3 || lagi?

632 197 4
                                    

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabara--" Ucap Aliya sampai sudah ia di Rumah tempat tinggalnya, Panti Asuhan Lingkar Bunga, terbiasa ia memarkirkan sepeda biru mudanya tepat sekali di depan jendela kamarnya

Tetapi, seketika itu keramaian anak-anak datang mengerubungi dirinya, kedua lengannya yang langsung ditarik oleh anak-anak, membawa lari Aliya ke halaman belakang Taman, Rumah Panti, entah ada apa dengan sikap anak-anak ini

Tiba-tiba saja mereka yang terlihat seperti berupaya menyembunyikan dirinya, nyatanya mereka semua yang sudah bersiap siaga lebih dulu menunggu kepulangan Aliya

Aliya yang merasa bingung itupun, lantas dirinya yang berkata kecil pada adik-adik Pantinya itu, mengapa mereka semua terlihat khawatir dan cekatan bersembunyi di Taman ini, ia takut jika saja adanya kejadian tidak diinginkan terjadi pada kanak-kanak itu hingga mereka yang ketakutan, ataupun mungkin adanya orang jahat yang datang ke Panti mengacaukan Rumah mereka

"Kak, Kakak beneran bakalan ninggalin kita? Kakak, hikss.." Lirih beberapa anak kecil laki-laki maupun perempuan dengan umurnya yang terbilang masih begitu kecilnya, sekitar 4 tahun, seketika itu, mereka yang mulai mengalirkan air mata bersihnya, bola mata yang mulai membengkak memeluk lingkaran pinggul Aliya

Karena memang betapa kecilnya anak-anak itu, dan juga betapa mungilnya tubuh Aliya, hingga tidak begitu sulit bagi adik-adik Pantinya itu untuk menjangkau tubuh Kakak tertuanya yang kini usianya akan menginjak 17 tahun, Aliya

"Mengapa kalian berbicara seperti itu? Ada apa sayang, Ibu memarahi kalian semua lagi karena berisik, Kakak kan sudah bilang, kalian itu harus anteng, tidak boleh loncat sana sini, kalian itu harus patuh apa kata Ibu" Yang dimaksudkan Aliya ialah Ibu Wasyafi, beliau adalah pengurus Panti Asuhan Lingkar Bunga tersebut, memang terbilang galak

Namun, bukan berarti tidak menyayangi dirinya dan para adik-adik Pantinya, hanya saja, Ibu Wasyafi ini adalah karakter orang yang tegas dalam mendidik, apalagi saat anak-anak Panti yang sulit sekali dinasehati, alias bandel

"Kak, Kakak sebentar lagi bakalan ninggalin kita semua, hiksss.. Kakak jangan pernah lupain kita ya, hiksss.." Ujar salah seorang gadis kecil berambutkan panjang sebahu yang diikat kuncirkan olehnya tadi pagi dengan dua buah pita berwarna merah muda yang menghiasi tampilan rambut sedikit ikalnya

Anak kecil itu yang langsung membukakan telapakan tangan Aliya dan menaruhnya sebuah coklat batang dengan secarik kertas yang menempel pada merk coklat itu

"Mengapa kalian berbicara seperti itu lagi? Hiksss.. sebenarnya ada apa" Seketika itu, Aliya yang mulai memejamkan sekejap matanya yang sedikit tak dapat menahan dirinya melihat anak-anak itu yang menangis tersedu-sedu akan takut kepergian dirinya, padahal saja, ia sendiri pun masih tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh kanak-kanak ini

"Aliyaaa" Seruan Ibu Wasyafi, yang memanggil nama putri tertua di Pantinya, Aliya, dari dekat pohon mangga mencarinya, karena terlihat tiba sudah sepeda biru muda itu yang bersandar ditepian tembok kamar Aliya

Wanita paruh baya dengan pakaian muslimnya itu, yang berjalan kesana-kemari menolehkan pandangan wajahnya kesegala arah untuk menemui Aliya

Begitupun para anak-anak yang mulai mengusapi wajah merahnya karena sehabis menangisi Aliya, dan menyuruh Kakaknya untuk datang menemui Ibu, karena sudah berulangkali Ibunya yang memanggil dan mencarinya, padahal mereka semua yang kini tengah mengumpat di Taman belakang

Dear Aliya (On Going+Revisi)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora