Bab 26 - (Failed) Birthday Surprise

110 10 2
                                    

"One person can't feel all of that at once. If they did, they would explode." - Olivia Mahavira

.

.

Oliv tidak pernah menyangka rencana kejutan yang awalnya dia lakukan hanya untuk bersenang-senang berakhir seperti ini. Beberapa hari terakhir ini dia begitu bersemangat ingin memberikan pesta kejutan ulang tahun untuk Leo. Dia dan Kiara bahkan sudah susah payah diam-diam pergi ke kota untuk membeli kue. Bodohnya, Oliv malah kelupaan beli lilin dan korek api karena terlalu gugup jika anak-anak yang lain curiga dengan kepergian mereka berdua.

Dia awalnya tidak berniat untuk meminta tolong ke Amanda, tapi karena dia, Leo dan Vian, akan berdiskusi tentang proker pembuatan website perpustakaan desa wisata milik Vian, akan mencurigakan jika Oliv tiba-tiba membatalkan diskusi itu.

Oliv juga tidak bisa meminta tolong ke Kiara dan Adam karena mereka pun sedang membahas materi pelajaran yang akan mereka ajarkan ke muridnya untuk minggu depan.

Satu-satunya yang bisa dia andalkan adalah Amanda. Namun, dia menyesali keputusannya itu. Harusnya dia menunda diskusinya atau meminta waktu Kiara walau sebentar menemani Amanda atau mungkin sejak awal dia tidak lupa membeli lilin dan korek api.

Oliv seketika berdiri begitu pintu dibuka dan memperlihatkan Vian dan Amanda.

"Kamu gak papa, kan?"tanya Oliv sambil segera menghampiri Amanda.

Amanda memandang Oliv bingung. Dia tampaknya tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Namun, Vian tiba-tiba mengambil kantong plastik yang Amanda genggam dan melemparkannya ke lantai tepat di bawah kaki Oliv.

"Korek api dan lilin yang kamu minta," katanya ketus.

Oliv terperanjat. Semua orang yang ada di ruangan itu sama kagetnya dengan Oliv. Ini pertama kalinya Vian terdengar seketus itu. Pandangannya tajam tertuju hanya pada Oliv.

"Aku gak tau apa yang ada di otakmu pas nyuruh Amanda beli itu sendirian malam-malam," kata Vian lagi. "Dan kamu tau gak apa yang paling membuatku kesal? Bukannya marah karena disuruh, dia malah senang karena dia pikir itu artinya kamu sudah percaya dengan dia dan melibatkannya di rencanamu."

Tiap kata yang dikatakan Vian sukses meremukkan hati Oliv. Dia merasa tenggorokannya tercekat. Dia tiba-tiba merasa dihakimi atas perbuatannya yang bodoh.

Vian kini berbalik pada Amanda. "Katakan apa yang selama ini kamu rasakan dengan Oliv dan Kiara."

Amanda terlihat begitu terkejut sampai tidak tahu apa yang harus dia katakan. Matanya bergantian berbalik pada Oliv dan Vian. Mulutnya terbuka tertutup seperti ikan emas, tapi tidak ada kata yang berhasil keluar.

Tidak sabar menunggu, Vian membuka mulutnya. "Dia diam-diam menangis karena merasa diabaikan dengan kalian. Kalian bahkan gak sadar itu, kan?"

"Tunggu, tunggu." Leo yang tadi berdiri begitu Vian melempar kantongan plastik berdiri di antara Vian dan Oliv."Rencana apa maksudmu?"

"Tanyakan sendiri sama dia," ujar Vian dingin, lalu meninggalkan ruangan.

Oliv mematung di tempatnya. Tidak mampu untuk bergerak seinci pun sampai tangannya ditarik Leo menuju teras belakang rumah.

"Jelaskan apa yang terjadi," perintah Leo. Ada nada yang tidak ingin dibantah di suaranya yang membuat Oliv semakin sulit untuk berucap.

"Olivia!" Leo sedikit membentaknya.

Kepala Oliv terangkat. Air matanya yang mengambang di pelupuk matanya langsung terjatuh begitu mendengar Leo membentak memanggil namanya.

"Aku cuman mau buat pesta kejutan ulang tahun buatmu!" aku Oliv tanpa sadar ikut mengeraskan suaranya,

METANOIA [REWRITE]Kde žijí příběhy. Začni objevovat