chapter 9

10.1K 543 0
                                    


"Apakah kau tak apa apa?" Tanya Duke Xavier sangat perhatian.

"Saya tidak apa apa tuan" jawab Zia dengan pormal dan sopan.

Duke Xavier mendengar itu penghela nafas nya panjang nta apa yang di pikiran nya tadi sampai sampai ia membawa gadis asing ke mansion nya.

"Tuan di mana saya?" Tanya Zia basa basi pura pura tak tau.

Duke Xavier yang mendengar suara yang sangat lembut itu jadi menatap Zia.

"Di kediaman ku" jawab nya singkat.

Zia menganggukan kepalanya mengerti lalu kembali bertanya.
"Kalau boleh tau anda siapa?" Tanya nya.

"Tuan apakah kau masi-" ucapan sistem terpotong.

"Diam lah tem!, gue hanya basa basi biar dia gak curiga!" Batin Zia.

Sedang kan Duke Xavier terkejut mendengar perkataan Zia, lalu ia membatin.
"Apakah dia tak mengenali ku?, Siapa dia dan dari mana sampai sampai tak mengenaliku?" Batin Duke Xavier tak percaya bahwa ada orang yang tidak kenal dengan duke di negara w ini.

"Emm...tuan" panggil Zia saat melihat Duke Xavier hanya diam saja.

"Saya Alistair josanthon Xavier" jawab nya memperkenalkan diri.

"Xavier?, Seperti nama Duke-" ujar Zia berpura pura mengingat.

"Ya itu saya" sela Xavier.

"Hah?"

"Iya saya Duke Xavier!" Ujar Xavier lagi.

"Ohhh" ujar Zia santai membuat Duke lagi lagi terkejut.

"Kau tak takut dengan ku?" Tanya nya.

"Kenapa? anda hanya Duke bukan dewa" jawab Zia santai lalu berdiri.

"Menarik" batin Duke Xavier terkesan dengan gadis di hadapannya ini.

"Siapa nama anda nona?" Tanya Duke Xavier lagi.

"Arinzia cahaya" jawab Zia singkat.

"Arin!" ujar Duke.

"Kenapa kau memanggilku dengan Arin?, Padahal orang orang memanggil ku Zia" jiwa bar bar Zia sudah mulai keluar dia merasa tak perlu berpura pura anggun di depan Duke Xavier sekarang, jika Duke Xavier tak suka dengan sikap nya ia bisa pergi dan menemui menemui protaginis pria lainnya kan?, Tapi dia yakin bahwa Duke Xavier akan menyukai nya nanti ia yakin!!.

"Kar-"

"Ah sudah lah itu tak penting yang penting sekarang aku ingin makan! vier aku ingin makan" ucap Zia menyela ucapan Xavier dengan tak tau diri.

"Kau sungguh tak tahu malu nona,apa kau tidak takut di penggal?"

Zia tak menghiraukan perkataan sistem ia sudah memiliki rencana sendiri tanpa sistem ketahui.

"Vier?" Gumam Duke Xavier, ini baru pertama kali ada orang yang berani memanggil nya dengan namanya Tampa embel embel tuan Duke.

"Iya itu nama panggilan ku untuk mu dan kau kan juga memanggil ku Arin jadi itu tak apa apa" ujar Zia tersenyum saat mendengar gumaman Duke Xavier itu.

Xavier merasa tak marah sama sekali bahkan malahan ia sangat senang bersama dengan Zia, ia merasa nyaman dengan gadis asing yang sedang bersama nya ini,dan ini juga adalah pertama kalinya ia berdekatan dan berinteraksi dengan seorang perempuan kecuali ibu nya selama masa hidupnya.

"Vier ayo makan!" Ajak Zia lagi, nta kenapa ia sangat laparrr Sekarang.

"Baik lah, ayo!" Xavier mendengar itu menurut dan menarik tangan Zia menuju meja makan di mansion nya.

Menggandeng tangan Zia dan membawa nya keluar dari kamar milik nya.

Sistem yang melihat itu cengoh.
"Wah aku kira nona Zia akan di hukum ternyata aku salah, Duke Xavier malah menurut" batin sistem merasa bangga dengan tuanya.

Sedangkan Zia yang melihat Xavier yang menurut kepada nya merasa sangat senang karena rencana nya berjalan lancar.

"Rencana berjalan dengan baik" batin Zia bahagia.

Zia memaang merencanakan ini sejak lama ia tak akan bersifat anggun di depan Duke Xavier karena ia tau Duke Xavier Tek menyukai perempuan yang anggun bahkan ia menyukai Aya saja hanya karena Aya berani melawan nya di saat semua orang yang takut kepada nya.
Zia mengetahui itu karena ia mengingat semuanya tantangan Xavier di dalam novel itu.

"Wah ternyata anda bisa menaklukkan Xavier dengan mudah, nona anda hebat" puji sistem kagum dengan Zia saat mengetahui rencana Zia.

"Hahah tentu saja, siapa dulu Zia gitu Lo" PD nya

TBC.
Typo ada di sana sini.
Maaf ya kalau kurang nyambung hehe😁
Semoga kalian suka de❤️

Jangan lupa komen dan vote ya...
Papayyyy 🖐️😉

TRANSMIGRASI FIGURAN LICIK [On Going]Where stories live. Discover now