part 22

1.9K 41 0
                                    

Murni melangkah tergesa begitu panggilan dengan Astelia terputus dan dia mengingat belum menaruh susu ibu hamilnya di kamar Dayu, langkahnya begitu cepat ketika dia melihat mobil Sagara sudah terparkir. Ya, Tuhan semoga Sagara tidak melihatnya.

Namun doa Murni tidak lah terkabul malam ini, dia melihat Sagara sedang memerhatikan susu kotak ibu hamil itu dengan wajah keruh. Murni menetralkan detak jantungnya yang menggila, dia menarik dan menghembuskan nafasnya secara perlahan.

"Mas, kamu udah pulang? Gak jadi lembur?"

Murni mencoba berbicara sebiasa mungkin, meski dalam hati rasanya dia sangat ingin bersembunyi. Dia harus menyiapkan alasan yang logi agar Sagara tidak curiga, sungguh saat ini belum tepat untuk memberitahu lelaki itu tentang kehamilannya. Mereka baru saja memulai.

"Ini-- susu kotak hamil siapa? Kenapa bisa ada disini?"

"Aa-- ii-itu" Murni kesulitan menjawab, ya Tuhan dia bingung harus berkata apa.

"Punya siapa? Gak mungkin kan kalo ini punya kamu?" Pertanyaan itu memang tidak ada nada kasar atau marah didalamnya, namun Murni tetap merasa terintimidasi.

"I--itu punya ak--"

"Maaf tuan, saya salah beli susu untuk nyonya Murni"

Perkataan tiba-tiba itu membuat Sagara maupun Murni segera mengalihkan pandangan mereka. Dia-- Dayu, datang bak pahlawan di malam mencekam itu. Membantu Murni keluar dari suasana yang mendebarkan itu.

"Maksudnya? Gimana bisa salah beli sampe ke susu ibu hamil gini" Ucap Sagara sarkas membuat Dayu menunduk takut sedangkan Murni hanya mampu membeku ditempat dengan mata membelalak kaget.

"Nyonya Murni minta dibelikan susu  yang dikotaknya ada gambar perempuan, tapi karna saya gak bisa baca dan buru-buru karna mendung jadi saya cuma menerka-nerka yang mana susu yang nyonya maksud. Dan akhirnya saya malah asal ambil tanpa lihat dulu, tolong maafkan saya tuan"

Astaga, bagaimana bisa Dayu membuat alasan begitu, tapi alasan itu bisa masuk ke dalam logika. Semoga saja Sagara percaya.

"Astaga, harusnya kamu minta dampingin siapa kek untuk nemenin kamu belanja biar gak salah pilih. Untung cuma susu ibu hamil, kalau saya suruh kamu beli obat tapi yang kamu beli malah racun, gimana coba? Lain kali jangan diulangi lagi kecerobohan kamu ini"

"Baik tuan"

Dan untunglah Sagara percaya, memang susu itu masih terlihat banyak karna Murni baru membukanya saat membuat tadi. Jadi bisa menguatkan alasan yang Dayu buat untuk membantu Murni agar tidak semakin terintimidasi oleh Sagara.

"Kamu juga kalau mau minum atau makan sesuatu dilihat dulu, jangan asal lahap aja"

Murni hanya mengangguk dengan wajah cemberut.

"Udah kamu minum ini?"

"Udah dikit, kamu jangan marahin Dayu kasian dia. Namanya manusia pasti ada salahnya"

Sagara hanya menghela nafas lalu mengambil air di kulkas dan segera beranjak menuju kamarnya, hari ini banyak hal yang membuat mood lelaki itu menjadi buruk. Murni menghampiri Dayu yang wajahnya sudah memucat karna harus menghadapi kemarahan Sagara.

"Dayu makasih banget kamu bantu saya, kalau gak ada kamu mungkin semuanya akan ketahuan sebelum waktunya"

"Nyonya maaf, tapi mau sampai kapan nyonya menyembunyikan kehamilan nyonya?"

Murni menurunkan pandangan, wanita itu memejamkan mata sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Dayu.

"Sampai Sagara bisa melupakan Kevin, tinggal sedikit lagi langkah yang harus saya ambil. Lagipula gak mungkin selamanya saya menyembunyikan kehamilan ini, perut saya akan terus membesar. Nanti saya pasti akan kasih tau tentang bayi ini pada Sagara"

MY PERFECT WIFEМесто, где живут истории. Откройте их для себя