chapter 22

4.5K 237 1
                                    

Di dalam sebuah ruangan terdapat seseorang yang sedang berteriak dengan sangat marah.

"AGHHHH" teriak nya lalu.

Prang...

Brukkk..

Breakkk...

"Arghhhhhh kenapaaaa" teriak nya lagi
Ia melempar semua barang yang ada di dekat nya membuat ruangan itu terlihat seperti kapal pecah.

"Kenapa Duke Xavier tak menyukaiku? seharusnya dia menyukaiku! bukan perempuan itu" geram nya.

"Siapa sebenarnya perempuan itu? seharusnya ia tak ada dan seharusnya aku yang di sana bukan dia!, agrhhhh semuanya rencana ku gagal karena perempuan itu" ia sangat marah karena rencananya untuk menggoda Duke Xavier di pesta itu jadi gagal karena kedatangan Zia yang tiba tiba.

Jika kalian pikir itu adalah Aya, yah kalian benar, Sekarang ia sedang ada di dalam kamarnya.

Tadi setelah bertemu dengan Duke Xavier dan juga Zia dan diusir oleh Duke Xavier ia langsung kembali ke rumah nya dan jadilah Sekarang ia marah marah tak jelas dan menghancurkan apa yang ia lihat.

"Apa benar Duke Xavier sudah memiliki kekasih? dan perempuan itu adalah kekasihnya?" Pikir aya tak percaya ia kira rumor itu hanya lah rumor belaka tapi saat tadi dia bertemu dengan Duke Xavier dan kedatangan Zia ia bisa melihat Duke Xavier yang sangat membela Zia membuat nya percaya.

"Sekarang aku harus bagaimana? aku tak mau terus menerus hidup menderita seperti ini" ujar nya kesal dengan kehidupannya yang miskin.

"aku harus merencanakan sesuatu tak apa jika tak jadi mendapatkan Duke Xavier tapi aku masih bisa mendapatkan yang lebih, seperti mendapatkan kaisar heksa? Ah ya dan aku bukan hanya menjadi duchess lagi tapi menjadi permaisuri" ucap nya lalu tersenyum miring ia sangat yakin bahwa kaisar heksa akan terpikat dengannya.

"Hahaha kau memang hebat Aya hahaah" tawa Aya memuji dirinya sendiri.

  *****

Sedang di tempat lainnya, di istana seorang pria sedang duduk di taman istana sambil menatap langit malam yang sangat indah karena banyaknya bintang yang menemani bulan.

"Huhh" dia menghembuskan nafasnya lelah sambil terus melihat ke arah Langit yang menenangkan.

"Aku ingin kembali" lirih nya.

****

Ok kembali ke figuran licik kita, Zia.

Zia sekarang sudah berada di mansion kediaman Duke Xavier, tepatnya sedang ada di kamarnya yang ada di mansion itu, tadi saat setelah bertemu dengan Protagonis wanita atau kita sebut Aya yang sedang bersama dengan Duke Xavier membuat nya cemburu bahkan marah dan ujungnya berakhir ingin pergi dari pesta karena sudah gak mood.

Bahkan ia sudah tak ingin menjalankan rencananya untuk bertemu dengan para protogonis pria lainnya.
Bukan tak ingin bertemu Selamanya ya tapi masih ada kesempatan untuk bertemu dengan mereka lain kali tapi sekarang Zia sedang tak mood jadinya lain kali saja, pikir Zia.

Dan Duke Xavier yang melihat Zia marah dan ingin pergi dari pesta akhirnya memilih membawa Zia ke kediamannya dari pada Zia pergi lagi dan menghilang yang mana membuat nya menjadi gila lebih baik Zia ia bawa ke mansionnya saja.

Tapi saat sampai di kediaman nya Zia malah marah dan langsung mengurung dirinya di kamar yang pernah ia tempati dan meninggalkan Duke Xavier yang perustasi karena tak sanggup di didiami oleh Zia.

"Huh geram banget gue sama tu Protagonis wanita berani banget dia mau ngedeketin Duke Xavier" marah Zia yang sudah duduk di atas kasur di dalam kamar.

Zia meremas bantalnya kuat yang ada di sana bahkan ia meninju ninju bantal itu dengan beruntal dan membayangkan bahwa yang sedang ia tinju itu adalah wajah Protagonis wanita.

"Aghhh mati Lo Aya"

Bugg..

Bug..

Zia terus meninju bantal itu dengan kesal sampai membuat tangannya yang putih memerah.

"Tenang tuan kau tak perlu marah Duke Xavier tak akan tergoda dengannya, lagian kau juga tau bahwa Duke Xavier Sekarang hanya menyukai anda jadi anda tenang saja" ujar sistem menenangkan

"Tapi tetap saja dia mendekati Duke Xavier aku tak suka jika milik ku di dekati oleh orang lain" marah Zia Lagi, inilah Zia yang sebenarnya ia tak akan suka jika sesuatu yang sudah ia anggap miliknya di usik orang lain.

"Huff sabar sabar, gini ni kalau punya tuan yang cemburuan jadi harus ekstra sabar" batin sistem lelah dengan sikap tuanya itu.

"Sudah nona kau tenang saja, dan berhentilah! kau seperti orang gila jika terus seperti itu" ujar sistem lagi saat melihat Zia yang sudah berantakan di atas kasur dengan terus meninju, menggigit, bahkan menarik dan berguling guling dengan bantal itu yang terus ada di tangannya.

(Zia lagi gulat sama bantal guys 😭🤣
Kalau kalian gimana? sama kayak Zia gak kalau lagi kesal? kalau author si sama🤣)

Zia tak menghiraukan perkataan sistem.
"Aghh kesel kesel, bahkan aku gak jadi ketemu sama protogonis pria karena gak mood" ucap Zia saat sudah berhenti, lalu ia melempar bantal itu ke sembarang arah sangat mengesankan nasib bantal itu.

Setelah melempar bantal itu Zia Langsung merabahkan tubuhnya lalu diam.

Sistem yang melihat Zia Hanya diam pun heran 'tadi marah mara dan sekarang diam sungguh tak bisa di tebak apakah nona menyesal karena tak jadi bertemu dengan Protagonis pria?' pikir sistem.

"Anda kenapa nona?" Tanya sistem saat beberapa menit Zia masih terus diam

"Aaaa sistem gue laper" ucap Zia kembali bersuara yang mana membuat sistem cengo dia kira Zia terdiam karena tak jadi bertemu dengan Protagonis pria tapi ternyata hanya karena laper?.

(Zia itu memang gitu ia kadang pakai Lo gue kadang aku-kamu Jadi maklumin aja guys😉)

"Sistem gue laper bikinin gue makanan dong, gua tadi kan gak jadi makan karena tu Protagonis wanita datang" ucap Zia kepada sistem dengan nada merengek.

Sistem yang mendengar menghembuskan nafasnya panjang lalu menjawab.
"Baik nona akan saya buat kan, Anda ingin di buat kan apa?" Tanya sistem.

"Gue mau emm apa ya" ucap Zia mengetuk ngetuk dagunya berpikir.

"Aja gue tau" ucap nya berbinar lalu.

"Gue mau lo buat seblak, bakso, sate toboki dan, apa lagi ya? Ha ya! aku mau martabak" seru Zia bahagia.

"Baik tuan semua total nya akan di bayar dengan poin anda tuan" beritahu sistem dan di angguki setuju oleh Zia.

"Iya gak papa, mana cepat gue laper" ucap Zia lagi tak sabaran.

Beberapa detik kemudian.

Cring..

Semua makanan yang tadi Zia ingin kan sudah tertata rapi di atas meja yang memang ada di kamar Zia.

Zia yang melihat itu langsung berlari menuju meja itu dengan bahagia.
"Aaa makanan guee" girang nya.

"Terima kasih sistem, kau memang yang terbaik" ujar Zia ke sistem dan langsung duduk di kursi.

"Sama sama nona itu memang kewajiban saya untuk mewujudkan keinginan anda" jawab sistem.

"Selamat mak-" ucapan Zia yang ingin memakan makanannya itu terhenti karena suara ketokan pintu.

Tok tok tok..












TBC..
Semoga kalian suka sama ceritanya..
Dan jangan lupa mampir sama cerita author yang lain😊👌.

Jangan lupa vote dan sepam komen ya guys..👇

See you next chapter selanjutnya😉.

Papayyyy🖐️😚..

TRANSMIGRASI FIGURAN LICIK [On Going]Where stories live. Discover now