Distance - Eps. 31

1.2K 109 3
                                    

Ruangan itu cukup sunyi setelah kepulangan Hyeri 2 jam yang lalu. Padahal disana terdapat ketiga kakaknya, tapi mereka semua sibuk dengan dunianya masing-masing.

Jennie yang membaca buku, sedangkan Jisoo dan Chaeyoung memainkan sebuah game didalam ponselnya. Lisa selalu memperhatikan ketiganya walaupun tidak dengan mereka.

Rasa bosan itu kini mulai menyelimutinya. Puas dengan menatap ketiga saudarinya, kini Lisa beralih menatap kearah jendela guna melihat bintang-bintang yang ada di langit gelap.

Mendengar suara pintu terbuka dan derap langkah kaki menuju dirinya. Lisa langsung mengalihkan pandangannya dan menatap ketiga orang tua dihadapannya.

"Bagaimana keadaan mu? Apa merasa lebih baik?" Tanya dokter itu hanya sekedar basa-basi. Padahal tanpa bertanya pun, dotker itu tahu keadaan nya sudah membaik.

"Aku bahkan sudah bisa berlari mengelilingi rumah sakit ini, Dokter." Jawab Lisa sambil terkekeh.

"Kau benar. Kau bahkan membaik lebih cepat dari perkiraan ku." Tutur dokter itu sambil mengacak-acak pelan rabut pasiennya itu.

"Itu tandanya aku sudah diizinkan untuk pulang?" Tanya Lisa dengan semangat. Dokter Choi yang melihat itu terkekeh ketika melihat antusias gadis dihadapannya.

"Kau boleh pulang besok sore. Sebelum itu kau harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Jika semuanya sudah benar-benar membaik, baru kau diizinkan pulang." Lisa tidak bisa menahan senyumannya untuk tidak muncul.

Kedua suami istri itu pun ikut tersenyum dan bahagia ketika melihat putri bungsu mereka sangat senang.

"Pemeriksaan tadi malam menunjukkan jika penyakit Lisa sudah memasuki stadium 2. Kalian berdua harus membawanya kesini setiap 2 kali dalam seminggu untuk melakukan cuci darah. Sementara itu, kami disini akan berusaha mencarikan donor ginjal yang cocok untuk Lisa." Penuturan dari dokter Choi direspon dan diperhatikan dengan baik oleh keluarga terpandang itu.

Bahkan ketiga gadis Park yang saat ini masih marah pada adik mereka pun ikut mendengarkan ketika dokter yang menangani sang adik berbicara.

Jennie menatap lekat dalam diam wajah Lisa tanpa si pemilik itu sadari. Entah apa yang dipikirkan gadis berpipi mandu itu.
.......

Pagi ini cuaca diluar cukup cerah. Banyak sekali manusia dibawah sana yang berlalu-lalang. Entah itu yang ingin bekerja ataupun bersekolah.

Kini waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Hari yang seharusnya semua orang sibuk, tapi tidak dengan keluarga Lisa. Mereka semua berkumpul diruangan itu.

"Selamat pagi Nona Lisa. Ini sudah waktunya untuk anda sarapan dan minum obat." Ujar seorang perawat yang membawakan sebuah makanan dengan ramah.

Lisa yang memang sedang tidak nafsu makan hanya melirik makanan itu tanpa minat. Perawat lain menyiapkan sebuah meja kecil untuk menaruh makanan itu dihadapan Lisa.

Ketika sudah selesai, kedua perawat muda itu pergi dari sana. Lisa hanya menatap kepergian keduanya dan menatap makanan yang ada dihadapannya.

Melihat putrinya yang hanya mengaduk-aduk sarapan yang dibawa perawat tadi, Yuri bertanya dan mengusap surai Lisa dengan lembut.

"Kenapa hanya diaduk-aduk saja, hm?"

"Ingin Eomma suapi?" Tawarnya.

"Aniya, aku hanya tidak lapar. Eomma pergilah ke kafetaria dengan yang lain untuk sarapan." Ujarnya.

"Dasar bocah. Kau sendiripun belum sarapan, tapi sudah menyuruh orang lain untuk melakukan yang jelas-jelas kau sendiri saja belum melakukannya." Ketus Jennie. Lisa yang mendengar itu hanya terkekeh saja.

DistanceWhere stories live. Discover now