Chapter : 1

4.5K 125 4
                                    

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
.
.
.
.
.

•Assalamualaikum wr.wb
Salam kenal semua juga teman-teman yang ada dirumah

•Ini adalah kedua kalinya saya buat cerita ini dan ini murni dari pemikiran sendiri jika ada persamaan Alur atau tokoh yang lainnya saya mohon maaf.

•Ingatkan jika ada salah dalam pengetikan,atau penyampaian ilmu agama karena kesalahan dan kekurangan itu letaknya ada disaya sementara kesempurnaan itu hanya lah milik Allah❤️

•Wajib Follow dan Vote sebelum baca
Dan jangan lupa selalu spam komen juga wajib,biar saya tambah semangat up❤️!

•Jangan panggil "Thor" atau "Author", panggil "Hawa" atau "kak hawa" ya.

Semoga kalian suka dengan cerita ku yang ini , Aamiin.

🌸Prolog🌸

"Apa impian terbesar mu qil?"

"Berada dibarisan sayyidah fatimah merupakan impian terbesar ku"

"Masya Allah"

.........

"Mahkota seorang perempuan itu dek, terletak pada rasa malunya jika rasa malunya sudah hilang maka hilanglah mahkota nya."

.........

"Bu, Izinin qila mondok bareng zahra,boleh yah Bu?"

"Ibu gak ada uang buat ngebiayain kamu kalau kamu masuk pondok. Ekonomi keluarga kita juga berkecukupan, ibu harap adek bisa ngerti yah?"

"Bu, kalau semisalnya qila pakai cadar kaya zahra ibu izinin?"

"Dek,pakai cadar itu bukan sekedar sementara aja,kamu harus siap betul-betul. Bukannya ibu gak ngizinin adek buat pakai cadar,yang ibu takutkan itu hanya sekedar sementara dan gak lama adek bakal buka cadar lagi. Belajar Istiqomah dulu yah dek"

.........

"Sejujurnya insecureku bukan pada mereka yang berkulit putih,yang memiliki banyak serum atau skincare, tetapi insecure ku terletak pada mereka yang sibuk menata iman sementara yang lain hanya sibuk dengan dunianya".
-Aqila Zareenah Mafaza

"Insecure ku bukan terletak pada mereka yang ber Outfit tapi insecure ku terletak pada wanita Tarim."
-Aqila Zareenah Mafaza

"Ya Rabb, Jika orang tua ku belum merestui ku untuk memakai niqab , Maka izinkan lah suamiku kelak yang memakaikan niqab kepada ku, jika yang datang kepada hamba bukan lah lauhul Mahfudz tapi kematian maka buatlah kematian itu menjadi Husnul khatimah"
-Aqila Zareenah Mafaza

🌸🌸🌸

Di hari Minggu Suasana di bandara tepatnya di kota Medan cukup lah ramai. Banyak orang yang beralalu lalang kesana kemari Sementara Ratna-ibu Aqila, sejak sedari tadi terus menggenggam tangan putri satu-satunya itu, karena baru ini,baru pertama kali seorang Aqila diberi izin untuk ke Jakarta.

Flash Back On

"Bu kasih kesempatan buat qila untuk merasakan dunia luar sana, mau sampai kapan ibu bakal kurung Aqila dirumah terus? Apa Mungkin jika Aqila menikah nanti, ibu bakal mengurungnya terus?gak kan Bu?"

"Apa yang dikatakan Akmal itu benar bu-e, mau sampai kapan ibu bakal kurung qila dirumah trus?, qila juga punya kebebasan bu, izinkan qila untuk merasakan dunia diluar sana dikota lain"

"Tapi dunia luar sana itu lebih kejam pak,kalau untuk sekitar kota Medan ibu izinkan tapi untuk dijakarta ibu gak izinkan,Toh kenapa bukan Mas Tio dan mbak Siska aja yang gantiin bapak sama ibu,kan masih ada Mas kalian"

"Ibu kan sudah dengar ditelepon semalam Tio bilang apa ke ibu, Tio gak bisa ke Jakarta karena kerjaannya gak bisa ditunda Bu, jadi izinin Aqila buat datang kejakarta lagi pula, Kyai Adnan juga anaknya Zahra orang baik-baik, Mereka juga sebelumnya semasa tinggal diMedan sudah banyak berbuat baik untuk kita, kalau kita gak bisa datang ke acara pembukaan Pondok pesantren Al Kahfi ke 2 jadi izinkan anak Kita, Aqila yang mewakili nya, soal keselamatan Aqila disana, Akmal akan ikut bersama nya, Makannya itu bapak semalam minta sama Akmal supaya kerjaan nya diliburkan dulu untuk seminggu"
Flash Back Off

Jika bukan karena bujukan pak Rahman-bapak Aqila, mungkin Aqila saat ini sudah tidak ada dibandara.

Dari sejak kecil Seorang Aqila belum merasakan yang namanya kebebasan dari orang tua nya karena dirinya juga merupakan putri paling bungsu,tidak ada anak perempuan lagi di keluarga nya kecuali dirinya.

Bahkan sejak kecil,main saja dibatasi walaupun dengan sesama perempuan, dulu saat usia qila masih 16 tahun kalau ingin berpergian bersama Zahra jika Zahra sedang libur di pondok pesantren nya, Aqila selalu mengirim pap/photo kepada ibunya karena ini juga perintah dari ibu Ratna. Wajar jika ibu Ratna sulit melepaskan Aqila untuk keluar kota.

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00, waktu nya sudah menunjukkan Sholat Dhuha, namun saat berpergian seperti ini, Aqila memilih untuk pergi disaat ia datang bulan saja, ia tak perlu memikirkan untuk mencari tempat berwudhu ataupun musholla.

"Akmal, koe jaga adekmu, kalau sudah sampai kejakarta kabari bapak, ibu atau Mas Tio Yo Mal".

"Iya pak-e"

"Ibu,Aqila pamit dulu yah Bu"

"Iya qil,pokok-e disana koe nurut aja yah sama Bang Akmal, Kalau keluar izin sama bang Akmal, jangan jalan sendirian minimal Bawa Zahra cuma Zahra temen kamu yang bisa ibu percayai"

"Iya bu-e"

Tanpa berlama-lama lagi Aqila dan Akmal menyalami kedua orang tuanya termasuk Kakak tertua mereka Mas Tio juga istri nya Mbak Siska.

"Kami pamit yah pak, Bu Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam salam"

🌸🌸🌸

Gimana Mau lanjut?
Jangan lupa tekan bintang 🌟
Follow Ig: Hzifah_07

MY DREAM Where stories live. Discover now