0.1 Razelle Roula

811 53 6
                                    

Wismana yakin putrinya pasti tidak paham dengan kata-kata yang ia lontarkan saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wismana yakin putrinya pasti tidak paham dengan kata-kata yang ia lontarkan saat ini. Karena remaja 16 tahun yang menatapnya dengan tatapan polos itu memang belum tau apa-apa. Belum tau seberapa kacau arti kalimat yang baru saja Papanya ucapkan, belum tau tekanan apa yang sedang menantinya di depan sana, belum tau betapa besar risiko yang akan ia hadapi setelah melintasi gerbang raksasa itu, belum tau bahwa setelah ini hidupnya akan berubah, dan pastinya ... dia memang belum tau apa itu keluarga ADHINATHA.

Keluarga ADHINATHA, Wismana tidak punya cukup kalimat untuk menggambarkan bagaimana keluarga itu. Hanya dengan mengatakan bahwa—keputusan untuk membawa Aleen masuk ke rumah ini bisa menjadi kesalahan besar—mungkin bisa memberi sedikit petunjuk kalau keluarga itu bukan keluarga biasa. Mereka memang luar biasa, reputasinya bagus dan finansialnya tidak main-main. Keturunannya juga rata-rata menjadi orang sukses karena didikannya diselingi dengan education yang lebih dari kata cukup—dalam artian berlebihan.

Sebenarnya menjadi bagian dari keluarga ADHINATHA tidaklah gratis, ada harga yang harus dibayar. Dan Wismana tau itu, tau betul bahwa putrinya harus membayar lunas marga ADHINATHA yang ia dapat setelah resmi masuk ke dalam lingkup keluarganya nanti. Harga yang tidak murah, seagung nama ADHINATHA, maka sebesar itu pula harga yang harus Aleen bayar. Tidak bisa ditampik jika sewaktu-waktu Aleen bisa saja tertekan. Ah, atau katakan saja suatu waktu Aleen pasti akan tertekan, karena memang begitulah risikonya. Namun Wismana punya alasan kuat mengapa ia berani membawa putrinya datang ke sini.

Dan sekuat alasan itu pula, keyakinan Wismana membuatnya tanpa rasa ragu menekan klakson mobilnya sebanyak dua kali. Lewat ekor matanya, Wismana dapat melihat Aleen tersentak begitu gerbang raksasa di hadapan mereka tiba-tiba terbelah dua hingga menciptakan gelombang suara yang cukup keras. Sambil melapalkan kalimat penguat dalam hati, Wismana mulai mengemudikan mobilnya melintasi gerbang itu.

Aleen, Papa tau kamu bisa.

Maka dari sinilah cerita RABIDUS FAMILIA dimulai.
Let's start ...

-

Bab 1 “Silsilah keluarga ADHINATHA

•••

Selain ucapan Papa yang sama sekali tidak bisa ia mengerti, Aleen juga merasakan ada hawa aneh yang menyelimuti tubuhnya setelah mobil Papa berhasil melintasi gerbang raksasa kediaman keluarga ADHINATHA, hawa aneh yang berhasil membuat amigdala mengaktifkan sistem saraf dan mengirim sinyal rangsangan ke area otak lain agar lebih waspada. Area otak itu termasuk hipocamus dan koteks prefrontal yang bekerja sama untuk memulai respon fight-or-flight hingga memerintahkan beberapa organ, seperti jantung, paru-paru, dan kelenjar adrenal, untuk bekerja lebih cepat. Dengan kata lain, hawa aneh itu membuat Aleen dihadapkan dengan rasa takut.

RABIDUS FAMILIAWhere stories live. Discover now