DEORANTA [11. Tawaran]

Start from the beginning
                                    

Saat pintu balkon kamarnya terbuka dan memperlihatkan mamanya yang kini berjalan menghampirinya."Ada pikiran apa?" Tanyanya pelan.

Deo menoleh ke arah sang mama yang kini sudah berada di sampingnya."Nggak ada kok."

"Dara nggak ke sini?" Tanya mamanya.

Deo mengeleng."Tidak, dia ada beberapa keperluan hari ini. Jadi dia nggak bisa nemenin aku ke kantor, sebagai gantinya, tadi pagi dialah yang menyiapkan sarapan untuk kita," jelasnya menatap sang mama untuk tak terlalu menunggu kedatangan dara.

"Dia gadis yang cantik ya?" Puji mamanya yang langsung membuat Deo kesal karena mamanya menuju dara di depannya.

"Lalu?"

Sang mama mendengus kesal," kalau kamu cinta sama dia ya di perjuangin.. jangan hanya di jadikan wanita pemuas nafsumu," Tuntutnya menatap tajam ke arahnya," mama rasa dia gadis yang baik dan pengertian dengan mu, jadi kamu jangan permainkan dia seperti wanita-wanita mu sebelumnya."

"Sudah?"

Deo melirik ke arah mamanya hanya sekilas, lalu dia bangkit dari duduknya."Mama diam saja, jangan terlalu ikut campur tentang dara, dara bukan siapa-siapa ku, dia disini hanya karena sebuah rasa tanggung jawab nggak lebih dari itu," tegasnya yang mampu membuat mamanya bungkam dengan jawaban Deo.

Tanpa banyak kata, mamanya langsung pergi meninggalkan Deo yang menatapnya penuh amarah, padahal dia hanya ingin yang terbaik buat putranya, tetapi sikap Deo tadi sungguh-sungguh sangat keterlaluan.

Dia berjalan dengan kesal keluar dari kamar Deo, namun saat berada di depan ruang kerjanya ada sebersit rasa penasaran kenapa Deo begitu kekeuh untuk mempertahankan dara untuk berada di sampingnya.

Dengan perlahan, mama Deo berjalan berjinjit karena tak ingin mengeluarkan suara langkah kaki hingga membuatnya curiga yang nantinya akan membuat Deo keluar dari kamarnya.

Meja kerjanya di penuhi oleh beberapa berkas penting yang berserakan awal di atas sana. Tetapi, ada satu berkas yang sejak tadi membuatnya sedikit penasaran. Dengan perlahan dia mengambil berkas itu untuk membaca apa isi berkas tersebut.

Matanya menatap tajam saat huruf demi huruf di bacanya, apalagi ada sebuah album yang berisi foto dara kecil hingga beranjak dewasa membuat dia tahu kenapa Dara bisa berada di sini yaitu tak lain adalah cara Deo untuk mengikat dara berada di sekitarnya.

Senyum di bibirnya terukir pelan menerka apa yang harus di lakukan untuk membuat Deo bisa berubah menjadi seperti dulu.

*****

Di pagi harinya Dara memasuki rumah Deo dengan wajah segar dan terlihat begitu ceria, apalagi tadi malam sekitar jam sembilan malam dokter Alan memberi kabar baik tentang keadaan kedua orangtuanya yang sudah mengalami perkembangan cukup signifikan, meski masih belum sadarkan diri.

Langkah kaki dara mulai  bergerak menuju ke arah ruang tamu, namun dia langsung mendapati Tante Reni yang duduk bersantai di sana.

"Selamat pagi Tante?" Sapanya menunjukkan senyum di bibirnya yang merona hingga tampak terlihat aura kecantikannya pagi ini.

"Selamat pagi Ra!" Balasnya mendongak menatap ke arah dara.

"Pak deonya masih berada di rumah kan Tante?" Tanyanya ramah karena tadi saat berjalan kemari ia tak mendapati mobil yang biasanya di pakai pak Deo tidak ada di parkiran rumah.

"Deo baru saja pergi sekitar lima menit yang lalu... Katanya sih ada beberapa pekerjaan mendadak di kantor," jelasnya tak enak kepada Dara.

DEORANTAWhere stories live. Discover now