Bab 27 (revisi)

12K 815 41
                                    

Cuss ke karyakarsa untuk baca cerita ini sampai tamat🤗

....

Maapkan.. baru ke cek ternyata kepotong.
Laptopku blm kembali dan ngedit pake hp itu susah🥹🥹
....

          Ghendis masih terjebak dalam situasi pertemuan antara orangtuanya dan orangtua Kevin. Mereka saling mengobrol hal-hal sepele dan juga menggoda Chitra serta Kevin di mana wajah Chitra berkali-kali merona dan malu-malu.

         Menatap Chitra menimbulkan perasaan yang rumit pada diri Ghendis. dulu, Chitra dan dirinya sangat akrab. Sejak bayi ia selalu membantu Mamanya menjaga Chitra bayi, ia juga yang mengantar jemput Chitra ketika daycare hingga TK karena Mama dulu bekerja di bank, ketika SD pun mereka satu sekolah dan Chitra yang manis selalu mengikutinya bersama Abi yang baru masuk TK.

                Namun semua berubah ketika adiknya SMA dan ia kuliah. Chitra yang tumbuh dimanjakan, memiliki paras cantik yang sering menarik hati orang-orang, berangsur-angsur mulai menjaga jarak dengan dirinya. Chitra mulai memiliki pacar, kelompok pertemanan gaul dan aktif eskul juga. Sementara ia hidup untuk belajar, memenuhi keinginan orangtuanya. Temannya hanya Ike saja, di kampus ia tidak memiliki sahabat dan seringkali mengerjakan sesuatu seorang diri meskipun kuliahnya lebih banyak tugas berkelompok.

               Orang-orang menganggapnya aneh, apalagi ketika ia memiliki keputusan resign kerja. Chitra tidak berkomentar apa-apa, namun Ghendis tahu jika dirinya di mata Chitra semakin rendah sehingga akhirnya setelah Chitra bekerja, adiknya itu seringkali pamer terhadapnya. Baik mengenai pekerjaan, pacar ataupun barang yang tidak bisa ia miliki.

                Di pandangan Ghendis, Chitra lebih menyukai Ike dibanding dirinya. Ike adalah wanita sukses, cantik, seksi, gaul, dan sering bergonta-ganti pacar. Ketika Ike ada di rumahnya, Chitra selalu bersikap ramah pada Ike dan mengacuhkan dirinya.

                Ghendis mengambil HP di tasnya, ternyata ada pesan masuk dan itu dari Hiro yang sudah berpada di taman hiburan sejak sejam yang lalu. Lelaki itu mengirim foto Akira yang sedang melihat 3D dinosaurus dengan ekspresi menggemaskan. Dan yang membuat hati Ghendis menghangat yaitu pesan Hiro “Kami menunggumu, rasanya tidak lengkap tanpa kamu sayang.”  

             Ghendis pun sama. Hatinya terasa kosong dan sepi, ia merindukan Hiro maupun Akira. Bersama mereka, ia merasa dibutuhkan dan dianggap berharga. 

               Ghendis mengamati restoran mewah bernuansa tropis. Jantungnya berdetak cepat mengetahui jika hotel ini milik kekasihnya. Beban di pundaknya terasa semakin berat, ia harus semakin bekerja keras untuk karirnya. Ia harus dikenal sehingga dirinya dianggap layak untuk Hiro.

               “Ma, aku izin pamit ya.” Bisik Ghendis mendekati Mamanya yang sedang melihat live cooking.

               “Mau ke mana?”

               “Ada kerjaan.”

               “Kerjaan apa hari minggu gini? Kamu pergi sekarang kayak anak enggak punya etika tahu! Lagipula kata Bu Riana, kamu mau di jodohin sama sepupunya Kevin, kamu harus nunjukin perilaku yang baik. Mama enggak suka ya dari tadi kamu acuh, enggak ada ramah-ramahnya.” Gerutu Mama.

           mencoba bersabar. “Ma, tolong... lagipula aku enggak ada juga enggak akan berpengaruh apa-apa, dan aku enggak mau dijodohin dengan siapapun.”

               Mama melotot ke arah Ghendis beberapa detik dan akhirnya mengibaskan tangan. “Terserah kamu, Mama udah cape ngurus kamu.”

Mrs 30Where stories live. Discover now