Chapter 11

11 2 3
                                    

Pagi itu, suasana di dalam kelas cukup riuh. Banyak murid-murid yang mengobrol sembari tertawa ria. Gerhana yang baru saja tiba di kelas, langsung di sapa hangat oleh Genta yang sudah terlebih dahulu datang. Dugaan Gerhana benar, Genta pasti sudah datang lebih dulu, karena ia sangat tahu jika sahabatnya itu selalu datang pagi-pagi sekali.

Bisa dibayangkan bagaimana reaksi Genta jika melihat Gerhana datang bersama Kaira tadi, pemuda itu pasti akan bertanya banyak hal kepada Gerhana.

"Si Arka mana? Kata Bimo, tadi dia lihat lo sama Arka pergi bareng, waktu di parkiran," tanya Genta.

"Arka tadi ke kamar mandi, jadi gue duluan," balas Gerhana membuat Genta mengangguk paham.

"Ada Pak Endut, ada Pak Endut!" teriak seseorang di kelas mereka, ia memberitahu seisi kelas jika guru kiler itu sedang berjalan ke kelas mereka.

Mendengar itu, semua murid di kelas langsung duduk rapi di bangku mereka masing-masing.

"Ngapain Pak Ipul ke kelas kita? Bukannya hari ini nggak ada jadwal pelajarannya, ya?" tanya Genta bingung.

"Gue juga nggak tahu," balas Gerhana.

"Siapa tu?"

"Oh iya, siapa tu?" ucap beberapa murid di kelas, Gerhana dan Genta yang memang dari tadi mengobrol mengalihkan atensi mereka.

"Kayaknya, tu anak baru di kelas kita deh, Na," ucap Genta.

'Jadi, tu cewek sekelas sama gue?' batin Gerhana, ia tidak suka jika harus sekelas dengan gadis itu.

Genta yang melihat raut wajah tak biasa dari Gerhanapun bingung, "Na, lo kenapa?" ucap Genta yanng membuat Gerhana sedikit kaget.

"Enggak, gue nggak apa-apa," balasnya.

"Pagi, semuanya!" sapa Pak Ipul dengan semangat paginya.

"Pagi, Pak," balas seisi kelas serempak.

"Hari ini, kalian semua kedatangan teman baru. Namanya adalah Tara Kirana," ucap Pak Ipul.

"Nak, Tara ini, pindahan dari luar negeri, Bapak harap kalian semua dapat berteman baik dengan Tara."

"Baik, Pak," ucap mereka serempak.

"Baiklah, Nak Tara, kamu boleh duduk di bangku sembelah Gerhana." ucap Pak Ipul yang diangguki oleh Tara.

"Tapi, Pak. Di samping saya itu sudah ada Arka, mendingan dia duduk di tempat lain aja, Pak," saran Gerhana.

"Enggak masalah, nanti suruh Arka saja yang pindah, Tara biar tetap duduk di depan di sebelah kamu, biar dia nyaman belajarnya."

Gerhana masih ingin membuka suara, ia tidak mau jika harus duduk berdampingan dengan gadis itu. Namun, ia juga tidak mempunya cukup keberanian untung menentang pak Ipul.

"Ayo, Tara. Kamu silahkan duduk," ucap Pak Ipul.

Tarapun mengangguk dan menurutinya, ia berjalan dan duduk di samping Gerhana. Wajah pemuda itu terlihat jelas jika tidak menyukainya.

"Permisi, Pak," ucap Arkana yang baru saja tiba. Pemuda itu berjalan perlahan mendekati kepala sekolah sekaligus guru yang terkenal kiler di sekolahnya itu.

"Dari mana saja kamu? Jam segini baru mau masuk kelas!" tanya Pak Ipul dengan nada tegasnya.

"Maaf, Pak. Saya barusan dari kamar mandi," balas Arkana dengan jantung yang dag-dig-dug. Ia sangat takut jika akan dihukum nantinya.

"Yasudah, duduk di tempatmu." Arkana merasa legah, ia sangat beruntung mendapat kebaikan dari Pak Ipul hari ini. Namun, disaat ia ingin duduk di bangkunya, ia Merasa bingung dengan gadis yang sudah duduk manis di bangkunya.

PLUVIOPHILE ~SELESAI~ Where stories live. Discover now