3.2 Senyawa hidrida

450 43 0
                                    

Satu hal yang Sabrina syukuri dari keluarga ADHINATHA, yaitu kediamannya yang terletak di tengah-tengah danau

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Satu hal yang Sabrina syukuri dari keluarga ADHINATHA, yaitu kediamannya yang terletak di tengah-tengah danau. Sebab, danau belakang rumah merupakan tempat paling nyaman bagi gadis itu bila sedang mersa stres. Stres dalam hal apa pun, baik stres karena pelajaran maupun stres karena mendapat gangguan dari Razel dan Mamanya.

Malam ini Sabrina bolos bimbel hanya untuk datang ke danau itu. Langkahnya diam-diam keluar lewat pintu belakang parva domus 2, memanjat pohon yang bisa membantunya untuk sampai ke puncak dinding tembok setinggi 5 meter yang mengelilingi kediaman keluarga ADHINATHA, lalu untuk keluar dari sana dia turun menggunakan tangga besi yang memang sudah lama ada di situ.

Satu meter dari bibir danau, Sabrina langsung mendudukkan dirinya di atas rumput tanpa repot-repot menyiapkan alas apa pun. Dengan kedua telinga yang disumbat earphone, gadis itu terus memandang pantulan bintang yang tampak di permukaan danau yang tenang. Hingga lama-kelamaan Sabrina jadi melamun.

“Fikri, Aleo, dan Aleen. Jelas kisah lama bakal terulang kembali. Fikri yang jadi pemenangnya, Leo yang jadi sadboy-nya. Tapi dibanding Leo, kita berdua sama-sama tau kan, Sab? Kalau di kisah cinta klise itu, justru lo yang bakal jadi pihak paling tersakiti.”

Mata Sabrina lantas terpejam.

“Punggung lo nggak pa-pa, kan?”
“Nggak. Gue baik-baik aja.”
“Syukurlah lo baik-baik aja. Tapi Fikri, belajarnya tetap dilanjut, kan?”

Tanpa sadar gadis itu menggigit bibir bawahnya.

“... Belajar dari Aleen, buat dekatin Fikri lo harus jadi cewek nggak tau malu kayak dia.”

Lalu kedua tangannya mulai terkepal.

“Kenapa? Lo udah lama suka sama Fikri, kan?”

BANGSAT!

Sabrina melampiaskan emosinya dengan melempar kerikil ke tengah danau. Wajah gadis itu penuh raut kekesalan. Apa yang Razel tuduhkan itu sama sekali tidak benar. Sabrina tidak menyukai Fikri. Iya, dia tidak menyukai Fikri, itu tidak mungkin terjadi, dan tidak akan pernah terjadi, Sabrina yakin itu.

Kepala gadis itu kemudian menunduk, tenggelam di antara lututnya. Jujur, 2 tahun terakhir Sabrina berusaha meyakinkan dirinya dan menekankan bahwa perasaan yang ia miliki pada Fikri bukanlah rasa suka, melainkan hanya sebatas rasa tersentuh karena Fikri satu-satunya anggota keluarga ADHINATHA yang tidak menatapnya sebagai seorang anomali.

Meski Fikri memang hanya selalu menatapnya dengan tatapan datar, namun itu jauh lebih baik dibanding tatapan sinis sekaligus menghina yang selalu Sabrina dapatkan dari Razel dan Mamanya.

Itulah sebabnya Sabrina kadang tanpa sadar melayangkan tatapan penuh harap pada Fikri, karena tatapan datar Fikri setidaknya bisa membuatnya merasa normal. Jadi intinya, Sabrina hanya tersentuh pada pemuda itu bukan suka, iya kan?

RABIDUS FAMILIADonde viven las historias. Descúbrelo ahora