chapter 16

5.2K 297 0
                                    

Niki bergegas masuk kedalam dan di ikuti Eina di belakangnya. Dia sangat sibuk mengotak-atik isi lemari dan mencari jubah untuk dia kenakan. Beberapa menit kemudian dia menemukan jubah yang dicarinya dan tanpa pikir panjang dia langsung mengenakan jubah itu.

"Eina aku sudah siap, kita bisa pergi sekarang" ucap Niki sembari melontarkan senyum cerahnya. Eina mengangguk menyanggupi permintaan majikannya.

Wuusshhh...............

Tiba-tiba sebuah angin berembus dan dibarengi sedikit cahaya yang menyelimuti tubuh Niki. Beberapa centimeter, Eina membentangkan kedua tangannya tepat di depan mata Niki. Seketika Niki memejamkan matanya hingga angin yang berhembus berhenti dan ketika cahaya itu redup barulah dia membukakan matanya. Kini dia berada di pantai. Mata Niki begitu takjub saat melihat pemandangan pantai dimalam hari yang disinari cahaya terang bulan.

"Wah... Ini sangat indah. Sudah lama sekali aku tidak melihat pantai dimalam hari" ujar Niki sembari tersenyum sumringah di wajahnya.

Niki berlari kesana-kemari dan berputar-putar layaknya seorang anak kecil yang baru saja merasakan dunia luar untuk pertama kali. Eina yang melihat majikannya ikut senang kala Niki terlihat bahagia dan melontarkan tawa yang cukup nyaring.

*************

Beberapa menit kemudian, Eina merasa lelah dan tidak memiliki tenaga lagi untuk mengikuti kesana-kemari majikannya. "Niki apakah kamu tidak lelah saat berlarian kesana-kemari dan sekarang kamu malah berjalan-jalan santai. Aku yang sekedar mengikutimu dibelakang dan sesekali terdiam melihatmu berlarian kesana-kemari tadi, sudah membuatku lelah" rengek Eina sembari menatap polos dan terheran-heran kala melihat Niki yang masih memiliki tenaga untuk berjalan-jalan disudut bibir pantai yang membasahi kaki majikannya. Sedikitpun energi majikannya tidak terlihat terkuras sama sekali.

"Aku sama sekali tidak lelah, Ei. Justru aku merasa tenagaku terisi kembali saat aku berada di pantai saat ini. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku, Eina".

Eina hanya bisa pasrah saat mendengar ucapan majikannya sembari menggelengkan kepalanya.

Beberapa jam kemudian, matahari sudah mulai sedikit muncul. Niki yang tengah duduk santai dipasir kering, dia sedang asik menyaksikan matahari mulai terbit dan menampakkan cahaya terangnya. Alangkah indahnya saat melihat matahari terbit di pagi hari, itulah yang ada dipikirannya saat ini.

**********************

Di mansion Arcelio para pekerja tengah sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing. Bibi Lui yang bertugas untuk membangunkan nyonya saat ini, terlihat terkejutnya saat melihat kamar nyonya-nya kosong. Dia tidak melihat nyonya-nya di kamar. Dengan terburu-buru bibi Lui mencari tuannya dan segara melaporkan bahwa nyonya-nya tidak ada di kamarnya.

Arcelio yang mendengar kabar itu sontak membuatnya terkejut, rahangnya mengetat kuat sampai uratnya terlihat. Bahkan netra merah yang dimilikinya terlihat bercahaya bagaikan lampu tumblr, kala rasa amarahnya hampir meledak saat mendengar istrinya tidak ada di kamarnya.

"Cari dan temukan dia" tekan Arcelio sembari menggertakkan giginya.

Kini seluruh para pekerja di mansionnya terlihat panik dan takut kala Arcelio terlihat murka, para pekerja itu tengah sibuk mencari kesana-kemari keberadaan nyonya-nya.

**************

Disisi lain saat ini... Niki yang sedang santai duduk dan masih menikmati pemandangan yang ada didepan matanya, dia tidak menyadari jika dirinya tengah diawasi oleh seseorang yang berada dibalik kapal yang terparkir di sudut bibir pantai dan orang itu mengenakan jubah hitam, wajahnya sama sekali tidak terlihat.

Tentu saja Eina menyadari jika majikannya sedang diawasi. Dan seketika itu Eina terbang kedepan Niki, sontak pandangan Niki buyar kala Eina melayang tepat di depan matanya.

"Ada apa Ei? Kenapa kamu berdiri tepat di depan mataku?" Tanya Niki polos.

"Sepertinya ada seseorang yang sedang mengawasimu dan lagi sudah waktunya kita kembali ke mansion sekarang" celutuk Eina.

"Benarkah? Siapa dia? Padahal aku masih ingin sedikit lebih lama lagi berada disini sebelum kembali ke tempat neraka itu." Sahut Niki was-was sembari melontarkan ekspresi wajah sedih kala dirinya harus segera kembali ke mansion.

"Entahlah... aku juga tidak tahu siapa dia. Dan lagi kita harus kembali sekarang. Akan bahaya bagimu jika para pelayan tidak mendapati dirimu dikamar"

"Tapi sebelum itu bagaimana jika orang yang mengawasiku, melihatku tiba-tiba menghilang dalam sekejap mata. Aku tidak ingin terlalu jauh menarik perhatiannya dan lagi aku ingin kamu memindahkan tubuhku di gazebo taman bunga saja, rasanya aku punya firasat yang buruk".

Eina mengangguk mengerti akan penuturan Niki. Dia melemparkan sedikit sihir kearah orang yang mengawasi majikannya. Seketika kemudian orang itu pingsan dan jatuh tergeletak di tanah. Kini Eina bersiap membuat cahaya seperti sebelumnya.

Wuusshhh............

Dengan sekejap mata tubuh Niki tengah berada di gazebo taman bunga seperti permintaannya. Eina terlihat khawatir dan was-was jikalau majikannya mendapatkan masalah di mansion Arcelio. Niki yang menyadari Eina yang mengkhawatirkan dirinya spontan berusaha menyakinkan Eina, bahwa dirinya tidak akan mendapatkan masalah sedikitpun. Meskipun Eina ragu, namun dia mencoba untuk tidak terlalu khawatir.

Aku menjadi ibu yang jahat di dunia novel Where stories live. Discover now