Natsu Yasumi

14 5 0
                                    

"Ah, Sensei! doushite Sensei wa nomanaino? baka janaino, Sensei?."

"Aish, urusaina.. (berisik)."

Terlalu banyak minum, Yosuke terus meracau, protes pada Ryouki yang menolak untuk minum.

Ryouki mengatakan, ia sudah berhenti meminum minuman beralkohol sejak kuliah.

Sulit dipercaya, tapi, ia benar-benar melakukannya.

Meski Ryouki yang berbanding terbalik untuk mentraktir sahabatnya, Yosuke tetap saja masih kesal.

Karena Ryouki tidak memberitahunya sejak awal.

Dan ia tidak tahu tentang itu.

"Sensei wa hidoi.. hidoi.." Yosuke memukul-mukul bahu Ryouki.

"Mattaku! kau bilang, kau tidak akan membuatku menggendongmu seperti ini.." Ucap Ryouki, menggelengkan kepala.

"Ah, Sensei.. Aku rasa.. Aku rasa.. p-perutku.."

"Jika itu terjadi, Aku tidak akan me--"

"Hwe!!."

"Baka!."

Ryouki mematung, membiarkan Yosuke yang terjatuh, tergeletak begitu saja.

"Kau akan membayar ini."

***

"Tapi, kamu disitu sehat 'kan? hari ini masuk kerja gak?."

"Alhamdulillah,.. sehat, Mah. Aku disini lagi istirahat, makanya nelepon hehe."

"Oh, lagi istirahat. Syukur kalau gitu."

Irene tengah berada di atap Rumah Sakit.

Menelepon Ibunya, yang berada di Bandung.

"Mah.."

"Iya, kenapa?."

Irene tersenyum malu-malu. "Kangen.."

Terdengar suara kekehan di balik telepon sana.

"Ya, udah pulang sini."

Irene ikut terkekeh. "Aish, dame desuyo.. (gak boleh tahu)."

"Eh, apa itu artinya? Mamah lagi pusing, nih."

Lagi, keduanya terkekeh.

Karena perbedaan waktu antara Indonesia dan Jepang, juga jadwal Irene, membuat mereka hanya bisa bertukar pesan saja.

"Ya, udah, Mah. Mau makan siang dulu, ya."

"Oh ya, udah atuh.. makan siangnya sama apa? makan sayur 'kan?."

"Yosh! makanannya selalu sehat kok wkwk."

"Hahah.. oke, deh. See you!."

"See you, Mom!."

Meski Irene berasal dari keluarga yang sederhana, ia dan keluarganya bukan orang yang kaku.

Alias, terbuka. Satu sama lain.

Irene-pun menutup teleponnya.

Saat ia hendak berbalik..

"Bikkuri!."

Irene terkejut.

Ia terkejut, dengan kehadiran Amamiya-Sensei.

Ryouki tersenyum, melangkahkan kakinya, mendekat.

Kaigoshoku No HatsukoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang