05-Galak

22 5 0
                                    


Udah Follow belum?

Yang belum, harap Follow Author terlebih dahulu

_

.

.

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

.

.

.

______________

Begitu tiba di sekolah, mata coklat bening milik Zalina langsung bertabrakan dengan netra hitam sang ketos menyebalkan, siapa lagi kalau bukan Glenn Rafael Dinata.

Rafael sedang menghukum orang orang yang telat datang ke sekolah, dan otomatis Zalina juga termasuk dari orang orang itu. Zalina ingin melangkahkan kaki nya untuk kabur dari hukuman osis. Namun baru dua kali melangkahkan kaki kecilnya itu, teriakan dari sang Ketos langsung membuat Zalina mematung tak berani melangkah lagi.

''BERHENTI DI SITU ATAU PUSH UP 50 KALI'' pekik Rafael sambil berjalan mendekati Zalina meninggalkan siswa siswa terlambat dan menyerahkan nya kepada anggota nya. Meski baru menjabat sebagai ketua osis, Rafael tak akan segan segan menghukum siswa yang melanggar meski itu sahabat nya sendiri. Bukti nya, Ken juga berada di barisan siswa siswa yang terlambat datang ke sekolah.

Rafael menarik tas Zalina memutarkan badan cewek itu agar berpaling ke arah nya. begitu bertatapan langsung, Zalina malah menyengir tidak jelas hingga membuat Rafael langsung memukul pelan dahi Zalina dengan ranting kecil yang ia pegang.

''Gak usah nyengir, muka lo jelek'' 

Zalina mengerucutkan bibir nya sebal, tidak bisakah cowok itu berbicara dengan tutur kata yang lebih baik? kenapa selalu saja membuatnya kesal ''Muka kakak lebih jelek'' balas Zalina dengan cukup berani sambil mengusap dahi nya yang sempat di pukul Rafael.

''Gue tau tanpa lo bilang'' ketus Rafael dan kembali melanjutkan ucapan nya ''Karena lo terlambat 20 menit, maka bersihkan 20 toilet dalam waktu setengah jam, kalau gak beres dalam waktu itu maka hukuman lo gue tambah''

''Gile apa? setengah jam 20 toilet? mau ngehukum apa mau bunuh aku, huh?'' Zalina nyolot tak terima dengan hukuman yang menurut nya tidak wajar itu.

''Karena ngebantah hukuman di tambah, sapu lapangan dalam waktu 10 menit''   

''Kamu gak waras lagi ya? Nggak, gak mau titik''

''karena ngebantah lagi-''

''Oke fine, aku kerjain''

Zalina menghentakkan kaki nya sebal meninggalkan Rafael dengan wajah yang masih sama-datar. Cowok itu pun kembali ke tempat para siswa terlambat sebelum nya.

Dear RafaelWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu