chapter 12

8.8K 428 6
                                    

"Yeyyy ayo kita jalan jalan" seru nya lalu berjalan mengelilingi istana yang megah itu.

"Anjir Giman ya kalau gue ambil ni berlian apa ketauan atau gak ya?" Batin Zia mengelus berlian yang ada di dinding istana negara w itu.

"Gak ah! nanti kan malu kalau ketahuan masa cantik gini maling sih gak cocok banget anjirr" lanjut batin Zia lagi sambil meninggalkan tempat itu takut ada prajurit yang melihat nya.

Saat terus berjalan Zia tak sadar bahwa ia tersesat dan memasuki sebuah ruangan yang ada di depannya karena penasaran saat masuk ruangan itu sangat sepi tak ada prajurit yang berjaga atau pun pelayan di sana yang mana membuat Zia mulai takut karena tempat itu sedikit gelap hanya ada penerangan beberapa lampu lilin saja.

Zia itu memiliki pobia tentang gelap, ia memiliki pobia itu karena waktu di dunia nyata nya waktu kecil ia tak sengaja terkunci di gudang rumah nya yang gelap Tampa penerangan selama sehari semalam yang mana membuat nya terauma pada gelap sampai sekarang.

"Kok gelap si?" Gumam Zia masih mencoba mengendalikan rasa takut nya.

Berpikir takut akan terjebak di dalam ruangan itu Zia Langsung kembali menuju  pintu yang tadi jalan nya masuk ke ruangan ini tapi nta kenapa pintu itu tidak mau terbuka lagi padahal jelas jelas Zia tadi masuk melewati pintu itu.

"Iah kok gak kebuka" Zia mulai takut rasa terauma nya mulai kembali, ingatan tentangnya yang terkurung di gudang itu seolah berputar bak kaset rusak di otak nya.

"Gak! gak! Tenang Zia Lo gak boleh takut Lo harus tenang" Zia terus mencoba tenang tapi tetap saja tubuh nya terus bergetar bahkan tubuh Zia mulai panas dingin.

"S-istem, sistem!" Zia memanggil sistem dengan terbata bata tapi sistem masih mode off tak bisa di panggil.

"Si-stem tolongin gue hisk, plis hiks muncul plis" Zia berjongkok mulai manangis di depan pintu itu dengan menutup mata dan telinga nya.
Ia terus memanggil sistem tapi tetap saja sistem tak muncul muncul membuat nya semakin takut bahwa ia akan terkurung lama di sana.

"Hiks vier hiks tolong hiks" Zia sekarang mulai memanggil nama Duke Xavier berfikir bahwa Duke Xavier akan menolong nya sumpah dia tak tahan lagi rasa terauma itu sungguh menyiksa Zia.

Sebar-bar nya Zia dan tak takut akan siapapun tapi tetap saja ia akan takut akan kegelapan, bahkan di dunia nyata nya Dulu saat ia tidur saja lampu harus di hidup kan, jika mati lampu Zia akan di temani sang Abang yang selalu menemani nya sampai Zia tertidur.

Zia mengingat Abang nya dan Mulai menang sang empu.
"Abang Zia gak mau di sini bang hiks, Abang Zia mau pulang Zia takut di sini gak ada siapapun sistem aja nunggu Zia dan vier gak datang datang Zia takut bang hiks" ujar Zia memanggil manggil Abang nya karena saat seperti ini maka Abang nya lah yang akan menemani nya sampai Zia tenang.

Sekarang tubuh Zia menjadi sangat lemas pengelihatan nya mulai kabur dan..

Brukk..

Zia pingsan di dalam ruangan itu karena tak tahan lagi akan terima itu yang terus berputar di pikiran nya.

Beberapa detik Zia pingsan suara pintu di buka oleh seorang.

Greek gerak

Cklek..

      **⋋✿ ⁰ o ⁰ ✿⋌**

Di sebuah lorong istana.
seorang pria yang berumur 21 th sedang berjalan menyusuri istana karena sudah lama ia tak berkeliling di sitana ini karena pekerjaannya yang harus pergi jauh dari ibu kota w.

Saat menelusuri sebuah lorong yang gelap tiba tiba ia mendengar suara dari salah satu ruangan di dana.

Bruk..

Ia menoleh mencari sumber suara.
"Siapa di sana!" ujar nya dingin dengan tatapan yang tajam.

Tak ada jawaban, di sana sangat hening.Ia berjalan menuju ruangan yang tadi terdengar suara.

Mencoba membuka pintu tapi sedikit susah karena pintu itu sedikit macet karena pintu yang mulai usang dan rusak.Beberapa detik mencoba akhir pintu terbuka.

Greek gerak

Cklek..

Saat ia membuka pintu itu ia terkejut melihat seorang gadis yang ada di lantai tak sadarkan diri.

"Siapa dia?" gumam nya masih diam melihat gadis yang ada di lantai itu.

Kalian tau kan siapa gadis yang di maksud itu?..
Yap kalian benar dia adalah Zia yang tadi pingsan karena takut akan kegelapan di ruangan itu.

Saat sadar apa yang ia lakukan dengan melihat saja pria itu langsung mendekati tubuh Zia Dan Tampa babibu langsung menggendong tubuh Zia ala bridal style lalu membewa nya pergi dari sana.

••• ♪┌|∵|┘└|∵|┐♪••

Zia terbangun dari pingsannya di tempat atau sebuah kamar yang sangat bagus dan mewah tapi ia yakin bahwa itu bukan lah kamar di kediaman Duke Xavier jika bukan di sana lalu di mana Zia? Batin nya bingung.

"Gue di mana?, Ini bukan kamar vierr!, Lalu di mana gue apa gue di kamar istana?" Batin Zia bertanya tanya.

" Nona maafkan saya tadi saya tidak tau bahwa anda sedang butuh bantuan" ujar sistem tiba-tiba muncul dan langsung meminta maaf kepada Zia.

"........."

Zia mendengar suara sistem hanya diam dia jadi teringat akan kejadian yang baru saja terjadi yang mana mengakibatkan ia berada di sini sekarang, tempat yang asing baginya.

"Nona maafkan saya saya benar benar minta maaf ini semua salah saya saya tak bisa menjaga anda" sesal sistem Lagi.

Lagi lagi Zia tak menjawab ia malah
melamun memikirkan kejadian tadi, tapi saat melamun tiba tiba ada seseorang yang berdiri di depan nya.

"Siapa kau nona?" Tanya orang yang ada di depan Zia dengan aura yang sangat menyeramkan.

Zia mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang berbicara di depan nya ini.

Deg

Pria yang tadi bertanya mematung saat melihat wajah Zia.
Jantung nya berpacu sangat kencang seperti ingin meledak seperti balon hijau dorrr..

Sedangkan Zia ia juga terkejut saat melihat wajah seorang pria yang sangat tampan ada di depannya tapi bukan Duke Xavier melainkan orang lain.

"Siapa dia?" Batin Zia bertanya dan juga kagum melihat ada pria tampan yang hampir tampan dengan Duke Xavier meski masih Duke Xavier la pemenang nya.

" Dia adalah Protagonis pria ke 3 nona" jawab sistem saat melihat raut penasaran Zia kepada pria itu.

"Haa? Protagonis ke 3"

Zia sekarang paham kenapa wajah dan ciri peria ini seperti di kenali nya ternyata protaginis pria ke 3 ya?,Zia mengangguk anggukkan kepalanya mengerti.

Sedangkan pria itu heran Gus merasa gemas saat melihat Zia yang mengangguk anggukan kepala nya yang mana membuat pipi tembem Zia juga ikut bergerak.

"Dia sangat imut" batin pria itu gemas melihat pipi Zia yang turun dan naik mengikuti pergerakan Zia.



TBC..
Gimana Suka gak?...
Ini dulu ya guys semoga kalian suka 😁
Kalau ada typo tandai biar author perbaiki ok 😉
Jangan lupa komen, vote dan FOLLOW  ya...
Papayyyy... next chapter..

TRANSMIGRASI FIGURAN LICIK [On Going]Where stories live. Discover now