04-Twins

48 10 1
                                    

JANGAN LUPA KASI VOTE DAN KOMEN
.
.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
___________

Saat ini kedua remaja yang berbeda umur dan gender itu, sudah tiba di depan rumah besar milik Rafael. Pria itu menyerahkan plastik yang sejak tadi ia pegang ke Zalina. Dan Zalina hanya menerima saja tanpa membantah. Setelah memencet bel sebanyak dua kali, tak berselang lama, pintu tersebut di buka oleh salah satu asisten rumah tangga  di situ. 

'' Bunda mana, Bik?'' Tanya Rafael sambil berjalan memasuki rumah, di ikuti oleh Zalina di belakang nya. Zalina terlihat seperti bocah yang terus mengikuti kemana saja Rafael pergi.

'' Di dapur, Den. Lagi menyiapkan makan siang, kalau gitu Bibi balik kerja lagi ya, Den'' Izin ART itu dan dibalas anggukan oleh Rafael.

Rafael menatap Zalina yang hanya berdiri namun mata nya melirik kesana kemari, mata gadis itu terus memperhatikan foto foto yang tersusun rapi di atas meja dan dinding  '' Ke dapur aja!'' Titah Rafael 

zalina kembali menghadap ke rafael yang baru saja bicara pada nya ''Ngapain ?'' Tanya Zalina mengernyit bingung. Kenapa tamu malah disuruh ke dapur?, batin Zalina.

Pria itu mendengus sebal ''Kan tujuan Lo kesini mau ketemu bunda, sekarang bunda lagi di dapur'' Jelas Rafael dengan nada malas. 

Zalina menepuk dahi nya sendiri. Dia kenapa jadi seperti orang bego begini ? mungkin salfok sama kegantengan Rafael fikir nya. sementara Rafael pun melangkah kan kaki nya menuju atas dengan membawa tas di bahu kanan nya. 

'' Kakak mau kemana?'' tanya zalina yang masih memperhatikan punggung rafael yang semakin menjauh.

'' Ganti baju, kenapa mau ikut?'' Tanya Rafael namun terus berjalan menaiki tangga tanpa membalikkan badan nya. Rugi sekali dia tidak melihat wajah Zalina yang memerah sambil menggeleng cepat. Karena terlalu malu, gadis itu langsung berlari menuju dapur untuk menemui Citra.

-RAFAEL-

Citra yang tengah sibuk dengan aktivitas memasak nya tidak sadar dengan kehadiran Zalina di sana, gadis itu mendekati Citra dan berdiri disamping meja dekat dapur.

'' Tante'' Panggil Zalina, Citra langsung menoleh untuk melihat siapa yang baru saja memanggil nya. wanita paruh baya itu terlihat kaget dengan kehadiran zalina. 

'' Eh kamu, dari kapan disini?'' Tanya Citra ramah dan menghentikan aktivitas nya, wanita itu menghampiri Zalina dengan tersenyum, meski baru kenal kemarin, mereka sudah terlihat cukup akrab.

''Baru aja tante''

'' Sama siapa kemari?'' Tanya Citra dan menyuruh Zalina untuk duduk di kursi yang ada di situ. Wanita itu cukup senang dengan kehadiran Zalina, rasa nya dia akan ada teman untuk mengobrol. Karena kalau bicara dengan Rafael, respon putra nya itu sangat acuh tak acuh, mungkin dia tidak begitu paham dengan arah pembicaraan citra yang membahas tentang arisan yang yang lain nya, jadi dia hanya mengiyakan saja apa yang ibu nya katakan , kalau citra menanyakan masalah pendapat tentang gaun untuk butik maka Rafael akan menjawab               '' Bunda, Rafael itu cowok kalau bunda lupa''  Dan Citra yang baru sadar akan hal itu, membuat nya akan mendengus sebal, andai saja Rafael punya pacar mungkin dia akan ada teman mengobrol, begitu lah yang  kadang, wanita paruh baya itu fikir kan.

Dear RafaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang