His crying never ended

125 66 65
                                    

Dan aku masih ingin berharap, berharap bisa menjadi orang yang kau cintai di dunia lain, atau kehidupan selanjutnya.
                          Nozal

ིྀ ིྀ ིྀ ིྀ


Kepergian akan seseorang dapat menyesakkan hati, ditambah dengan janji akan kembali. Tanpa janji pun hati ku terasa sangat menyesakkan.

Hal paling buruk, hal yang selalu tak ingin kurasakan lagi, sungguh aku benci kepergian. Aku sudah dewasa dan sampai sekarang belum ada yang bertahan lama dengan ku.

Apa ada hal di masa lalu yang kuperbuat sehingga tak ada satupun yang dapat bertahan lama dengan ku. Semuanya selalu berakhir, disaat aku mulai merasa nyaman, disaat aku mulai menunjukkan rasa sayang ku pada nya, disaat aku mulai menjadi diriku sendiri, disaat aku dapat mengatakan semuanya padanya. Aku benci takdir yang menyelimuti diriku.

Seseorang datang dan pergi, aku benci hal seperti itu. Jika memang seseorang itu akan pergi, kenapa dia harus datang, mempermainkan perasaan ku. Takdir sialan.

Aku membuka mataku melihat sekitar, aku benci tempat ini. Penuh rasa kesepian dan kesendirian. Menatap sekitar yang tampak hitam putih.

Mengingat sudah beberapa bulan, setelah kepergian nya, aku kembali merasa kehilangan lagi. Hatiku hancur tak berdarah lagi, tujuan ku harus pergi meninggalkan ku.

Aku terbaring dengan infus yang melekat di tanganku, menatap ke arah luar jendela. Hujan turun dengan deras, tatapan kosong terus mengarah ke depan. Beberapa tetes air mata jatuh, aku menangis lagi. Nuansa hitam mengelilingi ruangan ku, aku sendirian, tanpa tujuan tetap bertahan dirumah sakit ini.

Ini membuat teringat masa lalu dimana semua orang selalu berakhir dengan meninggalkan ku. Semuanya pergi tanpa alasan jelas, pergi disaat aku mulai dekat dengan nya. Semua nya pergi tepat didepan mataku, orang tuaku, perempuan yang menemaniku saat bersedih, orang yang kucintai. Aku benci hal yang selalu pergi dariku.

Semua nya berlalu dengan cepat, tapi aku masih terus sendirian...

ིྀ ིྀ ིྀ ིྀ
Pagi kembali, dengan iringan gerimis, hari tak pernah cerah lagi untukku. Aku tak melakukan aktivitas apapun hari ini hanya memandangi gerimis dari jendela di depanku. Sesekali angin masuk dari sela-sela jendela ku, dan mulai menyelimuti sekelilingku.

Kehidupan tanpa alasan, rasanya hampa, tak ada hal berharga lagi untuk ku, semuanya selalu berakhir pergi.

Hari ini aku kembali menangis, aku menutup wajahku, menangis sesegukan dengan perasaan aneh.

Kebohongan paling indah dimana kau berjanji tak akan meninggalkan ku, kau akan tetap bersamaku, menemaniku, untuk mengobati rasa kesepian ku, tapi apa semua ini bahkan mengungkapkan isi hatiku saja aku belum bisa. Kau meninggalkan ku, seperti mereka.

"Anna..."ucapku dalam tangisku, sulit mengatakan beberapa hal sekarang, aku menutup mataku dengan tangan kananku, aku menangis tanpa suara, sesakit ini tertinggal sendirian. Selalu, hal yang sama selalu berakhir sama.

"Anna....Anna...Anna....."ucapku sepanjang air mata yang terus berjatuhan.

Gerimis mulai berganti menjadi hujan, cukup keras sampai aku tak mendengar apapun sekarang. Aku menarik selimut ku, sambil menyeka air mataku. Perlahan aku mencoba untuk turun dari tempat tidur ku. Ntah, apa yang membuat kaki menjadi sulit untuk digerakkan akhir-akhir ini, aku terjatuh di langkah pertama. Aku terus mencoba, hingga aku berhasil berdiri, aku mulai melepas paksa infus yang melekat di tanganku, dan mulai berjalan pelan ke arah jendela yang ada di depan tempat tidur ku.

SOUL THE INEFFABLE [End]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें