25. akal akalan Iqbal

Start from the beginning
                                    

Karina diam di tempat, jadi Iqbal benar memberikannya bekal?

"Aku kira Hilda salah denger, jadi aku beranggapan kalau bekal itu untuk Aisyah bukan untuk aku, lagian kak Iqbal mana mungkin perhatian sama aku sampai bawain bekal segala kaya tadi" jawab karina

Iqbal meremas rambutnya gusar, kenapa karina bisa berpikir seperti itu? Memangnya salah jika dirinya perhatian kepada istrinya sendiri? Tidak kan!

"Terus kamu udah makan?" karina kembali menggeleng dengan menunduk

"Kenapa balum makan? Isi kulkas banyak di dalam, tubuh kamu aja masih panas karina malah di tambah nggak makan sama sekali. Mau sakit?" ucap Iqbal sedikit menaikkan nada bicaranya membuat karina kembali takut

"Maaf kak, aku janji nggak bakal membebankan kak Iqbal kalau aku sakit"

"Kenapa bicara kaya gitu? Kamu itu istri saya udah sepatutnya saya ngurus kamu kalau sakit" ucap Iqbal

Aku nggak salah denger? Istri? Kak Iqbal udah mau nganggap aku istri?

Iqbal menarik tangan karina pelan menuju ke dapur. Setelah sampai ia mendudukkan karina di kursi.

"Mau makan apa? Biar saya masak kan" tawar Iqbal

Ya allah kenapa kak Iqbal jadi gini?

Karina mengerjapkan matanya sesekali mencoba mengembalikan kesadarannya. Ada apa Iqbal hari ini? Kenapa begitu baik kepadanya sampai sampai suaminya itu rela memasak untuk dirinya.

"Nggak perlu kak, ak-"

"Aku bisa sendiri, gitu?" potong Iqbal yang sudah hafal kalimat yang mau karina keluarkan

"Ka-kak"

"Oke, ayam goreng pakai sambel" final Iqbal kembali memotong ucapan istrinya

Laki laki itu berjalan menuju kulkas mengambil beberapa bahan yang di perlukan, setelah apa yang di butuhkan sudah siap Iqbal mulai memasak.

Karina hanya dapat memandang punggung sang suami dari belakang, bibirnya memang tersenyum tapi hati karina tidak! Di lain sisi ia seneng karna Iqbal sudah tidak kasar lagi pada dirinya tapi di sisi lain hatinya mengatakan bahwa sampai kapan pun dia tidak bisa memiliki Iqbal seutuhnya.

Berharap kepada seseorang yang masih mencintai masa lalunya adalah hal yang paling bodoh ia lakukan. Jadi saat ini dirinya hanya cukup menjalani kehidupan sementara.

"Awshh" Iqbal meringis

Mendengar itu karina cepat cepat menghampiri Iqbal, ternyata jari laki laki itu tergores pisau.

Dengan telaten karina mengarahkan jari Iqbal ke wastafel membersihkan darah yang terus saja mengalir.

Iqbal memandang karina dengan seksama hingga bibirnya tidak sengaja tersenyum tipis, lucu sekali ekspresi wajah karina  jika sedang khawatir seperti itu.

Lucu banget

"Kak Iqbal kenapa bisa kena pisau?"

"Nggak sengaja tadi"

"Lain kali hati hati kak"

"Iya karina"

Karina berjalan menuju lemari mengambil kotak P3K setelah mengobati tangan Iqbal karina menempelkan hansaplast pada jari Iqbal.

"Kak Iqbal duduk aja, biar aku yang lanjutin pekerjaan nya" ucap karina

"Nggak usah karina, biar aku aja. Lagian ini luka kecil doang, sebaiknya kamu yang duduk. bentar lagi bakal selesai kok"

Melihat karina yang tidak bergerak sama sekali membuat Iqbal menuntun karina kembali ke tempatnya untuk duduk.

"Duduk tenang disini, saya lanjut masak dulu"

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now