01-Dia dan hujan

134 14 2
                                    

JANGAN LUPA KASI VOTE DAN KOMEN
.
.

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

.
.

________

Hujan deras mengguyur kota jakarta, semua siswa-siswi SMA 2 GARUDA SAKTI kebasahan karena hujan yang turun dengan begitu derasnya. Berbeda dengan MAUDY ZALINA PUTRI , siswi yang satu ini malah duduk santai di bangku dekat parkiran sambil meminum teh hangat.

Zalina menggeleng pelan melihat mereka yang berlari lari di hujan hanya untuk mencapai kendaraan mereka "Ngapain lari lari gitu, mendingan duduk santai. Toh nanti hujan nya berhenti juga" Tutur Zalina sambil meminum teh hangat nya.

beberapa menit setelah nya, seorang pria berdiri di depan Zalina dengan posisi membelakangi nya. Pria tersebut berbadan agak tinggi, kulit nya putih, juga memakai switer abu abu dengan memasukkan kedua tangan nya di dalam kantong depan switer itu, mungkin karena udara yang cukup dingin. Bisa di tebak kalau wajah pria ini cukup tampan, namun Zalina tidak bisa melihat nya karena pria itu hanya menatap ke depan dan enggan untuk menoleh ke belakang.

Zalina mendengus sebal dan mulai angkat bicara, dia paling tidak suka ketenangan nya di usik, tidak peduli siapa pun itu, tapi kalau memang mengganggu ketenangan nya, maka Zalina pasti akan angkat bicara "Geser dong! Aku kan mau lihat ke depan sana, ngalangin aja pun" Celetuk Zalina, meski sifat nya yang sedikit bar bar itu, tapi ketika berbicara dengan orang lain dia selalu menggunakan kosakata aku-kamu.

Pria itu tak menggubris panggilan Zalina, hal itu tentu saja membuat Zalina kesal dan langsung berdiri lalu ia pun menarik ujung switer pria itu, agar bergeser. Tapi pria itu masih tidak merespon.

Zalina menghela nafas kasar "ini manusia apa patung sih" keluh Zalina.

"HELLOOOO, PUNYA KUPING GAK SIH? AKU BILANG GESER!" Titah Zalina dengan suara setengah berteriak. Mungkin efek hujan jadi tadi tidak kedengeran, fikir Zalina.

Detik berikut nya, pria itu bergeser sedikit, perlu di ingat hanya sedikit. karena tidak ingin berdebat lagi dengan orang yang saat ini ada di hadapan nya, Zalina pun kembali duduk di bangku nya dan meminum kembali teh yang yang mulai dingin. Keduanya sibuk dengan aktivitas masing masing.

Tepat jam 14:00, hujan pun berhenti. Hanya tinggal Zalina dan pria tadi di sekolah itu.
Hanya keheningan yang ada di sana. Kalau ada yang bergumam sendiri itu adalah Zalina.

Pria tersebut langsung berlalu pergi dari tempat nya berteduh menuju jalan raya untuk mencari angkot. Dia bahkan tidak menoleh sedikit pun ke belakang meski hanya untuk izin jalan lebih dulu.

"Aku di jemput gak ya?" Fikir Zalina sambil menatap kepergian pria yang tadi ada di hadapan nya.

Melihat suasana yang sudah sangat sepi, membuat Zalina merinding sendiri. Dia pun langsung berlari menyusul pria yang sudah berjalan lumayan jauh dari nya, ia bahkan sudah melupakan kekesalan nya pada pria itu, Zalina ini memang tipe cewek yang mudah memaafkan kesalahan orang lain. Zalina mencoba menyamakan langkah nya dengan pria itu, tapi kaki nya cukup pendek hingga tak bisa menyamai langkah panjang milik pria tersebut.

Dear RafaelOù les histoires vivent. Découvrez maintenant