Lost

3.1K 141 4
                                    

Rama pov's

"Rama?" panggil seseorang, akupun berbalik "eh? Wanda?" tanyaku terkejut, yang melihat Wanda tampilannya berbeda, tidak seperti pertama kali aku mengenalnya.

"Lama gak ketemu ya!" lanjutnya dengan nada ceria. "I..iya!" jawabku terbata-bata, bagaimana tidak? Pertama kali aku mengenalnya ia mengenakan hijab, sedangkan sekarang ia melepas hijabnya dan ikut berkumpul dengan kumpulan laki-laki.

Apa ini yang di sebut dengan 'munafik?' aku masih memandanginya dengan tatapan kosong, tidak lama kemudian ia mengagetkanku. "Woy! Liatin apa? Aahh, aku makin cantik ya?" sambungnya dengan PD-nya.

"Cih, apaan tuh?" bisik salah satu temannya Ade. "Engga kok, oiyah kok kamu bisa disini?" tanyaku mengalihkan pembicaraan. "Aku ikut bantuin, anak Mading untuk rekrut anggota baru, kamu sendiri?" tanyanya balik.

"Aku dapat telfon dari teman Adikku, kalau dia tadi dililit ular, makanya aku segera kemari" jawabku sejujur-jujurnya. "Oh .. Dia adikmu?" tanya Wanda menunjuk ade. Sedangkan aku hanya mengangguk.

"Kemana hijabmu?" tanyaku dengan suara pelan, dan aku yakin dia masih bisa mendengarnya. "Mm.. Panas, aku belum siap, makanya aku buka lagi hijabku" jawabnya santai.

Ade pov's

"Mm.. Panas, aku belum siap, makanya aku buka lagi hijabku" jawab kak Wanda santai. Aku geram mendengarnya. 'Kalau gak siap, dari awal semestinya tidak usah pakai!!!' teriakku dalam hati.

"Oh begitu," jawab kak Rama singkat, ia seperti terlihat kecewa, aku belum pernah melihat ekspresi kak Rama yang seperti itu sebelumnya, apalagi masalah cewek.

"De, aku pulang ya! Di jemputnya habis isya kan?" tanya kak Rama. Aku hanya mengangguk, dia memegang puncak kepalaku lalu pergi dengan tatapan yang sulit aku artikan, dan itu membuat aku sedih.

Naf pov's

"Apaan tadi itu?" kataku kesal. "Maksudnya Naf?" tanya Tiya. "Ih, jawabannya kak Wanda tadi ?" jawabku. "Iya juga ya? Gak nyambung deh!" dukung Dinda.

"Sudahlah mungkin dia lelah" ujar Fina bercanda. "Ih Fina, masalahnya kalau dia memang gak siap kenapa pake hijab ? Bukannya kalau pake hijab harus mantap dulu ya niatnya?" keluhku.

"Iya juga sih, untuk apa coba-coba pake hijab kalau memang gak ada niat?" kini Cici ikut-ikut. "Ya! Untuk apa pake kalau untuk dilepas kembali, kan gak ada pahalanya .." sambung Tiya.

Kini kami berada di toko didepan sekolah untuk membeli minuman, tanpa kami sadari ternyata ada saja yang menguping.

"Nda usah urusin orang lain, urus aja diri kalian sendiri!" ujar seseorang dari belakang dan langsung membayar belanjaannya lalu bergegas pergi.

Dugaanku benar, si cowok menyebalkan itu. "Gak usah ikut -ikut !" ujarku. "Suaramu itu cempreng ya kedengeranlah dari jarak 1 kilometer!" jawabnya dengan nada dingin.

"Aahhhh .. Nyebelin banget sih!" teriakku yang jika tidak ditahan oleh dinda, aku hampir melempar minumanku  pada cowok menyebalkan itu.

"Hati-hati Naf, entar jadinya 'ehem' " ujar Cici lalu tertawa. Sepertinya kata 'ehem' dengan cepat dimengerti oleh mereka semua. "Iya nanti suka loh!" sambung Ade dengan jujur-sejujurnya.

"Aku sama orang nyebelin itu? Mungkin kalian mimpi .."  ujarku dengan bergidik. "Ya kan cuma ingatin ajaa" goda Dinda. "Apaan sih? Udah yuk masuk bentar lagi mau Ashar nih! " jawabku lalu berjalan kembali ke sekolah di ikuti mereka di belakang.

Rama pov's

"Astaga, bisa-bisanya ia menjawab seperti itu .." ujarku membanting stir mobil ke kiri untuk berhenti kepinggir jalan raya. "Kenapa berubah drastis seperti itu?" tanyaku lagi

"Apa karena ini, Ade belum mau memberikan laporannya padaku?" tanyaku lagi. Pikiranku benar-benar kacau sekarang.

Aku masih mengingat dengan baik, pertama kali aku bertemu dengannya.

Flashback on

"Hati-hati Ky," teriak seorang cewek pada seorang anak kecil yang bermain di pinggir taman. Aku masih memperhatikannya, entah kenapa mataku terus saja memperhatikan gerak-geriknya.

Cewek yang kira-kira masih SMA, memakai jilbab polos berwarna merah marun terlihat sangat pas dengannya. "Ky, kembali .. Ayo makan!" teriaknya lagi, tapi anak kecil yang dipanggilnya tidak kunjung kembali.

Aku masih menatap mereka, sambil sesekali mengecek ponselku, dan mengirim pesan pada temaku yang tidak kunjung datang juga. Tiba-tiba aku melihat mobil yang melintas dengan cepat.

"Dik! Awas!!" teriakku, Tapi anak kecil itu masih sibuk dengan mainannya, bisa kuprediksi bahwa anak itu tertabrak jika tidak berlari sekarang juga, dengan sigap aku berlari kearah anak itu dan menarik tangannya.

Ya! Dia selamat, hanya mobil mainannya yang rusak karena terlindas mobil tadi. "Risky! Kamu gak papa sayang?" tanya cewek itu.
Sedangkan anak kecil itu dengan polosnya menggelengkan kepalanya.

"Makasih ya? Aku gak tau apa yang terjadi sama keponakanku kalau gak ada kamu? Sekali lagi makasih ya.." ujarnya masih panik memeluk anak kecil itu. "Sama-sama" ujarku singkat lalu akan beranjak pergi.

"Oiyah sebagai ucapan terimakasih mau makan siang bareng gak please?" tawarnya, tentu saja aku menerimannya. Kamipun segera pergi ke gazebo yang sudah disediakan dan tertata makanan.

Flashback off

Kamipun dengan waktu singkat dapat akrab, dan saling bertukar nomor ponsel, dan itulah awal aku bertemu dengan Wanda. Aku pikir dia berbeda dari Clarisa, akan tetapi Clarisa bahkan lebih baik daripada dia.

"Aku harus minta maaf sama Clarisa, setidaknya aku akan berusaha mendapatkan maafnya kembali.." ujarku lalu menyalakn kembali mobilku dan menancap gas pergi kekampus.

_______*F*_______
Holla! Baru update .. Gimana ? Gaje banget menurut guee! But Hope you like it and happyread  yah!
Enjoy, don't forget to vote and coment guys
See you~

AIN-1

it's you ❤ [COMPLETE]Where stories live. Discover now