Distance - Eps. 2

2K 172 1
                                    

Didalam ruangan bernuansa abu-abu itu terdapat seorang gadis bersurai blonde sedang melamun diatas balkon kamarnya sejak lima belas menit yang lalu.

"Apakah dia sakit?." Gumamnya sejak tadi.

Jika boleh jujur, Chaeyoung sangat menghawatirkan adiknya itu. Karna sejak dikelas tadi adiknya itu hanya menenggelamkan wajahnya diatas meja. Tidak seperti biasanya.

"Apakah aku harus mengecek kondisinya saat ini?." Gumamnya sambil melihat bintang yang bertebaran di langit malam.

Ketika ingin beranjak dari sana untuk menemui adiknya, niat itu ia urungkan karna seseorang yang ia pikirkan sejak tadi itu muncul dari dalam kamarnya.

Ingin sekali ia bertanya kepada gadis berponi itu, tapi ada rasa gengsi yang begitu besar didalam dirinya. Ia mencoba memberanikan diri untuk bertanya, namun gadis berponi tersebut lebih dahulu bertanya.

"Eoh, Chaeng Unnie. Kau belum tidur?."

"Menurut mu?."

bukannya menjawab Chaeyoung malah bertanya kembali. Sejujurnya ia senang Lisa bertanya seperti itu, hanya saja kalimat yang keluar dari mulutnya itu tidak bisa bekerjasama.

"Tidurlah Unnie. Ini sudah malam, nanti kau bisa sakit." mendengar kalimat yang Lisa lontarkan kepadanya. Hati Chaeyoung benar-benar senang bukan main. Dengan sebisa mungkin ia menahan senyuman nya agar tidak muncul.

Karna tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, Chaeyoung memutuskan untuk pergi dari sana. Ia benar-benar senang karna secara tidak langsung adiknya itu mengkhawatirkan dirinya.
.......

"Uhuk!... Uhuk!..."

"Sttt...."

Rintihan itu terus keluar dari mulut gadis berponi. Wajahnya dibanjiri oleh keringat nya sendiri. Ia membuka matanya karna merasa sangat haus.

"Haish, kenapa airnya habis." Gerutu Lisa dengan suara serak. Ia beranjak turun dari atas ranjangnya untuk mengambil air ke bawah.

"Eoh, Kau belum tidur Lisa-ya?." Tanya Yuri. Wanita paruh baya yang masih cantik di usia nya yang tak lagi muda.

"Aku sudah tidur dan terbangun karna merasa haus, Eomma." Lisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan sang Ibu.

"Eomma sendiri kenapa belum tidur?."

"Eomma tidak bisa tertidur." Yuri mengusap surai putri bungsu nya itu dengan penuh kasih sayang.

Setelah berbincang cukup lama dengan sang ibu, Lisa memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Dan ditemani sang ibu.

"Eomma, ayo tidur bersama ku?." Mendapatkan tawaran dari putri bungsunya, Yuri langsung merebahkan dirinya diatas ranjang putri bungsunya.
......

Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi, dan wanita empat orang anak itu pun beranjak dari sana. Sebelum pergi ia menoleh ke arah putri bungsunya yang terlelap dalam tidurnya.

"Eomma sangat menyayangi mu, Lisa-ya." Setelah puas memandang wajah cantik putri nya itu, ia tak lupa mengecup beberapa bagian wajahnya dan beranjak dari sana.

Ketika membuka pintu kamarnya terlihat seorang pria paruh baya masih bergelut dengan selimut hangat nya.

"Yeobeo, bangunlah." Yuri membangun kan suaminya dengan penuh kasih sayang.

"Good morning, Sayangku." Ujar Jiyong dengan suara khas bangun tidur.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Yuri bergegas untuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecil nya. Walaupun ada begitu banyak maid, Yuri akan tetap menyiapkan makanan untuk suami dan anaknya.

"Ahjumma, tolong bangunkan anak-anak." Titah Yuri kepada salah satu maid yang kebetulan sedang membantu dirinya.

"Ah, Bibi Ahn. Tolong bangunkan Lisa, seperti dia tidak akan bangun jika bukan kau yang membangunkan nya."

"Baik, Nyonya."

Entahlah, sejak kecil Lisa memang seperti itu. Jika bukan Bibi Ahn yang membangunkan nya, Lisa tidak akan bangun dari tidur nyenyak nya. Walaupun sudah berbagai macam cara untuk membangunkan nya, tetap saja sentuhan dan suara pengasuhan nya itu yang akan berhasil.

"Selamat pagi, Eomma~".

Melihat ketiga putrinya, Yuri tersenyum dan memeluk mereka semua satu demi satu dan mengecup nya.

" Selamat pagi, putri Eomma yang cantik."

"Apakah hanya mereka bertiga saja yang akan kau cium dan peluk, Yuri-ya?." Ujar sang suami. Bukannya mendapatkan apa yang ia inginkan, ia malah ditertawakan ketiga putrinya karna tingkah yang ia buat.

"Ah, Apakah Lisa belum bangun?."

"Aku sudah menyuruh bibi Ahn untuk membangunkan nya." beritahu Yuri kepada sang suami.

"Nyonya, sepertinya Nona Lisa demam."

Mendengar itu, Chaeyoung langsung pergi dari sana guna menghampiri adiknya. Dan ketika sampai dikamar adiknya, Chaeyoung langsung mengecek suhu tubuh adiknya itu. Dan benar saja, suhu tubuh adiknya sangat panas.

"Panas sekali. Pantas saja kau sejak kemarin diam membisu." Gumam nya.

"Eomma, aku akan memberi tahu guru bahwa Lisa sedang sakit."

"Eoh, kalian kan satu kelas." Ujar si sulung.

Setelah menyelesaikan sarapan, mereka semua meninggalkan kediaman Park. Ketiga putrinya pergi untuk ke sekolah dan sang suami pergi ke kantor. Dan Yuri bersiap untuk pergi ke Rumah Sakit tempat dimana ia bekerja.

Ya, benar. Yuri adalah seorang dokter. Dan rumah sakit tempat ia bekerja adalah milik sang Appa yang sebentar lagi akan dipegang oleh dirinya.

"Bibi Ahn, jika Lisa sudah bangun suruh dia untuk sarapan. Jika siang nanti demamnya tidak turun, bawa dia kerumah sakit." Jujur saja Yuri sedikit cemas akan putrinya itu, hanya saja ia tidak bisa mengabaikan pekerjaan nya ini.

"Baik, Nyonya."

Tasikmalaya, 15 April 2023.

masih bnyk kurangnya, maaf kalo bkn bosen crtnya.

DistanceWhere stories live. Discover now