02. WRONG REVENGE

489 358 96
                                    

HALO SEMUANYA!
GIMANA KABARNYA HARI INI? SEMOGA BAIK SELALU YA, SEMOGA KALIAN SUKA SAMA PART KALI INI.

— HAPPY READING —

Alura kembali menunduk, ia kembali memikirkan sikapnya selama ini.
'Aku memang selemah itu ya? Kenapa aku tidak berani melawan orang yang jelas-jelas menindasku? Kenapa pula aku tidak pernah menceritakannya pada Ibu? Apa sikapku selama ini salah?'

Alura menegakkan pandangannya, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Aku udah pernah ngelaporin ini ke guru, tapi mereka nggak percaya dan malah berbalik membela Fiona."

"Iya Tante, padahal waktu itu ada rekaman CCTV-nya juga."

"Bagaimana bisa guru bersikap seperti itu, sudah jelas-jelas Fiona yang salah kenapa malah di bela?" geram Nura merasa tidak terima atas perlakuan guru yang tidak adil terhadap anaknya.

"Rumornya sih, orang tua Fiona nyogok guru-guru di sana, makanya Fiona seolah di anak emas 'kan di sekolah," ujar Hellen sembari beberapa kali meneguk minumannya.

Hellen meletakkan kembali gelas minumannya di atas meja, sebelum melanjutkan melanjutkan bicaranya.
"Waktu itu, ada siswi yang kehilangan HP-nya terus siswi ini nuduh Fiona karena yang sedari tadi di kelas cuma Fiona, karena Fiona nggak mau ngaku akhirnya siswi ini lapor ke-guru dan minta supaya tasnya Fiona di geledah, dan benar aja pas di buka ada HP-nya siswi itu di tasnya Fiona. Dari situ seharusnya udah jelas banget 'kan buktinya, tapi Fiona malah nggak terima dan bilang kalo dia di jebak, terus tiba-tiba aja Ibu Fiona datang entah siapa yang manggil, dan dia langsung membela Fiona bahkan sampai nuduh si siswi ini katanya pencemaran nama baik dan anehnya para guru juga malah percaya, padahal udah jelas banget 'kan buktinya tadi."

Nura menyimak cerita dari Hellen dengan seksama, beberapa kali ia mengangguk sebagai tanda mengerti. "Fiona berasal dari keluarga kaya ya? Kok bisa sampai ngasih uang sogokan ke guru."

"Iya, keluarga Fiona emang kaya banget."

"Orang tuanya kerja apa?" tanya Nura penasaran.

"Ayahnya udah meninggal, terus Ibunya jadi simpanan Om-Om semacam jalang gitu."

"Oh gitu... pantes aja kaya." Nura mengangguk-angguk paham. Tidak heran, zaman sekarang memang banyak sekali wanita yang rela menjadi jalang demi kehidupan yang di anggapnya mapan.

"Ani-ani ya...." Nura mengarahkan pandangannya ke atas seolah sedang memikirkan sesuatu. "Alura, besok ibu akan datang ke sekolah kamu untuk meminta pertanggung jawaban dari Fiona, Ibu nggak terima kalo anak ibu di tindas seperti ini."

"Tapi, Bu—"

"Tante, Hellen pamit pulang ya, ada tugas sekolah yang belum Hellen kerjain." Hellen sudah berdiri dari duduknya, ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Nura sebelum pulang.

Nura menjabat tangan Hellen dan Hellen-pun menciumnya dengan sopan. "Iya sayang, terimakasih ya karena sudah mencarikan Alura tadi, kamu hati-hati di jalan ya."

Hellen kembali mengembangkan senyumnya. "Gue pulang ya, cepat sembuh." Hellen menepuk pundak sahabatnya itu sekali, sebelum ia pergi untuk pulang kerumahnya.

"Lukanya sudah Ibu bersihkan, kamu tinggal mandi lalu istirahat ya."

Ucapan Nura di balas anggukan oleh Alura, ia segera berjalan menuju kamarnya untuk beristirahat.

••••

Keesokkan hari nya, Nura benar-benar pergi ke sekolah untuk melaporkan perihal perundungan yang di alami anaknya.

BALAS DENDAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang