"anjir ke toilet aja gue susah nya minta ampun" batin Reynan nelangsa

Sementara Steven ia mengepalkan tangannya emosi, ia bersumpah akan melakukan hal yang lebih kejam jika pelaku penculikan adiknya sudah tertangkap, ia sungguh tak tega melihat adiknya yang aktif itu kini kesakitan akibat ulah orang-orang bajingan itu

"bang" panggil Reynan membuat Steven menoleh

"lo belum tidur bang?" tanya Reynan

"ada pekerjaan yang belum selesai" jawab Steven sembari mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia di samping brankar Reynan

"jangan terlalu sibuk bang lo juga harus jaga kesehatan jangan begadang mulu" ucap Reynan membuat Steven tersenyum dan mengacak rambut Reynan

"gue mau tidur lagi lo juga harus tidur bang" ucap Reynan lalu menutup matanya untuk kembali tidur, ia masih mengantuk

Steven menatap wajah adiknya yang tak semulus sebelumnya, ia berjanji setelah ini tak akan ada yang bisa melukai adiknya lagi, Steven beranjak berdiri dan kembali melangkah menuju sofa lalu mengambil laptopnya yang tadi ia simpan si meja, ia akan kembali melanjutkan pekerjaannya, Steven tak bisa tidur bagaimana jika nanti adiknya kembali membutuhkan bantuan

***

Sementara itu di suatu ruangan terdapat seorang pria tengah merokok sembari memandang ke arah jendela yang menampilkan pemandangan jalanan kota di malam hari

"Reynan Shankara Ravenzia, kau sudah membuat kekasihku meninggal, dan jangan harap hidup anda akan tenang" ucap pria itu menyeringai

"Arnold apakah kau sudah menyimpan rekaman itu?" tanya pria itu pada tangan kanannya yang sedari tadi berdiri di belakangnya 

"tentu tuan sesuai perintah anda saya menaruh kamera tersembunyi di ruangan tempat penyekapan"

"bagus dengan begitu saya akan membuat bocah sialan itu bertekuk lutut di hadapanku"

"tuan akan mengancamnya dengan rekaman itu?"

"tentu, dia bocah yang cukup pintar saya akan memanfaatkannya sebelum menyiksanya" ucap pria itu disusul dengan tawa jahatnya

Mereka tidak tahu jika diluar terdapat seseorang tengah menguping pembicaraan mereka sedari tadi karna pintu yang memang tidak tertutup rapat, seseorang itu mengepalkan tangannya sebelum pergi sebelum ketahuan

***

Pagi harinya ruang rawat Reynan cukup heboh, Reynan yang tak ingin memakan buburnya, Javier yang memaksanya dan Reygan yang pusing melihat kedua adiknya yang keras kepala dan tidak ada yang ingin mengalah

"ayolah Rey makan buka mulutnya aaa" ucap Javier kembali memaksa Reynan dan mengarahkan sendoknya pada bibir Reynan

"gue gak mau lo aja yang makan" ucap Reynan menggeleng

"dikit aja ayolah" ucap Javier tak menyerah

"gak" jawab Reynan

"sudahlah Vier jangan memaksanya percuma" ucap Reygan membuat Reynan tersenyum kearahnya sembari mengacungkan jempolnya

"gak bisa bang dia tetap harus makan ni bubur" ucap Javier kekeh

Javier yang kesal karna Reynan terus menolaknya akhirnya ia menekan luka di tangan Reynan membuat Reynan reflek membuka mulutnya untuk berteriak namun sebelum itu terjadi Javier sudah memasukan sesendok bubur pada mulutnya

"telen" ucap Javier menutup mulut Reynan saat anak itu hendak memuntahkan buburnya

"gila lo" ucap Reynan kesal setelah menelan bubur hambar itu

"lagian susah bener lo makan bubur aja" ucap Javier kembali mengarahkan sendoknya pada mulut Reynan

Reynan menggeleng, ia tak mau memakan bubur hambar itu, Reynan menatap Reygan meminta bantuan tapi Reygan malah mengalihkan pandangannya membuat Reynan mendengus kesal

"ayo Rey buka mulutnya" ucap Javier dengan tangan bersiap kembali menekan lukanya membuat Reynan melotot dan terpaksa menerima suapan dari Javier

"nah bagus anak pinter" ucap Javier menepuk kepala Reynan pelan membuat Reygan menahan tawanya melihat wajah suram Reynan

"ketawa aja gak usah di tahan" ucap Reynan menatap Reygan sinis

"anjir vier lo udah buat singa nurut" ucap Reygan sebelum meledakkan tawanya hal itu membuat Reynan semakin menatapnya datar

Selesai dengan drama bubur, kini ketiga saudara itu sedang berada di taman rumah sakit dengan Reynan yang duduk di kursi roda

"lo pada gak sekolah?" tanya Reynan

"kalo kita sekolah nanti siapa yang nemenin lo" ucap Javier mendudukkan dirinya di kursi taman sembari meminum kopi yang tadi ia beli di kantin rumah sakit

"kalian kalo mau sekolah, sekolah aja gue juga udah biasa sendiri" ucap Reynan

"Rey sekarang lo udah punya keluarga, kita gak akan biarin lo sendirian lagi" ucap Reygan

"gak usah berlebihan gue emang terbiasa sendiri kalian gak usah khawatir" ucap Reynan membuat Javier menatapnya tak suka

"Rey kita itu abang lo udah kewajiban kita nemenin lo, jaga lo jadi jangan ngomong gitu lagi gue gak suka" ucap Javier beranjak dari duduknya dan berlalu pergi

"dia marah? bisa marah juga ternyata" gumam Reynan menatap kepergian Javier

"dia juga manusia Rey" ucap Reygan terkekeh mendengar gumaman adiknya

"eh gue kira gak kedengeran" ucap Reynan tertawa canggung membuat Reygan gemas ingin memutarkan kepalanya

"mati dong adik gue" batin Reygan menggelengkan kepalanya menyingkirkan pemikiran anehnya itu.

*
*
*
*
*

hari terakhir di tahun 2023 nih mau titip pesan sama Reynan/Renald gak?, atau pesan buat author juga boleh🤣🤣

Jangan lupa vote 🌟🌟

without identity (end)Where stories live. Discover now