2 || Pertemuan

680 195 6
                                    

"Haaa! Ya Tuhan! Kenapasih hidup Devan tuh harus begini? Devan kan cuman mau sarapan bareng aja sama keluarga Devan, bahkan Bi Sita juga gak mau makan bareng sama Devan, huuft..!" Gumam Devan yang berjalan dengan kaki yang sedikit terhentak-hentak ke tanah, dengan rautan malas wajah datarnya, mulai kening yang mengerut dengan sendirinya akan teringat nasibnya yang selalu saja sendiri dalam hal apapun itu

"Kueee, kue, kue, kuenya enak banget lohhh, ayo dibeli kuenyaaa" Terdengar sedikit dari kejauhan seperti seorang wanita yang tengah menawarkan kue-kue dari luar gerbang komplek

Namun, terlihat adanya kedua petugas keamanan komplek yang tengah mengusir kasar seorang gadis penjual kue keliling itu dari pintu masuk gerbang komplek, walaupun gadis itu yang hanya berjualan di depan pembatas besi bernuansakan tempat para bangsawan, tetapi, tetap saja gadis penjual kue itu yang didorong kencang oleh salah seorang petugas keamanan itu, dan ditarik kuatnya lengan penjual kue itu yang dipaksakan untuk pergi dan menjauh dari tempat permukiman Rumah para kelas atas ini

"Heeh! Pengemis seperti kamu ini tidak pantas berada di tempat elite seperti ini! Pergi!"

BRUK!

"Astaghfirullah.. saya kan hanya ingin berjualan saja! Mengapa Bapak marah?! Saya bukan pengemis ya, saya ini pedagang" Jawab gadis muda bertubuhkan mungil itu yang membalaskan perkataan kedua petugas keamanan komplek Housewn Hyland Park

"Sudah sudah! Kamu ini perempuan gembel! Tidak pantas kamu berdagang makanan receh seperti itu di permukiman tempat ini! Sana sana! Pergi!"

"Haah? Itu perempuan jualan apaan, kok bawanya cuman dua kotak doang, emangnya muat ya? Biasanya kalau gue beli makanan, itu tempat malahan sampe ada dapurnya" Devan yang penasaran dengan makanan apa yang dibawakan oleh pedagang wanita muda itu, dengan langsung iapun berlari ke arah di mana gadis penjual kue itu sedang di caci maki habis habisan oleh kedua petugas keamanan kompleknya

"Pak, tugas anda berdua disini hanya menjaga keamanan lingkungan komplek, bukannya membuka persembahan Indosiar!" Ujar Devan yang mengatakannya pada kedua satpam berumur itu, dengan tatapan mata elangnya, sensasi rasa ingin menerkam kedua Bapak tua bermulut ular itu

"Ehhh nak Devan, maaf nak, kami permisi dulu" Terkejutnya kedua satpam keamanan itu, tiba-tiba saja munculnya pria dengan aura hitamnya yang menakutkan datang menegurnya, begitupun langsung keduanya yang pergi meninggalkan gadis pedagang kue itu, dan Devan,

Bagaimana tidak kedua petugas itu mematuhi perkataan Devan, karena Devan sendiri ialah cucu pemilik dari komplek perumahan Housewn Hyland Park itu sendiri, Omah nya, Nyonya Gerlind Albertazzi, namun, Omah nya sudah meninggal dunia pada 19 tahun yang lalu bersamaan juga saat ia yang ditinggal pergi oleh Bunda dan adik bungsunya

"Lucu juga ya nih perempuan, tapi, kenapa segala dipakein penutup muka begitu coba, emangnya gak pengap apa ya" Pikir pria dengan outfit sederhana jogging nya, dengan sudut matanya yang menatap serius akan memandangi wanita yang saat ini tengah berdiri di sampingnya

Gadis dengan pakaian panjangnya yang berwarna biru muda, dengan seluruh tubuhnya yang tertutup sempurna dengan kain berbahankan katun, hanya kedua telapak tangannya dan kening hingga bola mata hitam pekatnya yang terlihat, namun, tetap terpasang handsock yang menutupi punggung-an telapak tangannya itu, sehingga hanya kelima ruas jarinya lah yang tampak dengan kuku bersih pendeknya

Wanita bertubuhkan mungil yang tingginya hanya sampai menyetarakan posisi belahan dada Devan, gadis itu dengan durasi beberapa detiknya yang terdiam memegangi kedua handlebar stang sepeda berwarna birunya, matanya yang mulai berkaca-kaca melihati betapa sayangnya makanan yang terhambur-hambur begitu saja di tanah

Dear Aliya (On Going+Revisi)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon