chapter 37

2.5K 146 16
                                    

Di tempat lain tepatnya di sebuah ruangan terdapat empat pria tampan, tiga pria yang tertidur di atas kasur dan satu pria yang tidur di sofa panjang.

Empat pria itu antara lain adalah Duke Xavier, jenderal Rekza, penyihir agung Lucas dan juga Marques Edward yang ternyata sistem pindahkan ke sana juga.

Tiba-tiba salah satu dari mereka terbangun.

"Shh" ringisan keluar dari mulutnya saat merasakan kepalanya yang berdenyut kencang dan juga tubuhnya yang terasa remuk.

Ia mencoba mendudukkan tubuhnya diatas sofa dengan tangannya yang masih memegangi kepalanya yang terasa Sakit.

"Sakit sekali Kepala dan tubuhku " ucapnya dengan sesekali meringis saat ia menggerakkan badannya.

Pria itu adalah Edward yang baru saja terbangun dari pingsannya karena terkena sihir yang dilayangkan oleh Protagonis wanita, alias Aya.

Ia melihat sekelilingnya heran, kenapa dia bisa ada di sini pikirnya bertanya-tanya.

Sekarang Matanya tertuju pada tiga pria yang masih tak sadarkan diri di atas kasur di ruangan itu.

"Mereka masih belum sadar?" Bingungnya saat melihat ketiga teman-temannya ada di sana.

Saat merasakan seperti ada yang terlewat ia mencoba mengingat kembali apa yang membuatnya menjadi gelisah.

Saat ia mulai mengingat semuanya tiba-tiba ia teringat sesuatu, dengan cepat ia berdiri tegak dari duduknya.

"Zia!" ujarnya secara spontan saat mengingat apa yang ia lupakan.

Edward menoleh kesekelilingnya mencari keberadaan gadis itu didalam ruangan, tapi nihil ia tak menemukannya.

Saat ingin berjalan keluar ruangan untuk mencari Zia tiba-tiba suara salah satu temannya terdengar.

"Shh...Di mana ini?" Tanya mereka secara bersamaan.

"Edward?" Beo mereka lagi.

Edward yang mendengar itu langsung menoleh kebelakang melihat kearah kasur tempat dimana ke tiga teman-temannya berada.

Ternyata ke tiga pria itu sudah sadar dari pingsannya yang disebabkan oleh sihir kaisar heksa karena geram melihat Tingkah ketiganya.

"Mau kemana kau?" Tanya Duke Xavier lagi saat melihat Edward ingin keluar dari ruangan.

"Mencari zia" ucapan jujur.

Seketika ketiga pria disana yang mendengar itu langsung menatap kearah Edward dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

"Apa maksud mu?"  Tanya Jenderal Rekza tak mengerti, ia sudah berdiri dan berjalan mendekati Edward dan di ikuti juga oleh Lucas dan Duke Xavier di belakangnya.

"Aku ingin mencari Zia dan kaisar heksa" jawab Edward lagi.

mereka di sana semakin tak mengerti untuk apa Edward mencari Zia dan Kaisar heksa dan yang lebih membingungkan lagi dari mana Edward tau tentang Zia? Apakah Edward mengenal Zia? Pikir mereka bertiga.

"Kau-" Lucas yang baru saja ingin bicara terhenti karena suara pintu yang di buka dengan kasar.

Brakkk...

"Zia..." Teriak orang yang tadi membuka pintu itu.

Mereka yang ada di dalam terkejut termasuk Lucas, ia yang melihat siapa orang itu langsung melotot dan menatapnya tajam.

Lalu berjalan mendekati pintu itu dan  menyerang orang itu secara tiba-tiba.

Sedang kan Regan, yah Regan orang yang membuka ruangan itu adalah Regan. Ia juga ikut terkejut saat melihat bahwa di sana bukan Zia tapi melainkan empat para Protagonis pria, ia pun melotot tak percaya tapi saat ia sadar dan melihat ternyata ada bongkahan es yang tajam melayang kearahnya, langsung saja ia menghindar dengan cepat.

Brukkk...

Pintu yang ada di belakangnya hancur seketika karena terkena bongkahan es yang tadi sempat ia hindari.

Ia menatap datar orang yang tadi melayangkan bongkahan es itu secara tiba-tiba kepadanya.

"Apa-apaan ini? apakah dia gila?, Gue gak ada salah tiba-tiba di lempari bongkahan es untung aja gue cepat sadar dan menghindar, jika tidak mati gue"  batin Regan menatap tajam Lucas yang sedang mendekatinya.

"Apa yang kau lakukan?" Ujar Regan saat Lucas sudah ada di depannya, ia tak terima karena perbuatan Lucas yang secara tiba-tiba tadi dia hampir terluka.

"Seharusnya aku yang bertanya kepadamu! apa yang kau lakukan di sini hah?" Tanya Lucas geram saat melihat Regan ada di sana di dalam istana.

"Aku mencari Zia" jawab Regan cepat.

"bukannya seharunya Zia bersama mu?" Lucas ntah kenapa dia merasa sangat marah dengan pria di depannya ini.

"Aku kehilangnya" jawab Regan dengan sembari mengepalkan tangannya karena merasa gagal menjaga Zia.

"Apa yang kau katakan!" Bentak Lucas tak percaya. "Aku meninggalkannya bersamamu karena aku percaya Zia dan juga percaya bahwa kau bisa menjaganya! tapi ini apa? apa yang kau lakukan di sini? Kau kehilangan Zia!" Lanjut Lucas lagi.

"Itu bukan salah ku saja tapi juga salah mu! kenapa kau pergi begitu saja, kau bahkan tak tau apa yang terjadi kepada ku dan zia" Regan mengeraskan rahangnya emosi ia tak terima karena di salahkan.

Sedangkan yang lainnya hanya menyimak Tampa ikut campur karena mereka tak mengerti dengan apa yang mereka bahas, tapi yang mereka yakini ini pasti bersangkutan dengan Zia orang yang mereka sukai.

"Lalu kenapa kau mencari Zia di sini?" Tanya Lucas mencoba merendam amarahnya.

"Ak-" ucapan Regan terpotong oleh Duke Xavier.

"Apa maksud kalian berdua?, Dan Lucas siapa dia? lalu apa yang kalian maksud dengan kehilangan Zia?" Tanya Duke Xavier mewakili dua orang lainnya yang juga bingung ada apa sebenarnya ini dan penasaran apa hubungan Lucas, Zia dan pria di depan mereka ini pikir mereka bertanya-tanya.

Regan yang melihat mereka seperti kebingungan pun terkekeh membuat mereka semakin mengernyitkan dahinya heran dan penasaran.

"Apakah ini yang di maksud para bangsawan kekaisaran yang sangat di takuti dan sangat menjaga kekaisaran?" Kekeh Regan menggelengkan kepalanya membuat mereka yang di sana menggeram marah mendengarnya.

"Apa yang kau katakan hah?" Marah Edward marah karena merasa direndahkan.

"Apa Kalian di sini tak ada yang tau apa yang terjadi di luar? Kalian bercanda hah!, semua telah hancur, api di mana-mana bahkan sudah banyak nyawa yang melayang tapi kalian malah bersantai di sini" ucap Regan meninggikan suaranya Tampa takut bahwa dia akan mati di tangan mereka.

"Kalian tak pantas di sebut sebagai kelima dewanya kekaisaran karena tak bisa menjaga kekaisaran ini dengan benar" lanjut Regan lagi.

Sedangkan Edward yang mendengar itu tentu saja tau apa yang terjadi, berbeda dengan ke tiga teman-temannya yang memang tak tahu dan baru saja sadar.

Saat Duke Xavier ingin melayangkan sihirnya untuk membunuh Regan karena sudah berani merendahkan mereka pun terhenti karena mendengar suara teriakan seseorang.

"ARGHHHHH........."

"....."

Mereka yang ada di sana seketika terdiam mendengar itu, mereka sangat mengenali suara siapa itu.

Tampa berlama-lama lagi mereka berlima langsung berlari keluar ruangan menuju asal suara itu dengan tergesa-gesa.






TBC...

Jangan lupa komen dan vote ya 😉..

Typo ada di sana sini jadi kalau kalian ketemu tandai aja biar nanti aku perbaiki👌.

Maaf kalau ceritanya garing 🙃
Kalau gak nyambung komen ya biar nanti author ganti 😁

Dan terima kasih untuk kalian semua yang udah mau membaca cerita gaje ini sampai chapter sekarang 🙃🥺

Tampa kalian cerita aku gak akan ada apa apanya sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak-banyak untuk kalian.

Ok sampai sini dulu sampai jumpa di chapter selanjutnya 😉❤️...

Papayyyy semua lopyu 🖐️😚

TRANSMIGRASI FIGURAN LICIK [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang