Chapter 9_ Angga?

46 6 0
                                    

بسم لله الرحمن الرحيم

§
§
§

Patah hati terbesarku bukan kamu, tapi istiqomah ku yang terguncang oleh hawa nafsu_

~~~~~~~~~~~~~~°°°°~~~~~~~~~~~~~~

Tepatnya di ponpes Miftahussalam jam menunjukkan pukul 17.45, yang mengakibatkan santri maupun santriwati berbondong-bondong menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Terlihat pula dua orang pemuda tampan serta anak kecil yang berada di tengah-tengahnya dengan mengenakan setelan koko, sarung serta pecinya yang mereka kenakan sedang berjalan menuju mesjid, hal itu nampaknya membuat para santri maupun santriwati dibuat terkagum-kagum.

"Masya Allah dua pemuda itu tampan-tampan banget, aku pengen satu dong ya Allah," batin seseorang yang mengenakan mukena putih dengan tatapan kagumnya.

"Eh itu yang di samping gus Mirza saha woi? Kasep pisan!" tanya seseorang yang mengenakan mukena biru pastel sembari loncat-loncat, bak seekor monyet.

"Itu adiknya gus Mirza Neng," jawab seseorang yang mengenakan mukena hitam sembari melihat ke arah tiga laki-laki yang sedang berjalan menuju mesjid.

"Wah beneran etateh? Naha Neneng baru liat?" tanyanya dengan menaikkan satu alis, pertanda bahwa ia sedang bingung.

"Iya ya, aku juga baru liat," sambung seseorang yang mengenakan mukena putih dengan raut wajah tak kalah bingung.

"Yaiyalah, beliau kuliah di khairo udah lama, kan kalian baru kesini.. Pusing deh pala berbie," jawab seseorang yang mengenakan mukena marun sembari menepuk pelan jidatnya.

"BWAHAHAH."

"Masya Allah, gak nyangka ternyata calon imam Neneng udah dateng!" tutur seseorang yang mengenakan mukena biru pastel dengan tatapan kagumnya.

"Eh Neng, kamu berpaling dari gus Mirza? Gus Mirza juga kan lulusan dari sana, malahan udah gelar S2," tanya seseorang yang mengenakan mukena hitam. Pasalnya, dari pertama kali temannya menginjakkan kaki di ponpes ini, jiwa ke-kepoan akan Gus Mirza itu sangatlah tinggi.

"Ya mana mungkin si, Neneng berpaling dari gus mirza yang tampannya sejagat raya!" jawabnya menggebu-gebu.

"Lah, emang mau kamu embat dua-duanya?" tanya seseorang yang mengenakan mukena marun dengan raut bingungnya.

"Ya kalo bisa, kenapa enggak?" jawabnya lagi dengan menaik turunkan alis.

"Ihk dasar serakah, kalo aku pikir-pikir keknya gak mungkin kalo dua gus tampan itu mau sama kamu!" cibir seseorang yang mengenakan mukena putih dengan kesal.

"Ihk tapi kan neneng itu lucu, asal kalian tau!" tuturnya dengan raut wajah cemberut.

"Jangan mau jadi orang lucu, karena ujung-ujungnya cuma enak dijadiin temen,"  tutur seseorang yang mengenakan mukena marun dengan enteng.

Sontak mereka yang mendengar kalimat itu tertawa terbahak-bahak, dan yang ditertawakan hanya mendengus malas.

"Heh.. Kalian cepet masuk mesjid, sebentar lagi adzan!" ujar seseorang yang baru datang dengan mata yang seperti ingin melompat dari asal muasalnya.

"Baik ustadzah!"

Tidak membutuhkan waktu lama, Suara adzan irama jiharkah pun berkumandang dengan begitu syahdunya.


_______~~~_______

Sedangkan tempat lain..

Pacar Halal Gue Gus KillerWhere stories live. Discover now