"Mou ii.. (sudahlah)." Ucap Ken.

"Demo.. (tapi)."

"Shigoto wa shigoto da! (pekerjaan tetaplah pekerjaan)."

Ken mencoba membuat Irene untuk tidak memikirkan banyak hal.

Sebut saja, ia sedikit menghiburnya.

Si paling peka emang!

"..modotta houga iinjanai? (bukankah lebih baik untuk kembali bekerja?)." Lanjutnya.

"Ne, Akachan!."

Tick!

"Aish! itaiyo! (sakit tahu)." Protes Irene, karena Ken menyentil dahinya.

Sebenarnya, Irene lebih tua dua tahun dari Ken.

Hanya saja, Ken bekerja di Rumah Sakit lebih dulu sebelum Irene.

Itulah kenapa, Ken sedikit lebih berani pada Irene dan menyebutnya dengan sebutan bayi, mengingat status Irene, sebagai Anak Magang.

Meski begitu, tentu ia tidak seberani itu saat berhadapan langsung dengan Aoi, yang juga adalah Senpainya.

Jelas, bahkan Amamiya-Sensei saja tahu tentang itu.

***

"Hai, wakarimashita (baik, Saya mengerti)."

"Chanto kanggaete kudasaine, Ikinari-San.. (tolong pikirkan dengan baik)."

Aoi menelan salivanya, terdiam.

Ia sedikit gugup, sekaligus bingung.

"Kalau begitu, Saya permisi." Ucapnya, beranjak dari tempat duduk.

Tanpa menjawab, sang Leader hanya menatapnya.

"Shitsureishimasu."

Setelah merendahkan tubuhnya, Aoi keluar dari ruangan.

Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

Bahkan dari raut wajahnya saja, ia nampak memikirkan banyak hal.

Terutama, apa yang baru saja Keiko tawarkan padanya.

Yaitu, untuk menjadi Leader selanjutnya, menggantikan Wakano yang hendak pensiun.

Akan tetapi, bukannya senang, justru Aoi tampak murung.

Mengingat ini, bukanlah kali pertama ia di jadikan salah satu kandidat yang di rekomendasikan olehnya.

Ya, Aoi sudah pernah mendapatkan tawaran ini sebelumnya.

Tapi, ia berikeras untuk menolaknya.

Dengan alasan, Aoi masih terlalu muda untuk menjadi seorang Pemimpin.

Padahal, dari segi pengalaman dan juga otoritas kerjanya, ia sudah bisa dikatakan layak untuk menjadi Leader dari para perawat Kaigo di Rumah Sakit ini.

"Yosh! Yosh!." Aoi menepuk-nepuk kedua pipinya.

"Mari kita pikirkan itu nanti!."

***

"Sumimasen!."

"..Sumimasen!."

"Ah! Sumimasen!."

Dari kejauhan, terlihat Irene yang tengah terbirit-birit menuju ruangan Sachou.

Wakano, sang Leader-- meminta Irene untuk memberikan beberapa berkas laporan yang diminta Sachou dalam bentuk hardcopy.

Kaigoshoku No HatsukoiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora