De-Ja-Vu ?

2.6K 107 0
                                    

Author pov's
5-th year later~

"Baik, tolong antar saja dokumen-dokumennya ke meja kerjaku, aku masih ada urusan di luar, baik .. Iya, aku akan segera kembali .."

Tampak seorang wanita, menutup telfonnya dengan raut wajah kesal. Ia tadi mengikuti seseorang, akan tetapi ia kehilangan jejak orang tersebut karena menerima telfon tadi.

"Arrgghh .. Gagal lagi, gara-gara revan nih!" ujarnya frustasi, memaki ponselnya.

Ia bahkan tidak sadar bahwa ia saat ini menjadi pusat perhatian di sekitarnya. Ia hanya memanggil taksi dan kembali ke kantornya.

"Selamat malam, nona"
"Malam, shella"
"Apa ada yang ketinggalan?"
"Tidak, aku hanya ingin memeriksa berkas-berkas untuk di pengadilan besok"

"Baiklah, sepertinya Mr. Josh dan Mr. Revan masih ada di kantor kalian, karena mereka belum check-lock disini"
"Okey, terimakasih informasinya shella"
"Sama-sama nona"

"Lantai 6, ayo cepat-cepat, aku mau pulang" gumam wanita itu sambil menekan-nekan tombol lift secara tidak sabaran.

"Revaaaaaaaaaannnnnn!!"
"I..iya?"
"Kenapa tadi kau menelfonku? Gara-gara kau aku kehilangan semua bukti-bukti penting!"
"Aduh!! Berhenti menjitak kepalaku"
"Lalu alasanmu?"

"Ma..maafkan aku, aku hanya memberitahumu dokumen mengenai terdakwa sudah ada di mejamu"
"Hanya karena itu? Ahhh~ benar-benar,"
"Aku pulang sekarang, sampai jumpa besok Mrs. Ade"
"Sampai jumpa besok Mr. Josh"
"A..aku juga pulang, bye~"

Ade Rahmawati, seorang gadis yang lulus menjadi sarjana 2 tahun yang lalu.

Ia memilih menjadi seorang pengacara yang bekerja di firma hukum yang sangat terkenal akan kejujuran fakta-faktanya.

"Kenapa kasus yang ini sangat susah sekali, ah~ selesai kasus ini aku akan mengambil cuti"

Deringan ponsel kembali terdengar,

"Halo, assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, jadi gimana kasus terbaru mu de?"
"Makin susah naf, arghh aku frustasi~"
"Semangat de!! Pasti bisa, ingat kejujuran fakta itu nomor 1 yang diutamakan"

"Eh? ada dinda juga?"
"Kita sambung 5 lah seperti biasa, cici sama fina juga ada"
"Jadi bagaimana pekerjaan kalian?"
"Aku capek, jadi ambil cuti minggu depan, lumayan hilangin stres"

"Aku juga berpikir hal yang sama! Ayo liburan bareng?"
"Tapi mau kemana?"
"Mmm.. Aku ke puncak?"
"Pantai?"
"Luar negeri?"

"Seleramu terlalu tinggi ci -_-"
"Biasalah si cici, dapat gebetan baru di negeri orang"
"Ckckck, cepetan taken deh ci, terus suruh ngelamar"
"Iya kayak nafila, yang sudah dilamar wkk"

"Apa-apaan nih bawa-bawa aku?"
"Hehe, justkidd naf"
"Dinda, gimana kabarnya tuh si fauzan? Cie yang sudah mau resepsi"
"Apaansih ci? Aku deg-deg banget"

"Iyadeh yang lagi bahagia-bahagianya"
"Makanya nyari juga de"
"Gak ada yang cocok"
"Gak ada yang cocok atau masih kepikiran dion? Coba pikir berapa lama sudah di gantungin"
"Apaan sih? Udah dulu ah, aku mau pulang, besok aku ada urusan dipengadilan"
"Iyadeh nona pengacara goodluck semoga menang!"
"Okey, bye~"

'Dion?'
'Benar, aku masih sering memikirkannya, apa dia masih mengingatku?'

Pikir ade yang menatap layar pinselnya, terdapat walpaper 2 insan dengan background sunset yang sangat indah.

Di suatu tempat yang lain~

"Welcome in indonesian sir, this is your room "
"Thank's larry, mm .. Sebagai sekretarisku bicara yang nonformal saja padaku, bagaimanapun aku juga pernah tinggal di indonesia"
"Baiklah Mr. Dion"

it's you ❤ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang