"oh iya gue lupa lo kan amnesia" ucap Elang menepuk jidatnya

"udah belom lama amat lo cuman masukin buku doang" ucap Reynan

"udah yok" ucap Elang kemudian berjalan keluar meninggalkan Reynan yang menatapnya kesal

"yee si bangsat udah di tungguin malah ninggalin" ucap Reynan menyusul Elang tak lupa ia juga mengunci pintu sebelum pergi

"kayaknya hari ini kita gak belajar deh" ucap Elang saat melihat seorang pemuda keluar dari mobil mewah dan melangkah memasuki gedung sekolah diikuti oleh beberapa pria berpakaian serba hitam

"anjir itu kan orang yang mergokin gue tadi malem" batin Reynan terkejut saat melihat orang itu

"Rey, Reynan" panggil Elang menyadarkan Reynan dari lamunannya

"hah apa?" tanya Reynan linglung

"pagi-pagi udah ngelamun lo" ucap Elang melanjutkan langkahnya menuju kelas

Baru saja tiba di kelas Reynan dan Elang langsung di suruh ke lapangan

"emang ada apaan sih?" tanya Elang kepada ketua kelas yang menyuruhnya ke lapangan

"katanya ada pengumuman dari kepsek dan ada tamu istimewa juga gatau siapa" jawab ketua kelas

tiba di lapangan Reynan dan Elang langsung bergabung ke barisan kelasnya dan di sana depan kepala sekolah beserta para guru sudah berdiri berjajar namun tatapan Reynan terfokus pada seseorang yang tadi ia lihat di parkiran

"baik anak-anak sepertinya semua sudah berkumpul, disini bapak sengaja mengumpulkan kalian karna kita kedatangan tamu istimewa yaitu tuan muda Bryan Arkanza Ravenzia, silahkan tuan muda ada yang ingin anda sampaikan" ucap kepala sekolah mempersilahkan Bryan maju ke depan

disisi lain Reynan berusaha tetap tenang saat Bryan menatap ke arahnya

***

Sementara itu di sebuah rumah mewah terdapat 1 pria dewasa dan 2 wanita sedang duduk di sofa dengan suasana tegang

"sudahlah kak, sudah 17 tahun berlalu kemungkinan dia sudah mati kau lihat sendiri kan jalang itu dan pria selingkuhannya mati mengenaskan dan besar kemungkinan anak itu juga sudah mati" ucap salah satu wanita itu

"tapi putraku tidak ada di sana saat itu"

"putramu? kau yakin anak itu putramu kak? bisa jadi anak itu hasil dari perselingkuhan yang dilakukan jalang itu"

"stop Vyora, aku sudah melakukan tes DNA dan anak itu benar-benar putraku, berhenti berbicara jika dia bukan putraku"

"tapi bisa saja hasil tes DNA nya sudah di setting oleh jalang itu agar anak itu kelak mendapat warisan darimu kak"

"hentikan omong kosong mu itu, jika kau tak bisa membantu setidaknya jangan membuatku emosi"

"terserah mu kak, usahamu akan sia-sia" ucap wanita yang di panggil Vyora itu berlalu pergi dari sana

"sabarlah kak, Vyora memang seperti itu" ucap wanita yang sedari tadi diam melihat adik dan kakaknya berdebat akhirnya angkat bicara

***

Kembali pada Reynan, sekarang sudah tiba waktu istirahat, kini ia dan kedua temannya sudah duduk di salah satu bangku di kantin sembari menunggu makanan mereka datang

"tuan muda Ravenzia emang ada berapa sih?" tanya Reynan tiba-tiba

"setau gue ada 4 dan yang tadi di lapangan itu kalo gak salah anak ke 2 deh terus bang Reygan anak ke 3 dan bang Javier bungsunya" jawab Elang

"bener cuman 4?" tanya Reynan lagi yang di jawab anggukan oleh Elang

"kenapa lo tanpa tentang mereka?" tanya Biru

"gue penasaran aja" jawan Reynan, setelah itu tak ada lagi percakapan di antara mereka karna makanan yang mereka pesan sudah datang

Tiba-tiba suasana kantin mendadak hening saat kedatangan Bryan beserta adik dan adik sepupunya memasuki kantin, para murid tak ada yang berani bersuara saat merasakan aura dari seorang Bryan Arkanza Ravenzia

"bang kitu duduk disana" ucap Farel menunjuk bangku tepat di sebelah Reynan

"jangan memesan makanan pedas" ucap Alvaro yang bisa Reynan dengar

"yaelah bang inimah gak pedas" ucap Devano

"menurut lah" ucap Alvero

"iya-iya pesen nasi goreng aja deh" ucap Devano pasrah

"jangan itu tidak sehat" ucap Bryan

"terus apaan?" tanya Devano kesal

"berbicara yang sopan Vano" ucap Reygan datar

"maaf bang, khilaf" ucap Devano

"seblak aja bang" ucap Farel yang berhasil mendapatkan tatapan tajam dari semua abangnya

"ngadi-ngadi lo Rel" bisik Devano

"hehe canda bang" ucap Farel nyengir

"biar abang yang pesan" ucap Bryan kemudian menyuruh anak buahnya untuk memesan makanan yang ia pilih

"makanan kambing pasti" gumam Farel yang dapat di dengar oleh Reynan

"gak enak banget anjir hidup di atur kek begitu" batin Reynan julid saat mendengar pembicaraan mereka

*
*
*
*
*

Jangan lupa vote 🌟🌟

without identity (end)Kde žijí příběhy. Začni objevovat