak salah dengar.

Genta mengangguk membenarkan. "Iya, double date. Lo sama Tara dan gue sama Kaira. Lo mau, kan?"

"Ayolah, Na. Lo mau, ya," bujuk Genta.

Gerhana yang tidak ingin ada kesalah pahaman lagi diantara dirinya dan Gentapun mengiyakan, lagipula dengan cara ini juga dirinya bisa meyakinkan Genta jika dirinya memang tidak ada apa-apa dengan Kaira.

"Yaudah, kalau gitu nanti malam gue tunggu lo sama Tara di pasar malam, ya," ucap Genta yang diangguki oleh Gerhana.

****

Sampainya di pasar malam, Gerhana dan Tara berhenti di suatu tempat yang tak jauh dari permainan kora-kora, mereka berdua duduk di kursi yang sudah disediakan di sana.

"Kita tunggu di sini aja, bentar lagi Genta sama Kaira ke sini," ucap Gerhana kepada Tara, sementara Tara hanya mengangguk dan kemudian mengusap lengannya yang serasa dingin.

Tara saat ini hanya menggunakan kaos crop top dengan lengan pendek yang dipadukan dengan celana jinsnya.
Wajar saja jika saat ini ia merasakan kedinginan, ditambah lagi cuaca malam ini memang agak sedikit dingin dari malam-malam sebelumnya.

Gerhana yang peka akan hal itupun dengan sigap memberikan jaket yang ia kenakan kepada Tara, dengan lembut ia memakaikan jaketnya kepada Tara. Tentu saja hal itu membuat Tara terpaku dengan perlakuan hangat Gerhana, ia merasakan pipinya menghangat saat ini.

"Lain kali kalau keluar malam enggak usah pakai baju kayak gini," peringat Gerhana, sementara Tara hanya mengangguk.

"Em, btw makasih jaketnya," ucap Tara yang hanya diangguki oleh Gerhana.

Entah kenapa, beberapa saat suasana diantara mereka menjadi canggung.

"Em, Ra," ucap Gerhana membuka obrolan.

"Iya, kenapa, Na?"

"Makasih, ya. Lo udah mau bantuin gue, gue enggak tahu gimana jadinya kalau ternyata lo nggak mau ikut double date malam ini."

Tara tersenyum. "Iya, sama-sama," balas Tara.

"Oh, iya, lo kenapa enggak jujur aja sama Genta kalau lo juga suka sama Kaira, lagian, kan, kita enggak bisa nentuin mau di mana dan sama siapa kita jatuh cinta. Gue juga yakin, kok, kayaknya Kaira juga suka sama lo," jelas Tara.

"Gue belum siap, Ra. Gue belum siap kalau hubungan gue sama Genta memburuk, lo tau sendiri sekarang hubungan gue sama Arkana gimana dan gue enggak mau kalau hubungan gue sama Genta juga memburuk cuma karena cewe," balas Gerhana.

Tara mengerti, ia paham dengan kondisi Gerhana saat ini, situasinya saat ini benar-benar rumit bagi Gerhana, mungkin menyembunyikan semuanya adalah jalan keluar yang terbaik.

"Lo yang sabar aja, ya, Na. Gue yakin pasti semua masalah lo akan selesai seiring berjalannya waktu," ucap Tara dengan senyumnya, bahkan tangannya saat ini mengelus lembut pundak Gerhana untuk menenangkan.

Gerhana tersenyum lembut membalas perlakuan hangat Tara, kalau boleh jujur, sebenarnya Gerhana juga bingung dengan perasaannya, ia tidak yakin jika dirinya masih menaruh perasaan kepada Kaira. Ditambah lagi saat ini ada Tara, wanita yang selalu berada disampingnya dan selalu menyemangatinya di setiap kepurukannya.



PLUVIOPHILE ~SELESAI~ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang