-6

51 4 0
                                    

"Awalnya gue kira, gue gak akan bisa les sama lo lagi kak" Karla tersenyum sambil menatap kertas buram yang ada di hadapannya.

"Kakak juga gak nyangka kalo bakalan ada penyadap di sini" Stasi terkekeh.

"Terus, penyadapnya kakak apain?" Tanya Karla sambil terus mencoret-coret kertas buram dengan berbagai rumusan Matematika.

"Kakak buang di kolam" Stasi terkekeh geli,sama dengan Karla.

"Nanti keponakan kakak bakalan les di sini, kamu gak papakan les-nya berdua?" Stasi mengumpulkan kertas buram yang sebelumnya di gunakan Karla.

"Iya, gak papa" Masih tetap fokus pada kertas buramnya.

~oOo~

Al menarik gas motornya dengan kecepatan tinggi. Siapa yang takut mati jika hidupnya saja semuanya tidak berarti, kecuali ketenaran karna IQ gilanya.

Ducati_nya berhenti tepat di depan sebuah garis kapur yang di buat secara tidak resmi, di atas aspal panas yang sepi. Tidak ada kendaraan lain yang melintasinya kecuali peserta balap liar. Termasuk Al sendiri.

Al melepas hlem ful face_nya dan menyunggingkan senyum miring, seperti biasa. Meletakkannya di atas tanki motor.

"Mana uang gue?" Al menjulurkan tangan kanan nya sementara tangan kiri ada di dalam kantong calannya. Gadis berambut pirang dengan pakaian terlalu mini, menyerahkan amplop berwarna coklat di atas jemari Al.

"Good" Segera Al menaiki kembali ducati_nya dan memakai hlem ful face,menarik gas motornya dan pergi.

~oOo~

"__Sosis, saus, mentega, air mineral,...terus mie" Key membaca daftar belanjaan yang di berikan Reynara tadi. Kalau saja tadi Key tidak nganggur di rumah, mungkin sekarang ia tidak akan ada di sini.

Setelah memasukkan semua barang belanjaanya ke dalam keranjang, segera ia menghampiri kasir dan mengantri di belakang beberapa pembeli lain.

Sambil menunggu, Key melihat sekitar sebentar. Otaknya menggerakkan tubuhnya untuk menuju lemari es krim. Jemarinya membuka pintu lemari es dan memilih dua es krim rasa vanila dan cokelat.

Key kembali melihat keranjangnya, seorang menutupi keranjangnya dengan tubuhnya.
"Eh, awas. Gue di sini, ngantri dong jangan nyerobot" cecar Key tidak terima.

Tapi Key tidak heran ketika melihat si empuh yang menyerobot antrianya.
"Gue duluan" jawab Al cuek, tanpa melirik Key sedikitpun.

"Enak aja, ni keranjang gue" Key menunjuk keranjang yang ada di hadapan Al.

"Ya terus?" Al menaikkan sebelah alisnya.

"Ya berarti gue di sini lah, bego" sarkasnya.

"Lo punya mata? Ini apa?"

"Keranjang"

"Nah, bukan lo kan yang di depan gue. Tapi keranjang belanjaan, jadi kesimpulan-nya. Keranjang yang ada di hadapan gue, bukan lo" cowok dengan minuman isotonik di tanganya itu menghadap Key dengan wajah menyebalkan.

Key mendengus lalu menarik paksa keranjang belanjaannya, lalu baris di belakang Al.
"Jadi cowok, gak mau ngalah banget sama cewek. Keras kepala banget!" Gerutu Key, memaki-maki Al. Yang jelas-jelas ada di hadapanya dan kemungkinan sembilan puluh sembilan koma sembilan persen ia mendengarnya.

Empat Negatif || 4-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang