Bab 40[Terevisi]✓

14.2K 1.4K 107
                                    

Follow dan votenya woy 🌟🌟🌟🌟🌟

~~~~

Flashback Axezi's real world.

Terlihat Axezi yang baru pulang dari sekolahnya, Axezi Alvarez Leonal, seorang siswa dengan banyak penghargaan dan mendali, hidupnya begitu sempurna di mata orang lain, namun di mata Keluarganya ia dianggap cacat tak berguna.

Penghargaan yang ia dapatkan tak di hargai oleh keluarganya, seolah itu masih belum cukup untuk membuat mereka puas.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar di mansion Leonal itu, Axezi baru datang dari kegiatan belajarnya di sekolah.

Terlihat orangtuanya, Abang dan adiknya berada di ruang tengah, mereka semua menatap kearah Axezi. Namun Axezi berusaha untuk menghiraukan mereka semua. Tapi suara seseorang menghentikan langkahnya.

"Dari  mana saja kamu?" Ucap seseorang datar membuat Axezi menghentikan langkahnya. Ia berbalik menatap kearah sumber suara.

Itu adalah Argara Prawijaya Leonal, ayah Axezi, Arga memiliki perusahaan besar dan berpengaruh.

"Aku baru selesai dengan kegiatan rapat OSIS" Ucap Axezi menatap Arga.

"Daddy dengar beberapa hari yang lalu ada ulangan harian, berapa nilai kamu?" Tanya Arga menatap datar Axezi.

Axezi yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum masam, kenapa daddy-nya itu selalu menanyakan nilainya?, apa dia tidak mau menanyakan tentang anaknya?.

"100 dad" Ucap Axezi dengan senyum yang terkesan di paksakan.

Mendengar hal itu Arga hanya menganggukkan kepalanya, tidak ada ekspresi bahagia atau sedih ekspresinya hanya datar.

"Bagus, pertahankan itu" Ucap Arga datar, lalu memainkan laptopnya.

Axezi yang melihat respon sang Daddy sedikit kecewa, ia selalu berharap sang Daddy mau memujinya, tapi ternyata itu hanya angan-angan yang sepertinya mustahil terjadi.

Axezi kembali melanjutkan langkahnya memasuki lift, ia menuju lantai tiga di mana kamarnya berada.

****

Beberapa hari kemudian, tiba-tiba ada ulangan dadakan, Axezi menjalani ulangan itu, awalnya ia menjawab dengan mudah, namun ketika ia berada di soal terakhir, Axezi meremas kuat kertas kosong yang ada di sampingnya.

Axezi benar-benar tidak bisa menjawab soal terakhir hingga waktu menjawab soal sudah berakhir, dengan terpaksa ia mengumpul kertas jawabannya kepada guru yang soal terakhir belum bisa ia jawab.

Setelah itu Axezi pergi keluar kelas dan pergi ke suatu tempat yaitu 'rooftop'. Setelah sampai di rooftop Axezi berdiri dan menatap ke bawah, di atas sana dapat ia lihat lapangan sekolah yang begitu luas itu.

Ia menikmati angin sepoi-sepoi, sambil memejamkan matanya, ia tak bisa membayangkan jika nilainya tidak seratus, mungkin ia akan di kurung, atau di cambuk.

Axezi [On Going?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang