Pembalasan ? (part 1)

3.8K 148 1
                                    

"Semuanya sudah beres, tinggal sarapan lalu pergi .." kata Ade sambil memeriksa kembali ranselnya. "De ayoo .. Sarapan dulu!" teriak Mama "iyaa Maa, Ade turun sekarang!" balasku.

"Jadi Mading juga ada ujiannya?" tanya kak Rama. "Tau tuh! Baru dengar juga kak .." jawab Ade. "Oiyah bagaimana soal Wanda?" tanya kak rama lagi. Mengingat kejadian beberapa hari ini Adepun menolak untuk memberitahukannya, "belum ada kepastian kak!" jawab Ade bohong.

"Cepat-cepat cari informasinya De .." kata kak Rama lagi, "kenapa nda putusin aja terus, balikan sama kak Clarisa?" ujar Ade santai. "Pokoknya, lakuin aja .." balas kak Rama sambil meletakkan tangannya diatas kepala ade yang di lapisi jilbab langsung bewarna putih dengan sedikit motif bunga berwarna hitam.

"Iya iya kak!" jawab Ade ngalah. "Ayo sudah cepat nanti telat loh!" kata Mama yang baru datang dari dapur. "Ayah mana ma?" tanya Ade. "Sudah pergi dari tadi pagi De, ayo cepat nanti biar diantar kak Rama .." ujar Mama.

"Rama? Kenapa nda cariin ade supir aja sih Ma?" tanya kak Rama. "Ade kan nda mau pake supir-supir Rama, memangnya hari ini kamu ada janji? Inikan hari minggu gak sekolah juga kan ?" tanya Mama sudah seperti menginterogasi.

"Iya Mamaku yang cantik! Jangan ngomel-ngomel mulu ah maa .." kata kak Rama mengalah, lalu beranjak ke wastafel mencuci tangannya. "Hmm .. Begitu dongg!" ujar Mama senang. Sedangkan Ade hanya tertawa dalam hati melihat tingkah kakaknya yang satu itu.

"Sudah De, kapan dijemputnya?" tanya kak Rama yang sudah mengantar Ade sampai didepan gerbang sekolah. "Jam 5 lewat aja deh ka!" kata Ade sambil melambaikan tangan pada Fina, Cici, Dinda, Naf dan Tiya yang sudah menunggu di depan pos satpam.

"Oke .. " kata kak Rama singkat lalu pergi. "De kakakmu?" tanya Fina "iya dan jangan berpikir kau suka sama dia Finaa .." tebak Ade. "Hehe tau aja dee" Fina hanya nyengir kuda.

"Mana nih koordinatornya sekolah masih sepi??" tanya Naf. "Masih setengah 8, ke hall aja yuk !" ajak Tiya. "Yaudah ayoo" kata Dinda, "kalian sudah bawa semua barang-barang yang diperlukan kan?" tanya Cici.

"Sudah semua, kan tadi malam kita juga telfonan .. " jawab Naf. "Hah?? Kalian nda telfon akuu" jawab Cici baper, "Ci, kayaknya nomormu yang gak aktif deh .." jawab Fina "oiyah tadi malam aku charger mati" kata Cici sambil tertawa sedangkan mereka hanya geleng-geleng kepala.

Saat mereka sedang tertawa bersama menuju hall di saat yang bersamaan "duh, bahagianya .." ujar salah seorang pria, dia adalah salah satu koordinator ujian Mading. "Kenapa? Nda boleh?" kata Fina merasa risih.

"Enda kok, cepat taruh ransel kalian di hall dan berbaris dilapangan!" perintahnya. "Kan masih sepi?" tanya Tiya, "kalian nda liat tuh dilapangan para koordinator sudah berbaris menunggu kalian.." ujarnya lagi.

Dan merekaipun melihat ke lapangan, ternyata benar semua anggota mading sudah berbaris menunggu mereka, dan juga ada kak Farel dan kak Wanda.

Ade pov's

'Kok ada kak Farel sama kak Wanda?"' tanyaku dalam hati. " ayoo, mereka menunggu mungkin kita bakal dihukum karena terlambat" kata Tiya terburu-buru melepas ranselnya disusul kami dibelakang.

Setelah kami berbaris, "perjanjiannya jam berapa?" tanya kak Wanda garang. "Kalian sudah membuat kami menunggu setengah jam!" lanjutnya.

"Tapi kak ? Di jadwalnya jam 8?" tanya Cici. "Ini jam berapa memangnya?" tanyanya. "Ini masih setengah 8 kak" jawabku setelah melihat jam tanganku.

Aku melihat wajahnya yang memerah, lalu pergi bertanya ke Dion di belakang. "Apa ada informasi yang kami lupa?" tanya Naf, yang melihat wajah kak Wanda yang memerah.

"Enda kok, kami aja yang kerajinan!" jawab Dion. "Aku akan mulai, thank's karena kalian sudah mau mendaftar sebagai anggota Mading, pembina kami Ibu Desi, tidak bisa datang pagi jadi beliau akan datang nanti siang." ujar Dion.

"Kami yang mendaftar anggota Mading pada awalnya hanya berkisar 8 orang, dan jika kalian lulus ujian ini nanti maka anggota akan bertambah menjadi 14 orang" lanjutnya.

"Ya kami sangat berharap kalian masuk, dan juga bisa mengembangkan eskul Mading ini, maka dari itu kami membuat ujian ini untuk kalian, untuk menguji kelayakan kalian masuk ke eskul Mading, selanjutnya peraturan akan di jelaskan oleh Randy selaku sekretaris eskul Mading.. " sambungnya.

"Oke peraturannya gampang, kami membuat ujian yang bisa kalian anggap sebagai game, kita punya 3 macam game .. Yang pertama, adalah misi untuk mencari 8 amplop berwarna biru yang tersebar di seluruh kelas, dan kalian harus menemukan 8 amplop itu hanya dalam waktu 15 menit !" jelasnya.

"15 menit ? gila .." bisik Fina pada Tiya, tapi masih bisa kudengar. "Game yang kedua, akan di jelaskan ketika kalian sudah selesai pada misi pertama, " sambungnya.

"Oke, ada di semua kelas? Kan cuma 8 amplop? Disini ada 20 kelas apa laboratorium termasuk?" tanya Naf.
"Engga lab, gak termasuk .. Itu dia tantangannya, yang salah masuk kelas bakal ada ujian tersendiri untuknya, aku cuma bisa bilang goodluck!" jawab randy yang tersenyum tipis atau lebih terlihat sebagai seringai.

"Mencurigakan!" bisik Dinda. "Oke waktunya dimulai dari sekarang!" kata kak Farel tiba-tiba dengan stopwatch di tangannya. Kami sempat terdiam "A.. Apa??!!" jawab kami serempak setelah beberapa detik kemudian.

Kamipun mulai berlari menaiki tangga, ke kelas atas .. "Oke begini .. Kita masing-masing harus memasuki satu kelas, jika kalian menyadari tidak ada amplop di kelas itu segera berlari ke kelas yang belum kita masuki !" kata Naf dan langsung dimengerti oleh kami semua.

Fina pov's

Aku segera  berlari ke kelas X ipa 2 karena X ipa 1 telah di masuki oleh Tiya dan posisinya sekarang adalah dari 6 kelas diujung, di huni oleh Tiya, aku, Ade, Cici, Dinda, dan Nafilah *semoga kalian ngerti ya u,u *

Tiba-tiba "Byuuurr" aku sadar sekarang tubuhku basah oleh air dan ember yang menyangkut cantik dikepalaku .  "aduh, sakitnya kepalaku.." ujarku sambil mengusap kepalaku dan memperbaiki jilbabku lalu meletakkan ember itu di samping pintu dan terdengar juga suara "Byuuurr" "Byuuur" "Byuuur" dari tempat lain.

Sejenak aku terdiam, dan aku sadar bahwa mereka juga bernasib sama sepertiku, dan spontan kami tertawa bersamaan "sudah ayoo cari dikelas lain" perintah Cici, kamipun segera mengikutinya.

Dinda pov's

"Waktunya tinggal 8 menit lagi!" teriak kak Wanda yang entah dapat 'toa' darimana. "Kita baru dapat 4 amplop! Aku curiganya mereka sembunyikan amplopnya di kelas bawah, Soalnya dikelas atas kita selalu kena air berisi ember terus" keluh Ade.

"Yasudah ayo cari di bawah," usul Tiya sambil menuruni tangga. Dan benar ternyata di kelas bawah kami lebih cepat menemukan amplop-amplop itu karena diletakkan pada 4 kelas secara berjejer.

Lalu kami segera kelapangan, dengan keadaan yang basah kuyup, dan terdengar suara tawa lepas dari para koordinator itu "kalian habis main dimana, kok pada basah semua??" sindir kak Wanda.

"Nih, 8 amplopnya !" kata Naf menyerahkan itu pada Dion tanpa menghiraukan sindiran kak Wanda, "selamat misi pertama sukses dengan sisa waktu 2 menit 33 detik !" kata kak Farel yang mengarahkan stopwatchnya ke kami.

"Yessss !!" kata kami kompak lalu kami melakukan high-five karena melaksanakan misi yang pertama dengan sukses ya walaupun dengan hasil seluruh tubuh yang basah.

"Apa misi yang kedua ??" tanya Ade.

_______*F*_______

Yosh selesai , tenang masih ada sambungannya ? Ada yang mau kasih usulan misi keduanya ??
Happyread  ya!

Tunggu chapter berikutnya, aku usahakan untuk ngepost setiap hari, kalau lagi gak banyak tugas sih :D

Dont forget to voments yaa !
See you~

AIN-1

it's you ❤ [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang