Part 2

2K 58 0
                                    

Sagara dan gadis bernama Murni itu memasuki ruangan nenek Asteria dengan langkah pelan. Terutama sagara. Sebab ia tau apa yang akan dibahas oleh neneknya, sagara hanya mampu menghela napas kasar. Ia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Sagara bahkan belum memberitahu kevin dimana ia sekarang.

"Murni, Sagara, kemari nak" ucap nenek asteria lirih begitu melihat dua orang yang sangat dikasihi nya muncul. Gadis bernama Murni itu mendekat dan menggenggam tangan ringkih itu, dia terisak melihat kondisi orang yang sudah banyak membantunya ini.

Sedangkan sagara berdiri disisi kiri blankar.

"Nenek harus sembuh ya, aku gak bisa tanpa nenek" Nenek Asteria hanya mampu tersenyum, mengelus puncak kepala Murni dengan sayang.

"Nak kamu bersediakan mengabulkan permintaan nenek?" Murni dengan cepat mengangguk.

"Apapun akan murni lakuin agar nenek cepat sembuh"

"Nenek gak yakin akan sembuh, tapi nenek akan merasa tenang jika sudah menitipkan kamu sebelum nenek pergi" Murni menggeleng kuat, tidak. tolong jangan ambil nenek Asteria dari hidup Murni cukup orangtuanya saja yang pergi meninggalkannya sendirian di dunia yang kejam ini.

"Berjanjilah untuk bersedia menikah dengan Sagara, kabulkan permintaan nenek untuk yang terakhir kalinya ya"

Kalimat itu membuat tatapan Murni langsung terarah pada seorang lelaki di depannya ini. Murni tau dialah Sagara Tanubrata, seseorang yang dianggap menjadi aib keluarga karna penyimpangan seksualnya. Tapi nenek Asteria sudah memberitahu murni penyebab lelaki itu menjadi seperti sekarang, pengkhianatan. Ya karna itu. Murni juga tau wajah sagara karna nenek Asteria memajang foto sagara hampir disetiap dinding kamarnya. Asteria memang sangat menyayangi cucu laki-laki nya yang satu ini.

Pandangan mereka bertemu, Murni menangkap tatapan dingin dan datar dari wajah itu. Seolah berkata 'jangan turuti permintaannya' namun murni dengan cepat mengalihkan pandangan dan menatap kembali nenek Asteria.

"Murni nurut apa kata nenek tapi nenek harus sembuh, biar bisa liat pernikahannya"

Mendengar ucapan gadis itu sagara hanya mampu menghembuskan napas kasar.

'gadis ini benar-benar' batinnya.

Nenek Asteria mengambil tangan sagara dan murni lalu menyatukan kedua tangan itu, ia tersenyum menatap mereka.

"Nenek yakin kalau takdir sagara itu murni begitu sebaliknya, kalian harus berjanji bahwa akan selamanya bersama. Kalian bersediakan?"

Murni kembali menatap sagara namun pemuda itu menatap kearah lain, mereka diam selama beberapa detik sampai akhirnya suara sagara mengisi keheningan.

"Gara bersedia nek"

Semua yang ada di ruangan menghela nafas lega mendengar ucapan itu, tapi apakah lelaki itu bersungguh-sungguh? Atau hanya ingin membuat neneknya merasa tenang? Pikir mereka.

"Murni juga bersedia nek, jika itu memang keinginan nenek"

Asteria tersenyum bahagia menatap mereka,

"Kalian akan menjadi pasangan yang abadi, nenek yakin itu"

Bukan tanpa sebab Asteria menjodohkan mereka, Asteria tau murni gadis yang polos dan lugu pasti akan bisa menghidupkan kembali hati sagara yang sudah mati karna patah hati. Asteria yakin murni lah orangnya yang akan membuat sagara nya kembali normal dan mengubah seluruh hidup sagara.

Layar monitor yang semula bergerak naik turun berubah menjadi lurus, menandakan sang pemilik tubuh sudah tidak bernafas. Keadaan menjadi panik dan isak tangis menggerung dari para anak perempuan nenek asteria menggema. Tombol untuk memanggil dokter sagara tekan dengan kuat.

MY PERFECT WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang