14-

36 5 0
                                    

Satu penjuru murid yang ada di koridor menjatuhkan rahangnya hampir serentak. "A-al?"

"Iya gue, jadi lo gak usah ganggu Key lagi. Atau lo bakalan berurusan sama gue," ucap cowok itu kandas, lalu beralih mengambil jaket yang ada di tangan Key. "Makasih," ia seperti tersenyum manis. Lalu merangkul Key yang diam kaku tak berkutik, ia membawa Key sejauh mungkin dari kerumunan.

Tidak tahu saja jika Trania dan Winvi sudah kaget bukan main.

~oOo~

Mereka sampai di depan gudang, gedung terakhir dari semua gedung. Al melepas rangkulannya, sedangkan Key langsung melirik sinis cowok itu. Key mendorong tubuh Al sedikit. "Apaan lo! Dorong-dorong gue?" sewot Al dengan tampang songongnya.

"Lo tu, gila!" seru Key, ia menutupi salah tingkahnya sedikit.

"Masih mending lo gue tolongin!" Al menonyor bahu Key cukup keras. Key mendengus, membayangkan pandangan orang-orang terhadapnya. "Minta nomor ponsel lo," ucap cowok yang ada di sebelah nya, Key mendelik tajam.

"Buat apa?" tanya_Nya penasaran.

"Orang-orang tahunya kita pacaran, kalau mereka tahu kita gak punya nomor ponsel satu sama lain, mereka akan berasumsi kalau kita sudah menipu publik sekolah." jelas Al tanpa ragu dengan nada mantap, tidak lupa dengan artikulasi yang jelas.

"Ya udah, sini ponsel lo." ucap Key, yang dimaksud malah diam saja. "Buruan mana ponsel lo," lanjut Key mulai kesal.

"Ponsel lo aja sini," ucap Al akhirnya, Key mau heran tapi sudah biasa. Key langsung merogo saku roknya dan memberikan ponselnya kepada Al. Di atas layar papan keyboard Al dengan cepat mengetik nomor ponselnya di sana, lalu memberikannya kembali kepada si pemilik.
"Kasih nama, terserah." ucapnya.

Key langsung menerima kembali ponselnya dan mengetikkan beberapa kata di atas layar papan keyboard. Alljey keyN.

~oOo~

Saat Key menginjakkan kakinya di kelas, ia langsung di hampiri oleh Trania dan Winvi. Sudah pasti akan bertanya hal yang aneh-aneh.

"Kalo lo mau aman dan gak kebongkaran, jangan beri tahu siapapun. Cuman kita berdua yang tahu, ingat. Cuman kita berdua,"

Key berdecak lalu melepas ransel yang masih melekat di bahunya, ia di tatap tajam oleh kedua temannya. "Apaan? Liatin gue?" ucap Key akhirnya.

"Apaan-apaan, lo itu yang apaan. Katanya gak mau jadi pacar Al, tapi ternyata udah jadian aja. Minimal kasih tahu kita lah!" seru Trania sewot.

"Iya tuh!" sambar Winvi.

"Iya-iya maaf," jawab Key sekenanya.

"Eh tapi by the way, tadi Al kayak so sweet banget anjir! Apalagi waktu dia ngambil jaket di tangan lo terus sambil senyum, beuhhh! Demage_Nya tu berasa beda banget cuy." cerocos Trania dengan tampang dramatis.

"Nah bener banget, lo yang di senyumin kita yang baper sialan!" sambar Winvi ikut menimpali. "Eh, tunggu. Kok jaket Al bisa sama lo?" Trania dan Winvi langsung menatap lekat Key dengan tatapan interogasi.

"Jangan liatin gue kayak gitu anjir! Mirip joker," ucap Key menghindari tatapan mereka.

"Jawab dulu Key, jaket Al kok bisa sama lo?" ujar Winvi dengan mendekatkan wajahnya perlahan kewajah Key.

4-حيث تعيش القصص. اكتشف الآن