Chapter 111

265 48 4
                                    

“Seorang Pangeran berpakaian sebagai pelayan.”

“…”

“Tampaknya cukup menarik untuk membuat kesepakatan.”

Permaisuri Frederique berbicara dengan sinis. Aku meletakkan alat ajaib di saku ku dan menunjukkan rasa hormatku.

“Saya menyambut matahari yang telah turun ke bumi dan Yang Mulia Pangeran.”

Rambutku berserakan karena melepas penutup mata dan aku berkeringat dingin karena tekanan yang kuterima dari master pedang ini, tapi dia benar.

Apa yang akan kami lakukan saat ini bukanlah obrolan melainkan kesepakatan.

Akan buruk jika sikapku berubah.

Terlebih lagi, penampilanku saat ini paling mendekati penampilan asliku.

Bagaimanapun, Jung Yeseo hanyalah orang biasa di dunia ini.

“Baik, aku mengerti.”

Permaisuri tiba-tiba bergumam dengan nada tidak puas.

Aku merasakan sesak napasku berhenti dan tubuhku menjadi lebih ringan. Aku mengangkat kepalaku karena terkejut.

Udara menjadi sangat jernih dan menyegarkan setelah tekanannya hilang.

Kardinal Boutier menatapku dan tersenyum.

“Bukankah seharusnya kamu memulai dengan kedudukan yang sama untuk membuat kesepakatan?”

'Jadi begitu. Kardinal pasti menggunakan jiwanya yang terhubung dengan Permaisuri untuk menghilangkan tekanan.'

Aku diam-diam terkekeh dan menunjukkan rasa terima kasihku. Permaisuri mendorong kursi kosong dengan sepatu botnya.

"Duduk."

“Terima kasih banyak, Yang Mulia.”

Aku akan sangat cemas melihat dia bertindak seperti ini jika ini adalah pertemuan pertamaku dengannya, tapi sekarang aku tahu bahwa ini adalah caranya menunjukkan niat baik.

Christelle dan Pangeran Kekaisaran menatapku begitu aku duduk.

Aku secara alami mulai tersenyum sambil melihat mereka berdua.

Dua karakter utama memainkan peran penting dalam kemampuanku datang ke sini selama masa kurungan.

Sebuah meja besar penuh makanan untuk makan malam yang sepertinya dapat menampung tiga puluh orang dengan mudah, langit-langit tinggi dengan lampu gantung yang menyilaukan, dan empat orang berpakaian mewah…

Aku memang berpakaian paling buruk dari semua orang di sini, tetapi setidaknya aku tidak sendirian.

Aku menarik napas dalam-dalam dua kali sebelum mulai berbicara.

“Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih atas rahmat-Mu yang seluas sungai dan lautan, Yang Mulia. Namun, saya tidak pernah berpikir bahwa Anda tidak menyadari apa yang saya lakukan.”

Aku serius.

Meskipun dia mungkin melewatkan detail kecilnya, aku bahkan tidak pernah berharap Permaisuri tidak mengetahui semuanya.

Apa Yang Terjadi Ketika Tokoh Utama Pria Kedua Memiliki Kekuatan?Où les histoires vivent. Découvrez maintenant