2. Hal Tak Terduga

304 25 1
                                    

"Ohm tolong bantu paman memperbaiki atap rumah, na. sepertinya genteng nya rusak."

"Oke. Serahkan padaku, paman."

..

"Ohm kran air rumah bibi bocor, bisakah kau memperbaikinya?"

"Tentu bi." Jawabnya tersenyum.

..

"Ohm apa kau sibuk? Bisakah kau menjaga toko ku sebentar. Aku harus menjenguk mertuaku dirumah sakit."

"Uh? Nenek Jise kenapa bi?"

"Dia terjatuh dari tangga. Tolong jaga toko ku, na."

"Hm, baiklah bi. Sampaikan juga salam ku padanya ya."

..

"Ohm sabtu ini kau tidak lupa kan?"

"Tentu saja paman. Kebersihan wilayah ini sudah menjadi tanggung jawab bersama kan? (Tersenyum) Aku akan mengkoordinisir warga untuk bergotong royong."

"Kau memang yang terbaik."

..

Sudah sejak 3 bulan terakhir semenjak pertemuannya dengan lelaki dimple itu, seperti biasa ohm kembali melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Ya, bisa dibilang pekerjaan ohm ini termasuk "serabutan". semua hal ia lakukan untuk menyambung hidup bersama sang nenek.

Namun, sepertinya takdir baik tidak memihak pada ohm hari ini. Setelah membantu para tetangganya, ohm harus dikuatkan fakta bahwa sang nenek harus pergi untuk selama-lamanya.

Ternyata sang nenek telah mengidap penyakit berbahaya sejak lama. Ohm baru mengetahui jika selama ini sang nenek menderita kanker darah.

Rasa kesalnya juga semakin bertambah saat mengingat "lelaki dimpel" itu hanya mengatakan jika sang nenek kelelahan.

"Ohm, tenangkan dirimu ohm.."

"Bagaimana aku bisa tenang forth! Nenek ku meninggal!"

"Maafkan aku.. Tapi kau juga harus mengontrol dirimu, ohm. Nenek akan sedih melihatmu seperti ini hiks."

Ohm pun memeluk forth saat sadar sudah memarahinya.

Forth adalah teman masa kecilnya yang selalu menemani hari-hari ohm. Hanya forth yang mengerti bagaimana seorang ohm pawat, begitu pun sebaliknya.

Rasa bersalah, kecewa, tidak terima dan kesal menjadi satu. Setelah ia harus kehilangan kedua orangtuanya, kini ia juga harus merelakan kepergian sang nenek.

Sebenarnya apa yang salah dengan dirinya? Kenapa Tuhan menghukumnya terus menerus?

Ohm selalu menyalahkan dirinya sendiri karna menurutnya, nasib sialnya yang membuat takdir tidak selalu membaik.

"Aku yang bodoh forth hiks. Kenapa aku tidak tahu jika nenek memiliki penyakit sialan itu."

"Bukan salahmu ohm.. Bukan.." Forth menggeleng tak menyetujui.

"Salahku forth. Nenek tidak mau berobat karna aku hanya pekerja serabutan! Kau juga baca kan surat peninggalan nenek hiks."

"Nenek hanya tidak ingin membuatmu khawatir, ohm. Ku mohon berhenti menyalahkan dirimu hiks."

UNIVERSEKde žijí příběhy. Začni objevovat