Chapter 07

21 4 10
                                    

"Tentang varsha (hujan) dan semua dikara (Keindahan) yang tercipta setelah kehadirannya."

- Gerhana Madana Pradigta -

****

Pagi-pagi sekali Gerhana sudah berada di kantin, tujuannya hanya satu yaitu mengantarkan kripik singkong buatannya untuk dititipkan di warung Mak Ijah.

"Ini semuanya ada lima puluh bungkus, Mak," ucap Gerhana pada Mak Ijah.

"Iya, Nak." balas Mak Ijah diiringi anggukan kepala.

"Kalau gitu Gerhana pamit ke kalas, ya, Mak, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam." Mak Ijah tersenyum melihat kepergian Gerhana, jarang sekali di jaman sekarang ada anak muda sepertinya. Menurut Mak Ijah Gerhana adalah pemuda yang baik dan juga pekerja keras.

Sampainya di kelas, ternyata Gerhana sudah di tunggu oleh kedua sahabatnya. Ya, siapa lagi kalau bukan Arkana dan Genta.

"Nah ini dia, udah ditungguin dari tadi juga," ucap Genta, tangannya sembari merangkul pundak Gerhana.

"Kenapa?" tanya Gerhana bingung kepada kedua temannya.

"Itu, Na. Sih Genta udah tahu apa yang di sukai sama Kaira." Mendengar ucapan Arkana, Gerhana ikut penasaran dan memberi isyarat jika ia juga ingin tahu.

"Kaira suka cokelat," jawab Genta tersenyum lebar.

Gerhana hanya mengangguk dan ber oh saja, jujur di dalam hatinya ia ikut senang mengetahui sesuatu yang disukai oleh gadis itu.

"Gue mau minta bantuan lo, Na."

Gerhana menaikan alisnya. "Minta bantuan apa?"

"Gue mau lo bikinin puisi yang indah buat Kaira, gue pengen coklat yang gue kasih ke dia jadi lebih spesial," ucap Genta, ia tahu jika sahabatnya ini paling pandai  membuat puisi, sehingga ia yakin jika Kaira akan terhanyut kedalam bait-bait tulisan indah yang telah Gerhana rangkai sedemikian rupa.

"Gue nggak mau, lo bikin sendiri aja deh, lagiankan yang mau PDKT itu lo, bukan gue," tolak Gerhan, lelaki itu kemudian pergi menuju bangku tempat duduknya.

Arkana dan Genta saling menatap dan mengekori kepergian Gerhana, mereka berdua berusaha membujuk sahabatnya itu.

"Ayolah, Na. Lo tahu sendiri gue kan nggak bisa bikin puisi, yang ada bukannya jatuh cinta si Kaira malah ilfil sama gue," mohon Genta sambil memelas kepada Gerhana.

"Iya, Na. Lo nggak kasihan apa sama si Genta, sekian lama ia ngejomblo akhirnya dia bisa ketemu sama cewek yang bener-bener kriteria dia," tambah Arkana ikut membujuk Gerhana.

Gerhana berpikir sejenak, memang benar yang dikatakan Arkana, Genta bukanlah tipe pemuda yang mudah jatuh cinta dengan seorang gadis, bahkan sewaktu SMP, banyak sekali para gadis yang mengidolakannya karena ketampanan serta kemahirannya dalam bermain basket. Tetapi, Genta mengabaikan semua wanita itu, karena tidak ada yang menarik di matanya.

Sementara itu, Kaira dan kedua temannya baru saja sampai di kelas, melihat ketiga gadis itu masuk dan duduk di bangku mereka masing-masing, Gerhana dan kedua sahabatnya langsung diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Namun, sebelumnya mereka sempat melirik ke arah ketiga gadis itu.

"Pagi Kaira," Sapa Arkana memecah keheningan.

"Iya, pagi," balas Kaira dengan senyum manisnya.

"Kenapa disapa begok," bisik Genta pada Arkana, entah ada apa dengan dirinya, Genta seperti merasa canggung dan malu ketika bertemu gadis itu.

PLUVIOPHILE ~SELESAI~ Where stories live. Discover now