Distance - Eps. 19

1.1K 115 3
                                    

Lalice merasa ini semua adalah salahnya. Coba saja ia tidak memberitahu ibunya tadi. Pasti semua ini tidak akan terjadi.

Lalice terus menerus memandangi wajah damai ibunya. Dan begitu pun dengan Chiyeol. Pria itu selalu ada disamping sang istri.

"Chiyeol Appa, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Chiyeol mengaligkan pandangannya.

"Katakan saja. Tapi sebelum itu, Appa juga ingin bertanya pada mu." Lalice yang melihat Chiyeol memasang wajah serius hanya mampu menelan saliva.

"Apa yang sebenarnya terjadi tadi? Kenapa Eomma mu bisa tidak sadarkan diri?" Ia sudah menduga jika Chiyeol akan  menanyakan kejadian ini.

"A-aku memberi tahu Yoojin Eomma yang sebenarnya tentang diriku." Lalice menjawab pertanyaan Chiyeol dengan perasaan takut.

"Apa yang kau beritahu padanya?" Lalice langsung menceritakan kejadian nya pada Chiyeol tanpa satu kata pun tertinggal.

Chiyeol yang mendengar itu langsung menatap istri tersayang nya. Ia mengusap surai milik Yoojin dengan penuh sayang. Dan langsung mengalihkan perhatiannya ke arah gadis berponi.

"Apa yang sebenarnya terjadi Appa?"

"Kau ingin tahu? Appa akan menceritakan semuanya padamu." Chiyeol langsung menceritakan kejadian sebenarnya pada gadis dihadapan nya.

Flashback On.

Keluarga bahagia itu membuat semua pengunjung taman kota iri dibuatnya. Kekompakan mereka selalu disorot oleh semua mata.

Seorang gadis berlarian mengejar seekor anak anjing. Ketika sudah mendapatkan nya, gadis itu kembali dimana ayah dan ibu nya berada.

Melihat gadis kecil yang tak lain adalah adiknya. Gadis itu langsung mengajaknya bermain. Kedua orangtuanya tersenyum bahagia melihat pemandangan seperti ini.

"Sayang, ayo sudah waktunya makan siang." Gadis itu kemudian menghentikan aktivitas bermain bersama sang adik.

"Makan siang ini apa yang Eomma bawa? Seperti lezat." Ujar gadis itu.

"Kesukaan mu dan Appa mu." Ujar ibu gadis itu.

"Adik?" Wanita dua anak itu langsung tersenyum.

"Adikmu akan memakan bubur miliknya." Beritahu nya.

"Apa Lalice boleh mencicipi nya, Eomma?" Mendapat gelengan dari sang ibu membuatnya sedikit sedih. Tapi bukan Lalice namanya jika tidak memaksa.

"Hanya sedikit saja. Boleh ya? Ku mohon." Yoojin yang melihat itu langsung menyuapi bubur milik putri bungsunya. Lalice yang mendapatkan itu langsung membuka mulutnya dengan lebar.

"Emm mplehh.. Tidak enak." kedua suami istri itu tertawa melihat tingkah putri sulungnya.

"Kan Eomma mu sudah melarangmu untuk tidak mencicipi nya. Tapi kau keras kepala, Nak. Jadi terimalah itu sebagai gantinya." Ujar seorang pria yang tak lain adalah ayah dari gadis itu.

"Sudah sudah. Sekarang makanlah makanan kalian." Mereka hanya menurut dan menghabiskan nya.

"Amma.. Lon! Dek ingin lon tu!"

"Tidak boleh. Kau harus menghabiskan makan mu dulu."

"Lon Amma! Lon! Dek ingin lon!" Hyeri gadis kecil berusia 1,5 tahun memberontak. Ia menginginkan balon merah muda itu.

"Adik Unnie ingin balon? Unnie akan membelikannya untukmu. Tunggu, Eoh?" Yoojin yang mendengar itu ingin melarangnya tapi putri sulungnya sudah lebih dulu berujar.

DistanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang