UNIVERSE

9. Implusif

Akhirnya ohm pun kembali ke hotel setelah pergi ke supermarket dan apotik.

"Kemana saja? Kenapa lama sekali."

Perlahan lelaki jangkung itu mendekati sang empu yang berbaring disamping ranjang.

Ohm duduk dengan mensejajarkan posisi nanon.

"Perutku tidak enak ohm.."

Lagi lagi ohm hanya diam memandang sang empu yang berada tepat didepannya.

"Hiks sakit.."

"Diare?"

Nanon menggeleng pelan. "Tapi daritadi bolak balik toilet terus."

ohm mengelus surai rambut nanon lalu menghubungi pihak hotel untuk dibuatkan jahe madu.

Ohm juga tak lupa untuk mengoleskan salep dibagian belakang nanon dan minyak terapi disekujur perut sang empu.

Setelah selesai, sebuah rentangan tangan dari nanon meminta untuk di peluk.

"Sebentar ya. Aku cuci tangan dulu."

Ohm pun kembali dan langsung memeluk tubuh nanon hangat. Ia juga menghapus air mata yang membasahi pipi sang empu.

"Mau pipis."

"Hm? Mau digendong?"

Sebuah anggukan terlihat dari wajah kekasihnya.

Dengan hati-hati ohm pun menggendong nanon menuju toilet, namun baru setengah jalan suara bel pun berbunyi.

"Siapa ohm?"

"Ah mungkin petugas hotel. Aku memesan jahe madu untukmu."

"Aku tidak mau."

"Itu bagus untuk-."

"Aku tidak suka madu ohm."

"Tunggu disini dulu ya. Aku ambil dulu pesanannya." Ucap ohm ingin menurunkan nanon di ranjang tapi sang empu justru tidak mau melepaskan dekapannya.

"Nanon-"

"MAAF KAMI TIDAK JADI PESAN, SILAHKAN KEMBALI." Teriak nanon.

"Sayang, dia tidak mengerti bahasa thailand.."

"GO.. GO AWAY PLEASE."

Ohm tersenyum tak habis pikir dengan tingkah kekasihnya ini.

Kalian tahu kan bel yang bisa mengakses suara? Kayak suara yang bisa menghubungkan pemilik kamar dengan tamu gitu.

"Excuse me."

"Kenapa dia masih saja memencet bel. Apa dia tidak dengar."

"GOOO.. PLEASE GOO.."

Lagi lagi ohm tak mampu menyembunyikan senyumnya sambil mengatakan "camkanman yo."